tag:blogger.com,1999:blog-21786209113683929052024-02-08T10:53:18.613+07:00Dunia Hitam 18+Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.comBlogger128125tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-77668902161308019282018-08-04T20:32:00.003+07:002018-08-04T20:32:54.322+07:00CARA MUDAH BERMAIN DAN MENANG DI SENTA POKER...!!!<h2 style="text-align: center;">
<b><u><span style="font-size: x-large;">CARA MUDAH BERMAIN DAN MENANG DI <span style="color: #cc0000;">SENTA POKER</span>...!!!</span></u></b></h2>
<div>
<b><u><span style="font-size: x-large;"><br /></span></u></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL8RNqVg5NZ3Z7vevf7StQzafKQy5kxfB61AL2pdPMEuhr5xYl3thzAl1djt0yupyVOWaMWcMrB35g1hTnDcEgN0PXtSZXi2_UjRv6qGqimVbsvqe0j-DXrAlQMF5sYojA4GLCvqQLGvGI/s1600/XjriLxj.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="493" data-original-width="1000" height="314" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL8RNqVg5NZ3Z7vevf7StQzafKQy5kxfB61AL2pdPMEuhr5xYl3thzAl1djt0yupyVOWaMWcMrB35g1hTnDcEgN0PXtSZXi2_UjRv6qGqimVbsvqe0j-DXrAlQMF5sYojA4GLCvqQLGvGI/s640/XjriLxj.png" width="640" /></a></div>
<div>
<b><u><span style="font-size: x-large;"><br /></span></u></b></div>
<div>
<span style="background-color: white; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Tips Bermain Poker Online, orang-orang banyak memainkan judi poker tentunya ingin menang dalam permainan judi tersebut. Misalnya anda mempunyai kartu 2 pair ada kemungkinan bisa memainkan permainan tersebut. Dengan bernafsu untuk menang maka akan menganggap kartu yang didapatkan dari hasil keberuntungan. Misalnya anda mendapatkan kartu pair As, dari 2 kartu yang didapatkan pada putaran pertama, otomatis dalam benak anda, akan memenangkan permainan tersebut, tapi belum tentu anda menang. Hal-hal tersebut bukanlah suatu teknik dalam bermain judi poker. Coba anda perhatikan setiap jumlah uang yang player lain taruhkan dan perhatikan dari setiap gertakan yang di taruhkan oleh player lain, tentunya anda kalah besar, karena player lain mungkin memiliki kartu straight. Banyak orang mencari cara untuk menang dalam permainan poker. Bermain poker dengan tujuan menang adalah sebagai berikut :</span></div>
<div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
1. Waktu, waktu sangat berperan penting dalam berbisnis judi poker. Anda butuh waktu misalnya minimal 5 kali putaran untuk bisa menghitung kemenangan anda. Anda jangan berharap ingin menang dalam satu kali putaran permainan. Butuh kesabaran dalam bermain judi poker.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
2. Modal, yang namanya judi tentunya harus ada modal. Mau menang gimana kalau anda tidak punya modal. Minimal anda harus bermodal ratusan ribu. Semakin banyak meja yang anda duduki maka semakin besar peluang anda untuk menang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
3. Bandar judi, Ketika anda mulai menaikan taruhan tentunya uang tersebut akan jatuh ke tangan bandar yang ada di tengah meja. Anda harus pandai memprediksi kartu yang akan keluar, seperti kartu pair, 2 pair, Straight, dan full house. Semakin banyak anda memasang taruhan yang besar bila mendapat kartu bagus maka anda akan mendapatkan peluang kemenangan yang besar pula.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
4. Keberanian, seorang pemain judi harus mempunyai jiwa pemberani. Jika anda tidak berani dalam gertakan taruhan lawan karena takut kalah berarti anda sudah kalah dari keberanian. Anda harus berani dengan modal yang anda punya. Semakin berani anda dalam mengambil resiko maka akan semakin besar peluang kemenangan yang anda dapatkan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
5. Kemampuan mengkombinasikan kartu, anda harus memanfaatkan strategi yang anda punya dalam bermain poker. Jangan memanfaatkan faktor LUCK, seperti menginginkan kartu bagus terus, dan lain-lainnya. Di dalam permainan poker ada yang namanya peluang. Anda harus pintar dalam memainkan kartu ditangan dengan yang ada dimeja dan gertakan dalam taruhan sehingga player lain akan takut anda mempunyai kartu yang bagus, padahal kartu anda tidak bagus. Banyak sekali permainan kartu poker, seperti Bandar Q, Adu Q, Capsa, Domino, Super10 dan OMAHA.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Cara Bermain Poker yang Pintar<br />Permainan poker merupakan suatu permainan yang banyak trik untuk mendapatkan kemenangan. Berbagai cara bermain poker yang pintar adalah sebagai berikut :</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
1. Prediksi Kartu Poker<br />Jika anda ingin menang maka anda harus memprediksi yang akan keluar selanjutnya. Jika prediksi anda lemah maka anda harus melihat prediksi kartu player lain. Anda harus mempelajari statistik kartu dalam permainan poker tersebut dan cocokan kartu yang ada di meja tersebut dengan kartu anda maka akan mendapatkan kartu yang berpeluang untuk menang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
2. Poker Online<br />poker online lebih menarik untuk dimainkan. Sekarang poker online banyak diminati oleh masyarakat Indonesia karena bermain lebih terpercaya, mudah dilakukan dimanapun anda mau, karena memakai aplikasi smartphone dan pc.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
3. Bermain Di Jenis Permainan yang Disukai<br />Permainan poker itu ada banyak sekali jenis permainan nya. Anda harus pilih salah 1 jenis permainan yang menurut anda permainan tersebut seru dan suka untung dalam permainan tersebut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
4. Ambil Hadiah<br />Ketika anda mendapatkan kemenangan tentunya anda akan mendapatkan uang tergantung taruhan yang anda dan player lain pasang. Anda bisa menabung hasil kemenangan anda untuk dijadikan modal lagi kedepannya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiozHk1XU7BFPFC4eNKv5JXIde-RlWf4uV8hCIhEUyxBjUjAXf6DastGSxA0g5rEpYOPgmuP6OQDvQX3hi1L8DKbp00bmgjEFOtpJNsSzPFlqFEC6hW_G8Irt7Xsw9WGQGNRAMv1tBCyARC/s1600/ltdZNyw.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="800" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiozHk1XU7BFPFC4eNKv5JXIde-RlWf4uV8hCIhEUyxBjUjAXf6DastGSxA0g5rEpYOPgmuP6OQDvQX3hi1L8DKbp00bmgjEFOtpJNsSzPFlqFEC6hW_G8Irt7Xsw9WGQGNRAMv1tBCyARC/s640/ltdZNyw.png" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://sentapoker.com/">Poker Online Terpercaya</a><br /><a href="http://sentapoker.com/">Klik Disini...!!!</a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwoM6b04gX1fwHZa4br6Iqof3zRsb8G_VjBdNcNUbOsyM0IU3MXq7d-QLoLKxivPb2Wrwj4Zj6mozqP3cECLmUCF9rsWLcBSRyiEe66xPZXl7aLDuwM9w_QvCCITtljNO-sLOKDIBfULoR/s1600/818587d07c881ddf5493e02dd02588e5.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="606" data-original-width="375" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwoM6b04gX1fwHZa4br6Iqof3zRsb8G_VjBdNcNUbOsyM0IU3MXq7d-QLoLKxivPb2Wrwj4Zj6mozqP3cECLmUCF9rsWLcBSRyiEe66xPZXl7aLDuwM9w_QvCCITtljNO-sLOKDIBfULoR/s400/818587d07c881ddf5493e02dd02588e5.png" width="247" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<b><a href="http://sentapoker.net/register.php">FREE CHIPS Rp 10.000,-</a></b></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</div>
<div>
<b><u><span style="font-size: x-large;"><br /></span></u></b></div>
<div>
<b><u><span style="font-size: x-large;"><br /></span></u></b></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-16485380936147912332018-07-05T07:54:00.000+07:002018-07-05T07:54:03.872+07:00CERITA SEX - DI PERKOSA MAMAH MUDA<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><u>DI PERKOSA MAMAH MUDA</u></span></h2>
<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.net/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Di depan rumahku tinggallah pasangan muda suami istri yang telah memiliki seorang putra berusia 4 tahun yang diasuh oleh seorang pembantu yang datang jam 7 pagi pulang jam 4 sore. Tetanggaku ini adalah seorang wiraswasta bidang percetakan sedangkan istrinya adalah karyawati di sebuah instansi.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEgXFiSCaapnNyi2dOtett6xJLv-xA4DRT_eKQYAjOfOZ0nr5zGDyXWVoyIjlYoKhZuxEPfOezQx7DUeIvabUoL-jmf1fgJts9eD3a4XNFxwRyRKU41j_5ytuS7I2kE73DsNfdDA1d5a3S/s1600/hqdefault+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="360" data-original-width="271" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEgXFiSCaapnNyi2dOtett6xJLv-xA4DRT_eKQYAjOfOZ0nr5zGDyXWVoyIjlYoKhZuxEPfOezQx7DUeIvabUoL-jmf1fgJts9eD3a4XNFxwRyRKU41j_5ytuS7I2kE73DsNfdDA1d5a3S/s640/hqdefault+%25282%2529.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></b></span></div>
<br />
<br />
Dari cerita yang pernah mereka ucapkan, dulu mereka pernah mengikuti suatu aliran yang sangat fanatik, itulah sebabnya istri tetanggaku ini selalu mengenakan jilbab lebar yang selalu menutupi kepala dan dadanya dan juga selalu mengenakan pakaian longgar yang panjang sampai ke mata kaki.<br />
<br />
Dari cerita istriku, kuketahui bahwa sang istri sangat memperhatikan masalah hubungan suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Hal ini karena istri tetanggaku ini merupakan pelanggan tetap istriku dalam membeli jamu dari Madura, terutama jamu yang berhubungan dengan hubungan suami istri seperti “sari rapet”, “Pria perkasa” ataupun jamu lainnya yang selalu berhubungan dengan hubungan suami istri.<br />
<br />
Walaupun selalu mengenakan jilbab lebar, tetap saja tidak bisa menutupi kecantikan, keanggunan dan putihnya kulit istri tetanggaku ini, sehingga aku sering membayangkan bagaimana keadaan tubuhnya bila tidak mengenakan busana, pastilah sangat seksi dan sangat menggairahkan.<br />
<br />
Disamping sebagai seorang wiraswasta, tetanggaku ini aktif di sebuah LSM yang memperhatikan perkembangan perekonomian masyarakat. Karena persaingan bisnis yang semakin ketat, akhirnya usaha tetanggaku ini bangkrut, dan akhirnya ia lebih memfokuskan diri untuk mengeluti LSM yang ia ikuti. Dan ternyata di LSM yang digelutinya ini, ia mendapatkan kepercayaan untuk mengawasi pencairan dana masyarakat di luar kota dengan honor yang lumayan untuk menghidupi keluarganya. Sehingga ia harus kerja di luar kota dan seminggu sekali baru pulang ke rumah.<br />
<br />
Pada suatu hari istriku berkata bahwa komputer tetanggaku bermasalah dan minta tolong padaku untuk segera memperbaikinya, sebab tidak mungkin harus menunggu suaminya pulang dan lagi pula banyak pekerjaan mendesak yang harus dikerjakannya. Dan katanyanya walaupun ia sedang ada dikantor, aku dipersilahkan untuk memperbaiki komputer di siang hari, sebab ada pengasuh anaknya di rumah.<br />
<br />
Obsesiku terhadap istri tetanggaku ini seperti mendapat peluang. Aku menyanggupi untuk memperbaiki komputernya.<br />
<br />
“besok akan ku kerjakan..” kataku pada istriku.<br />
<br />
Keesokan harinya sebelum aku ke rumah tetanggaku, aku persiapkan beberapa spy cam (“Kamera pengintai”) ukuran kecil tanpa kabel yang aku hubungkan ke komputerku.<br />
<br />
Ternyata sistem operasi komputer tetanggaku ini bermasalah, maka harus ku install ulang supaya normal kembali. Pada saat penginstallan sedang berlangsung, aku menanti pengasuh tetanggaku ini lengah atau keluar memberi makan asuhannya. Saat pengasuh anak tersebut keluar, maka kugunakan kesempatan ini untuk masuk ke kamar tetanggaku dan meletakkan 2 buah spy cam ditempat yang tepat dan tersembunyi yang bisa menangkap aktivitas tempat tidur dan sekitarnya.<br />
<br />
Setelah perbaikan sistem operasi komputer tetanggaku selesai, aku segera pulang dan menyalakan komputer untuk mengetes apakah spy cam yang aku letakkan berfungsi dengan baik. Dan ternyata alat kecil memang benar-benar canggih, selain bentuknya kecil dan tanpa kabel, ternyata daya tangkap gambarnya pun nyaris sempurna dan yang lebih canggihnya lagi adalah kemampuannya melakukan zoom.<br />
<br />
Mulailah pada jam-jam tertentu aku memantau keadaan kamar tersebut. Dari hasil pantauan tersebut, tedapat beberapa moment yang aku rekam, diantaranya merekam tubuhnya yang sedang telanjang bulat dan berlenggang lenggok didepan cermin sehabis mandi, merekam kegiatan dirinya yang sedang terangsang di malam hari pada saat suaminya di luar kota, bahkan sempat ku rekam bagaimana ganasnya ia di tempat tidur pada saat suaminya pulang dari luar kota.<br />
<br />
Rupanya dibalik keanggunan dan kealiman penampilan luar istri tetanggaku ini, ternyata dalam berhubungan suami istri dia sangat ganas dan binal membuat suaminya kewalahan, dan sering kali terlihat dia masih bernafsu tetapi suaminya sudah ambruk dan akhirnya dia hanya bisa gelisah tidak bisa diam melihat suaminya tidur kecapaian.<br />
<br />
Akhir-akhir ini kesibukan tetanggaku ini semakin padat, sehingga jadwal kepulangannya menjadi tak menentu, terkadang dua minggu sekali bahkan pernah sampai dua bulan baru pulang. Bahkan pernah secara bercanda istri tetanggaku ini berkata pada istriku :<br />
<br />
“Bu…, saya mah jablay…(jarang dibelai maksudnya) “<br />
<br />
“Kenapa gitu ?” tanya istriku pada.<br />
<br />
“Habis si Bapak jarang pulang, dan kalo pulangpun hanya satu malam setelah itu pergi lagi.. Saya mah punya suami… tapi jarang sekali bermesraan “ katanya dengan nada sedih.<br />
<br />
Pada suatu hari, istriku cerita padaku bahwa pada tadi siang ketika istriku bertamu ke tetanggaku, dia melihat istri tetanggaku sedang menangis. Dan ketika ditanya mengapa, istri tetanggaku menjawab terisak “Si Bapak, tadi malam pulang, tapi belum ngapa-ngapain dia sudah pergi lagi dengan temannya malam itu juga dan sampai sekarang belum pulang. Padahal saya lagi pingin-pinginnya..”<br />
<br />
Mendengar cerita istriku, aku menjadi tergoda untuk mengisi kekosongan kasih sayang ini. Tapi bagaimana caranya? dan tak mungkin aku dapat menggoda seorang istri yang selalu taat menjalankan perintah agama. Apalagi dia selalu mengenakan jilbab dan tidak pernah memberi kesempatan kepada bukan muhrimnya untuk berbicara bebas dengannya.<br />
<br />
Akhirnya aku punya ide untuk mengancamnya akan menyebarkan video rekaman dirinya yang sedang telanjang dan yang sedang berhubungan dengan suaminya. Rekaman tersebut aku simpan di CD.<br />
<br />
Pada malam hari ketika istriku sudah tidur, kuletakkan CD rekaman tersebut di depan pintunya dan kuhubungi HP istri tetanggaku ini dari HP-ku dengan menggunakan nomor yang baru kubeli siang tadi<br />
<br />
“Bu…, Coba ibu buka pintu depan dan ambil amplop yang tersimpan dibawah pintu, sekarang..! Isinya adalah CD berisi video rekaman yang harus ibu tonton di komputer” kataku memerintah tanpa memberi kesempatan padanya untuk bertanya siapa yang menelepon.<br />
<br />
Aku mengintip dari dalam rumahku, tak lama kemudian aku melihat pintu depannya terbuka, kemudian dia keluar dengan jilbab lebar dan baju longgar yang biasa dikenakan kemudian melihat keadaan sekitarnya, lalu setelah yakin tidak ada seorangpun, lalu dia melihat ke bawah dan mengambil amplop yang aku simpan dan dengan tergesa-gesa pintu itupun dia tutup kembali.<br />
<br />
Kira-kira setengah jam kemudian, HP-ku bunyi dan setelah kulihat ternyata istri tetanggaku menghubungiku. Begitu aku tekan tombol terima, langsung terdengar suara serak seperti orang yang sangat marah tapi tak berdaya<br />
<br />
“Anda siapa ? Dan apa maksudnya memperlihatkan video ini pada saya ? “ tanyanya.<br />
<br />
“Saya hanyalah seorang penggemar berat ibu. Dan saya ingin semua orang tahu bahwa tubuh ibu sangat menggairahkan dan ibu sangat binal dan ganas di tempat tidur” jawabku santai.<br />
<br />
“Apa maksudnya…?” katanya dengan nafas yang mulai tersekat<br />
<br />
“Akan saya perbanyak CD ini dan akan saya bagikan ke setiap rumah di lingkungan ini, juga akan kirim ke internet agar orang sedunia tahu apa dan bagaimana ibu. “ jawabku masih dengan nada santai dan kalem.<br />
<br />
“Ja…jangan…jangan…!” potongnya mulai gugup.<br />
<br />
“Apa yang sebenarnya kamu inginkan…, mau uang…? Berapa…?” katanya memelas dan suara melemah.<br />
<br />
“Saya nggak mau uang…” jawabku<br />
<br />
“Lalu apa..?” susulnya<br />
<br />
“Saya hanya ingin bisa menikmati tubuh ibu yang sangat menggairah…” kataku menggodanya.<br />
<br />
“Tidak mungkin …..Aku nggak sudi….”<br />
<br />
“Ya…nggak apa-apa.. Tapi ibu jangan kaget kalau esok hari semua tetangga akan ribut karena memiliki rekaman tersebut..” jawabku mengancam<br />
<br />
“jangan…jangan dilakukan ….tolonglah kasihani saya…” katanya lagi memelas<br />
<br />
“Tidak akan saya lakukan…asal ibu memenuhi keinginan saya” kataku lagi.<br />
<br />
Lama dia tidak menjawab…<br />
<br />
Dan akhirnya…<br />
<br />
“Baiklah… saya menyerah…, tapi kumohon…. Kamu harus menghapus semua rekaman ini “ katanya dengan nada yang sangat berat dan pasrah karena kalah<br />
<br />
“Baiklah…, sekarang ibu harus membuka pintu depan, kemudian ibu harus menunggu saya di kamar ibu. Kalu tidak ibu lakukan maka saya tidak akan datang” jawabku memberikan perintah.<br />
<br />
Tak lama kemudian, kulihat pintu depan terbuka sedikit dan beberapa menit kemudian kulihat dimonitor bahwa dia telah ada di dalam kamar dan duduk gelisah diatas kasur menunggu apa yang akan terjadi.<br />
<br />
Kumatikan komputerku dan aku keluar rumah secara mengendap-ngendap menuju rumah tetanggaku melalui pintu depan yang terbuka, kemudian kututup dan kukunci. Lalu dengan perasaan deg-degan aku menghampiri kamarnya kubuka pintunya dan kututup kembali serta kukunci. Begitu melihatku dia langsung berdiri dan berkata kaget dan marah<br />
<br />
“Ohh..ternyata bapak..! Kenapa bapak melakukan ini padaku. Apa bapak tak takut kalau saya laporkan ke istri bapak ?” Ancamnya<br />
<br />
“Laporkan saja dan saya akan menyebarkan rekaman itu. Yang paling rugi kan bukan saya, tapi ibu sendiri ?” jawabku menekannya<br />
<br />
“Jadi gimana ? mau batal ?” sambil aku membalikkan badan seolah-olah akan keluar kamar.<br />
<br />
“Jangan…saya menyerah…” katanya pelan dan terisak meneteskan air mata.<br />
<br />
“Baiklah kalau begitu…” kataku sambil menghampirinya.<br />
<br />
Dia duduk mematung di pinggir tempat tidur ketika kuhampiri. Aku duduk disampingnya, dia menggeserkan badannya seperti yang ketakutan, tapi aku menahannya sambil berkata<br />
<br />
“Ingat, jika ibu tidak melayaniku malam ini, maka ancamanku akan kulaksanakan !” kataku mengancam. Akhirnya dia diam dengan badan menggigil ketakutan dan mata yang terpejam.<br />
<br />
Tangan kananku memeluknya dari belakang. Kudekatkan wajahku ke wajahnya. Dia masih memejamkan matanya. Ohhh betapa cantik wajahnya, bibirnya yang tipis dan basah menggodaku untuk menciumnya<br />
<br />
Dia diam saja mematung, bahkan badannya terasa sangat dingin. Tapi aku tak peduli, aku terus mengulum bibirnya yang tertutup rapat dan terkadang lidahku menjilati bibirnya. Dia mulai bereaksi tapi hanya sekilas setelah itu dia tetap diam sambil memejamkan mata.<br />
<br />
Tanganku membuka jilbab lebar yang ia kenakan dan melemparkannya ke lantai, maka tampaklah rambut indah dengan leher jenjang merangsang menopang wajahnya yang terlihat sangat cantik dan menggemaskan, walaupun dengan mata terpejam dan ekspresi wajah yang tegang.<br />
<br />
Bibirku mulai menciumi dagu, pipi, dan seputar lehernya yang sangat merangsang, beberapa kali kurasakan ada reaksi dari dirinya dengan keluarnya keluhan dari mulutnya.<br />
<br />
“Euh….euh….”<br />
<br />
Hanya segitu, lalu dia diam lagi seperti sedang bertahan untuk tidak tergoda atas rangsangan yang kulakukan pada dirinya. Lalu tanganku menarik seleting baju panjang yang terdapat dipunggungnya dan bajunya kutarik ke bawah, tampaklah tubuh putih mulus yang harum dengan buah dada yang montok terhalang oleh BH yang masih menahannya agar tidak tumpah. Kutarik pengait BH hingga BH tersebut terlepas dan kulemparkan ke lantai, maka tampaklah buah dada yang benar-benar montok menggairahkan tergantung bebas dihadapanku.<br />
<br />
Badannya semakin kaku, kudorong paksa agar dia berbaring di kasur, lalu dengan tergesa-gesa karena bernafsu tanganku mulai meremas buahdada indah tersebut yang kiri dan kanan secara bergantian.<br />
<br />
Ouh… betapa mengasyikkan dan puasnya dapat mempermainkan buah dada dari seorang wanita yang biasanya tertutup baju longgar dan jilbab yang lebar. Mulutku mulai menjilati dan menciumi seluruh permukaan kulis halus di sekujur tubuh terbukanya. Terkadang disertai dengan kecupan serta hisapan yang mengasyikan. Dan akhirnya bibirku menuju buah dadanya . Buah dada sekal dan montok itu aku hisap dan gigit-gigit gemas penuh nafsu, kemudian aku kebagian puting susunya yang sudah mulai tegak menantang. Kupilin-pilin dengan bibir dan lidahku..<br />
<br />
“Ouh…ouh…euh…..euh… ssstt…hhhssstttt…” Erangan halus dan desis nikmat keluar dari mulutnya tanpa disadarinya<br />
<br />
Tapi segera diam kembali setelah dia menyadarinya apa yang sedang terjadi. Tampak sekali terjadi pergulatan batin yang sangat hebat antara mempertahankan harga diri dan kehormatan melawan gairah nafsu yang sudah mulai bangkit mempengaruhinya. Hal ini tampak dari gerakan tubuhnya mulai menggelinjang dan merespon setiap sentuhan dan rangsangan yang kuberikan padanya. Peperangan antara rasa terhina dan rasa nikmat yang ia terima demikian hebatnya sehingga tampak dari keringat yang mulai bercucuran dari tubuhnya.<br />
<br />
Badan dan tubuhnya sangat menikmati rangsangan yang kuberikan tetapi pikirannya melarang untuk merespon, sehingga reaksi yang diberikan menjadi tidak konstan, terkadang melenguh menikmati dan terkadang lagi diam mematung tidak memberikan respon atas rangsangan yang kuberikan padanya. Tapi aku terus memberikan rangsangan-rangsangan kenikmatan padanya dengan terus memilin dan meremas buah dadanya yang indah.<br />
<br />
Usahaku memberikan hasil. Dia menjadi lebih sering mendesah dan melenguh menahan nikmat yang dirasakan, walaupun dengan malu-malu sambil tetap berusaha menjaga harga dirinya agar tidak jatuh dihadapanku.<br />
<br />
“Ouh… oohh…ouh….” Erangan nikmatnya menjadi lebih sering kudengar.<br />
<br />
Kedua tangannya mencengkram kasur dengan sangat kuat hingga urat-urat halus tangannya menonjol menandakan bahwa dia sedang dilanda kenikmatan dan rangsangan birahi yang teramat sangat.<br />
<br />
Aku mulai menanggalkan baju longgarnya dari tubuhnya dan menjatuhkannya kelantai. Mataku nanar diliputi nafsu yang semakin menggebu melihat tubuh bugil merangsang di hadapanku yang hanya menyisakan CD yang menghalangi keindahan vaginanya. Lalu kutanggalkan CD yang menghalangi pemandangan indah ini. Dan…. Terpampanglah tubuh telanjang yang benar-benar indah membangkitkan gelora birahi yang semakin tak tertahankan. Penisku semakin tegang melihat pemandangan itu<br />
<br />
Tanpa membuang waktu, aku menciumi kedua paha indah yang putih, mulus serta harum ini. Kugunakan lidahku untuk mengulas semua permukaan paha baik yang kiri maupun yang kanan secara bergantian.<br />
<br />
Erangannya menjadi semakin nyaring dan sering<br />
<br />
“Ouh…ohhh…Pak…ouh….ouh…” rupanya rasa malu dan marahnya sudah semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan.<br />
<br />
Bibir dan lidahku, lalu naik keatas kebagian selangkangannya yang menjanjikan berjuta-juta kenikmatan. Vagina itu begitu indah dikelilingi oleh rimbunnya jembut hitam nan halus. Kujilati jembut indah itu. Dia mengerang keras….<br />
<br />
”Aaahh….ohhh”<br />
<br />
Badannya mulai bergetar seperti dialiri listrik, mulutnya ternganga dengan nafas seperti tertahan, lalu<br />
<br />
“Aahhh…ouh….ouh…” erangannya semakin keras menandakan bahwa harga dirinya semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan<br />
<br />
Kusibakkan bibir vagina yang menutupi liang vagina indahnya, terlihatlah lorong sempit memerah yang basah berlendir. Lidahku terjulur untuk mengkait-kait lorong itu. Badannya semakin bergetar dan erangannya sudah berganti menjadi jeritan-jeritan tertahan.<br />
<br />
“Aahh….Aahhh….Ouhh…nikmat…ouh….” mulutnya mulai meracau.<br />
<br />
Jempol tangan kananku tak diam, kugunakan untuk menekan dan memutar-mutar klentitnya yang semakin menonjol keras. Gerakannya sudah semakin menggila dan tangannya sudah tak malu-malu lagi mengusap dan menekan-nekan kepalaku agar lebih dalam memasukkkan lidahku kedalam liang vaginanya kurasakan semakin berkedut.<br />
<br />
“Aahh…aahhh… ouh…. Pak….ouh…..terusssss…ouh…” jeritannya semakin keras, pantatnya semakin maju menekan wajahku…<br />
<br />
Akhirnya dengan tak sabar kedua kakinya dia naikkan keatas pundakku dan menjepit leherku dengan keras sambil melonjak-lonjak tak karuan dan menjerit-jerit menjemput nikmat yang bertubi-tubi datang padanya hingga akhirnya ia menjerit panjang<br />
<br />
“Aaaaaaahhhhh…………….” Badannya melenting, pantatnya terangkat dan tangannya mencengkram kaku di kepalaku serta kakinya semakin keras menjepitku seperti tang raksasa .<br />
<br />
Lalu beberapa detik kemudian pantatnya berkedut-kedut dan liang vaginanya berkontraksi sangat hebat dan melamuri lidahku dengan cairan kenikmatan.<br />
<br />
Dan setelah itu badannya terhempas ke kasur, cengkraman tangannya dikepalaku melemah demikian juga dengan jepitan kakinya di leherku. Setelah itu yang kudengar adalah helaan nafas yang tersengal-sengal seperti orang baru selesai melakukan lari sprint 100 meter.<br />
<br />
Tanpa dia kehendaki, istri tetanggaku ini telah mengalami orgasme yang sangat hebat yang aku berikan dalam sesi pemanasan ini.<br />
<br />
Aku berdiri dipinggir kasur, kuperhatikan bahwa matanya terbuka dengan pandangan yang menggambarkan orang yang baru saja mendapatkan kenikmatan orgasme.<br />
<br />
“Bagaimana bu ? Enak khan..?” tanyaku menggodanya<br />
<br />
Dia hanya diam dan membuang muka, tapi dari wajahnya, kutahu dia tidak menampik dengan apa yang kuucapkan padanya. Dia hanya membuang muka…. malu….<br />
<br />
Aku mulai menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan. Kini akupun sudah telanjang bulat. Aku naik ke tempat tidur dan merangkak menghampiri dirinya, sambil berbisik<br />
<br />
“Sudahlah..Bu…, tak perlu malu…., nikmati saja…. Apalagi yang Ibu pertahankan dariku ? Semua bagian tubuh Ibu yang paling rahasiapun sudah aku jelajahi , bahkan Ibu sudah mendapatkan puncak kenikmatan orgasme yang akhir-akhir ini jarang Ibu dapatkan…” Kataku mempengaruhi pendiriannya , sambil kembali merangsang dirinya dengan memberikan ciuman hangat pada bibirnya dan meremas buah dadanya yang tak membosankan untuk diremas dan dipilin-pilin.<br />
<br />
Rupanya kata-kataku mempengaruhi pendiriannya sehingga akhirnya dia membalas ciumanku dengan sangat ganas dan bernafsu ditambah lagi bahwa dirinya memang sudah terbakar nafsu berahi setelah sekian lama aku berikan rangsangan-rangsangan yang mengantarnya mencapai orgasme yang sangat hebat.<br />
<br />
Ciumannya padaku semakin panas dan menggairahkan, bahkan tangannya sudah berani meremas dan mengocok penisku yang sudah sangat tegang. Akhirnya badannku kuputar 180 derajat sehingga kepalaku yang berada di atas menghadap vaginanya dan wajahnya yang berada di bawah menghadap penisku.<br />
<br />
Kurengkuh pantatnya yang montok lalu kembali lidah dan bibirku mempermainkan vaginanya sekali lagi dengan cara yang berbeda. Kembali dia melenguh..<br />
<br />
“Ouh….ouh…..Aku tak tahan…aku tak tahan…Ouhhh” erangnya.<br />
<br />
Tak kupedulikan erangannya, aku terus menjilati dan menghisap vaginanya dan terkadang aku tusukkan lidahku kedalam liang vaginanya yang beraroma khas. Gerakan pantatnya semakin menjadi. Dan tiba-tiba aku merasa bibirnya mulai melumat penisku dengan penuh nafsu.<br />
<br />
Aku…melayang…dengan apa yang dia lakukan sehingga bibir dan lidahku diam bekerja…. Jilatan dan hisapan pada penisku semakin bervariasi<br />
<br />
“Ouhh….” Akupun melenguh nikmat..<br />
<br />
Aku takut. Bahwa pertahannanku akan bobol, maka aku konsentrasikan mengoral kembali vaginanya dengan ganas dan cepat. Dia menjerit…<br />
<br />
“Aaah…pak…aku tak tahan……aku tak tahan.. masukkan…. Sekarang auh…”<br />
<br />
Tak kupedulikan permintaannya, aku semakin bersemangat mengoral vagina indah ini. Tiba-tiba badannya menghentak menggulingkan tubuhku kemudian dia bangun , memutarkan badannya , kemudian dalam posisi menungging dia mengarahkan penisku yang sedang berdiri tegak ke arah liang vaginanya yang sudah sangat basah, lalu menekan pantatnya ke bawah dan…<br />
<br />
Blessshh….Penisku mulai memasuki liang vaginanya perlahan-lahan. Mataku nanar berkunang-kunang merasakan kenikmatan yang sukar ‘tuk dibayangkan. Perlahan-lahan pantatnya mulai turun naik, sementara kedua tangannya merengkuh pundakku dari belakang sambil bibirnya dengan penuh nafsu menciumi dan menghisap bibirku.<br />
<br />
Gerakan pantatnya semakin cepat, kepala sudah mulai terdongak sambil mengeluarkan nafas mendengus seperti orang orang yang sedang ‘pushup’<br />
<br />
“Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Mataku terbeliak-beliak menahan nikmat yang tak terperi<br />
<br />
Merasa kakinya kurang nyaman, akhirnya istri tetanggaku meluruskan kakinya sehingga dia telungkup menindih tubuhku. Tangannya masih meraih pundakku sebagai pegangan dan buah dadanya ditempelkan pada dadaku. Kemudian kembali memaju mundurkan pantatnya agar vaginanya dapat bergesekan dengan penisku dan penisku dapat keluar masuk hingga sampai ke pangkalnya.<br />
<br />
Gerakannya semakin cepat, kedua kakinya mulai kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu<br />
<br />
“ Ouh…hekss….heks…heks…”<br />
<br />
Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang<br />
<br />
“Aaaaaahhhhkkkks……….”<br />
<br />
Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…<br />
<br />
”Ouhhhhhh…”<br />
<br />
Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.<br />
<br />
“ohh….” Keluhku.<br />
<br />
Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya ambruk menindih tubuhku<br />
<br />
Cukup lama dia menikmati sensasi orgasme sambil telungkup lemas diatas tubuhku. Kemudian mata terbuka menatapku sambil berkata<br />
<br />
“Sudah sangat lama ..aku tak merasakan sensasi orgasme yang demikian nikmat…makasih pak ! “ katanya sambil mengecup bibirku. Sudah hilang rasa malu dan marahnya padaku.<br />
<br />
Aku hanya tersenyum manis padanya sambil membalas kecupannya dengan menghisap bibirnya dalam-dalam.<br />
<br />
Kedua tanganku memeluknya dan meletakkan telapak tanganku pada kedua pundaknya yang masih telungkup menindih tubuhku. Lalu pantatku, kugerakan keatas dan kebawah sambil kedua tanganku menarik pundaknya kebawah membuat penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina dan memberikan kenikmatan padaku dan padanya. Penisku dengan lancar keluar masuk liang vaginanya yang masih tetap sempit menjepit dan meremas-remas penisku dengan ketat. Sensasi kenikmatan mulai kembali menjalari seluruh urat syarafku dan akupun mulai mendengus nikmat<br />
<br />
“Ouhhh…ouhh…”<br />
<br />
Akibat gerakanku ini, membangkitkan kembali gairahnya yang baru saja mendapatkan orgasme dan gesekan-gesekan ini memberikan kenikmatan-kenikmatan padanya sehingga akhirnya pantatnya kembali bergerak maju mundur dan keatas kebawah meraih kenikmatan yang lebih.<br />
<br />
Dia kembali memompakan tubuhnya diatas tubuhku, dan gerakannya makin lama semakin cepat dan kembali erangan nikmat nya yang khas keluar dari mulutnya<br />
<br />
“Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Dan kembali mataku terbeliak-beliak menahan nikmat.<br />
<br />
Gerakannya semakin cepat, dan tak lama kemudian kembali kedua kakinya kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu<br />
<br />
“ Ouh…hekss….heks…heks…”<br />
<br />
Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang<br />
<br />
“Aaaaaahhhhkkkks……….”<br />
<br />
Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…<br />
<br />
”Ouhhhhhh…”<br />
<br />
Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh kembali menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.<br />
<br />
“ohh….” Keluhku.<br />
<br />
Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya kembali ambruk menindih tubuhku untuk kesekian kalinya.<br />
<br />
Pencapaian orgasme yang ia dapatkan di atas tubuhku, terus dilakukannya berulang-ulang, hingga akhirnya untuk yang kesekian kalinya dia benar-benar ambruk diatas tubuhku dan tidak bisa bergerak lagi karena kehabisan tenaga.<br />
<br />
Dia menggelosorkan tubuhnya disamping tubuhku, sambil berbaring miring saling berhadapan dan berpelukan. Dia berkata padaku dengan tersengal-sengal kehabisan napas<br />
<br />
“Pak …aku sangat lelah… namun sangat puas…..tapi kepuasanku belum sempurna kalau vaginaku belum disemprot oleh ini..” katanya sambil meraih penisku yang masih tegang menantang.<br />
<br />
Luar biasa besar nafsu sex yang dimiliki istri tetanggaku yang berjilbab lebar ini. Apakah karena dia memang jarang mendapatkan nafkah batin dari suaminya yang jarang pulang, atau seperti dugaanku bahwa dia memiliki nafsu yang sangat besar karena buktinya dia sering membeli jamu-jamu kuat pada istriku.<br />
<br />
Aku yang belum mencapai puncak, tidak ingin berlama-lama istirahat takut nafsuku surut dan penisku melemah, maka aku mulai menindihnya dan tanganku kembali meremas-remas buah dada indah miliknya serta memilin-milin putting susunya yang menjulang menantang. Kemudian kembali bibirku menciumi bibirnya dengan penuh nafsu.<br />
<br />
Nafsunya bangkit kembali walaupun dengan tenaga yang masih lemah, tangannya meraih penisku dan diarahkan kedepan liang vaginanya, pahanya terbuka lebar memberi jalan pada penisku untuk segera menelusuri liang nikmat vaginanya. Ku dorong pantatku begitu kepala penisku tepat berada di liang vaginanya . Dan<br />
<br />
Blessh…., penisku kembali menjelajahi liang sempit yang sudah sangat basah milik istri tetanggaku ini dan “ouhh…” lenguh kami berbarengan menahan nikmat.<br />
<br />
Pantatku mulai mengayuhkan penisku agar lancar keluar masuk menggesek-gesek dinding vagina yang selalu memberikan sensasi nikmat. Gerakanku makin lama makin cepat dan berirama.<br />
<br />
Pinggulnya mulai bergerak membalas setiap gerakannku, sehingga lenguhanku dan erangan nikmat dari terdengar saling bersahutan<br />
<br />
“Ouh…ohhh…enak…banget…ohhhh…” dengusku..<br />
<br />
“Auh…auh…makasih Pak….ouh….nikmat…oh…” erangnya<br />
<br />
Gerakanku makin lama makin cepat dan keras tak beraturan sehingga terdengar suara yang cukup keras dari beradunya dua selangkangan<br />
<br />
Plok…plok…plok…<br />
<br />
Demikian pula dengan gerakan pinggulnya semakin keras menyambut setiap gerakan pantatku., sehingga bunyi beradunya selangkangan semakin keras<br />
<br />
Plok…plok…plok…<br />
<br />
Dan akhirnya mulutku mulai meracau..<br />
<br />
”Ouh…Bu…Aku …mau … keluar, aku mau… keluar ouh…”<br />
<br />
Dan dia juga meracau sambil menarik-narik tubuhku dengan keras<br />
<br />
“ Ayo.. pak… bareng… bareng…”<br />
<br />
Dan akhirnya secara bersamaan kami menjerit bersahutan melepas nikmat mencapai orgasme. Badanku dan badannya melenting dan menjerit<br />
<br />
“Aaaaahhhh….”<br />
<br />
Dan …cret…cret…cret sperma kentalku terpancar beberapa kali membasahi seluruh rongga vagina istri tetanggaku ini dan dibalas dengan kontraksi dan kedutan-kedutan yang hebat didalam liang vaginanya yang menandakan kami mendapat puncak orgasme yang tak terlukiskan nikmatnya.<br />
<br />
Lalu badanku ambruk jatuh menimpa tubuhnya dan kugelosorkan kesamping tubuhnya agar tidak membebaninya. Kami berbaring sambil berpelukan dan merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme dengan mata terpejam dan nafas tersengal-sengal seperti habis berlari dikejar harimau.<br />
<br />
Tak lama kemudian , matanya terbuka dan memandangku dengan tatapan penuh kepuasan serta berkata dengan suara yang lemah<br />
<br />
“Baru kali ini aku dapat merasakan berkali-kali orgasme yang luar biasa nikmatnya dalam satu kali persetubuhan..huhh… benar-benar melelahkan namun sangat memuaskan dan tak mungkin terlupakan…” Katanya sambil mencium mesra bibirku.<br />
<br />
Lalu sambungnya lagi “Kalau tahu senikmat dan sepuas ini yang kudapat dari Bapak.. Bapak tidak perlu mengancamku segala…” katanya sambil tersenyum.<br />
<br />
“Dan aku rela … menanggung segala akibatnya asal aku bisa mendapatkan nikmat seperti ini dari Bapak…” katanya mulai melantur…<br />
<br />
Kuperhatikan jam dinding sudah menunjukkan jam 1.30 malam, sudah larut. Aku harus segera pulang. Maka aku berdiri dan mengenakan pakaianku dan bertanya padanya “Apakah kita bisa mengulanginya lain waktu ?”<br />
<br />
“Tentu…Pak, bahkan malah aku yang meminta pada bapak untuk bisa memberikan kenikmatan seperti tadi lagi dan lagi “ katanya sambil mencubit mesra pinggangku.<br />
<br />
Kemudian dia juga mengenakan pakaiannya kembali lengkap dengan jilbab lebarnya dan kami keluar kamar berbarengan. Sampai di ruang tamu, dia berhenti sejenak dan memberi isyarat padaku agar aku diam dulu di tempat dan dia akan keluar rumah melihat situasi di luar apakah ada orang. Dan setelah yakin tidak ada orang diluar dan memberi isyarat padaku bahwa di luar aman. Sebelum aku keluar dari rumah dia memberikan kecupan yang hangat dan mesra di bibirku sambil berbisik<br />
<br />
“Jangan lupa ya… seminggu 2 kali bapak harus memberi kenikmatan padaku…”<br />
<br />
Wah… nekad juga rupanya istri tetanggaku yang alim ini, jika sudah tahu sesuatu yang sangat nikmat yang bisa dia dapatkan dari diriku. Dengan mengendap-ngendap aku masuk ke rumahku dan kudapati istriku masih tidur dengan nyenyaknya.<br />
<br />
Sejak saat itu kami selalu menyempatkan diri secara sembunyi-sembunyi untuk berpacu meraih nikmat. Dan hal itu berlangsung sampai sekarang , tanpa aku tahu kapan hal ini akan berakhir. Tapi tingkah lakunya di lingkungan tidak berubah. Dia tetap tampak sebagai istri yang solehah dengan jilbab lebar dan baju longgar panjang yang selalu dikenakan. Tapi jika sudah berduaan denganku, dia bagaikan kuda liar dan binal yang bisa membuat diriku melayang-layang meraih nikmat.<br />
<br />
Ada kejadian mendebarkan yang pernah kami lakukan. Saat itu adalah hari sabtu dan istri tetanggaku pulang kerja jam 1 siang, sedangkan bagiku hari sabtu adalah hari libur. Istriku tidak ada di rumah mengajak jalan-jalan anakku sambil mengambil pesanan barang. Sedangkan pada saat itu aku sangat ingin menyetubuhi tetanggaku, karena hampir seminggu tidak ada kesempatan menikmati tubuhnya.<br />
<br />
Pada saat aku duduk di ruang tamu, kulihat tetanggaku menghampiri rumahku dan kemudian mengetuk pintu. Pintu kubuka, Dia terlihat kaget dan senang karena yang membuka adalah aku. Lalu dia bertanya<br />
<br />
“Ada Ibu , Pak ?”<br />
<br />
“Mau cari Ibu atau cari saya…?” kataku sambil berbisik.<br />
<br />
“Ibu bisa …, bapak juga boleh…” jawabnya sambil tersenyum. Lalu “Tapi kalau ketemu Ibu keperluannya beda..dengan bila bertemu dengan Bapak..” lanjutnya dengan penuh arti.<br />
<br />
“Masuk dulu, Bu ! ‘Nggak enak dilihat tetangga..” kataku mempersilahkan masuk.<br />
<br />
Diapun masuk dan duduk di kursi tamu yang membelakangi jendela, sementara itu pintu rumahku tetap terbuka, akupun bertanya padanya<br />
<br />
“Ada perlu apa, ke Ibu ?”<br />
<br />
“Biasalah… Pak, keperluan perempuan…, saya mau beli jamu kuat dan jamu khusus untuk wanita…, siap-siap… karena hari ini suami saya pulang…”<br />
<br />
“Kalau gitu…, jatah saya kapan..? padahal saya lagi pingin nich..!”<br />
<br />
“Sebenarnya saya juga lagi pingin…, tapi… gimana yah…?” dia menjawab dengan bingung.<br />
<br />
“Kalau sekarang.., gimana ? “ kataku sambil mengahmpiri dirinya dan duduk disebelahnya dan langsung menciumnya dengan nafsu.<br />
<br />
Dia membalas ciumanku, kemudian melepaskan ciumanku sambil mendorong tubuhku dan berkata<br />
<br />
“Ihh, nekad..!”<br />
<br />
“Habis…, udah ‘ga tahan sich..!” jawabku sambil mencubit dagunya dengan gemas<br />
<br />
“Sebenarnya…, saya juga udah ‘ga tahan…., tapi dimana…?, orang lain pasti akan curiga, kalau kita lakukan sekarang di kamar bapak ?” bisiknya dengan nafas yang mulai tersengal-sengal didorong hawa nafsu yang mulai sudah menguasainya.<br />
<br />
“Kita main disini saja, di ruang tamu, sehingga dari jendela kita bisa melihat kalau ada yang datang. Dan biarkan pintu terbuka… biar orang lain tak curiga…” Usulku nekad.<br />
<br />
Kebetulan pintu tamuku sejajar dengan pintu pagar, sehingga dari jendela akan terlihat kalau ada yang akan masuk ke halaman rumahku. Tetapi posisi ruang tamuku agak tersembunyi sehingga segala aktivitas di dalamnya tidak terlhat dari luar.<br />
<br />
“Jangan ah.., Pak. Berbahaya….” Jawabnya, namun nampaknya dia sudah mulai tergoda dengan usulku.<br />
<br />
“’Ngga lah… asal kitanya jangan bersuara….., saya ingin merasakan sensasi nikmat bercampur rasa takut ketahuan…….” Aku semakin memaksanya sambil kembali melumat bibirnya dengan nafsu yang membara.<br />
<br />
Nampaknya gairah nafsu berahi sudah menguasainya sehigga melupakan rasa takutnya dan dia membalas lumatan bibirku dengan ganas dan kedua tangannya merengkuh kepalaku agar semakin rapat bibir kami menempel. Tanganku meremas buah dadanya yang terhalang oleh baju longgar dan jilbab yang dikenakannya. Matanya terpejam menikmati ciuman yang panas bergelora. Dan dia semakin liar menciumku sambil menahan agar erangan nikmat tak keluar dari mulutnya.<br />
<br />
Nafas kami berdua semakin tersengal-sengal, tanganku beralih ke bawah, kutarik baju panjang yang menutup kaki dan pahanya dan tanganku langsung menyusup keselangkangannya. Kurasakan CD-nya sudah sangat basah, rupanya sensasi bercinta sambil was-was takut ketahuan membuat gairah rangsangan melayang tinggi begitu cepat dan membanjiri vaginanya.<br />
<br />
Kusisipkan jari-jariku dari pinggir CD yang dikenakan, sehingga jari tanganku menyentuh permukaan vagina yang ditumbuhi jembut lembut yang merangsang. Dengan penuh nafsu tanganku mengusap bahkan mengobok-obok permukaan vigina yang semakin memacu gairahku. Jari-jariku mempermainkan lipatan vaginanya yang basah. Tetanggaku mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan giginya gemeretak menahan nikmat yang menimpa dirinya dan menahan nafas agar suara erangan nikmatnya tak keluar.<br />
<br />
Lalu jempol memutar dan menekan klitorisnya yang menonjol keras, badannya bergetar…, mulutnya semakin rapat tertutup.., kepala terdongak dengan mata yang terpejam. Nafasnya semakin terengah-engah menahan nikmat yang tak terhingga.<br />
<br />
Sementara jempolku memberikan rangsangan kenikmatan pada dirinya, jari tengahku kuputar dengan gerakan mengebor menembus liang vagina yang semakin basah dan licin. Tubuhnya bergelinjang hebat dan melonjak-lonjak melambungkan dirinya sehingga melayang-layang. Gerakan jari tengahku yang menerobos liang vagina sambil berputar terus kuperdalam dan badannya semakin bergelijang hebat, kepalanya semakin keras menekan sandaran kursi sehingga pinggangnya melenting, dengan suara yang tertahan keluar lenguhan nikmat tanpa dapat dia tahan<br />
<br />
“Uuhhhhh……”<br />
<br />
Jempolku terus menekan dan memutar klitorisnya, sedangkan jari tengahku semakin cepat memutar dan mengocong liang vaginanya. Tubuhnya semakin hebat terguncang hingga akhirnya melenting kejang dan kaku, dan dari mulutnya keluar suara tercekik..<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/jackpot.php">”Akkkhhhhh…..”. Jari tengahku terasa seperti dijepit oleh dinding basah dengan sangat kuat disertai dengan kedutan-kedutan yang keras dan cepat.</a><br />
<br />
Lalu tubuhnya melemas dan punggungnya terhempas pada sandara kursi.<br />
<br />
Nafasnya tersengal-sengal seperti atlit yang baru mencapai finish. Ya…, tetanggaku baru saja mencapai finish dengan memperolah kenikmatan orgasme yang sangat sensasional.<br />
<br />
Aku mencabut jariku dari liang vaginanya yang becek, ku arahkan jari tengahku pada hidungku dan kuhirup dalam-dalam aroma lendir vagina yang menempel pada jari tengahku yang basah kuyup itu . Aroma itu begitu merangsang berahiku dan membuatku nikmat. Aku begitu menikmati aroma vagina itu lalu dengan penuh perasaan kujilati lendir vagina yang menempel dijariku dengan jilatan-jilatan yang rakus hingga jari tengahku kesat bersih dari lendir vagina yang menempel.<br />
<br />
Di dalam kelelahannya, tetanggaku memperhatikan apa yang kulakukan, dia merasa puas dan bangga melihat aku dengan rakusnya menjilati lendir vaginanya yang menempel di jariku. Gairahnya gembali bangkit mengalahkan rasa lelah yang menderanya. Tubuhya bangkit, Tangannya membuka sleting celana panjangku dan mengeluarkan batang penisku yang sangat keras dan tegang dari pinggir CD yang kukenakan.<br />
<br />
Penisku langsung berdiri bebas dengan gagahnya terbebas dari kungkungan celanaku. Tetanggaku menggenggam pangkal penisku dengan jari-jarinya yang halus dan secara perlahan dan pasti lidahnya terjulur menjilati kepala penisku, bahkan seluruh batang penisku dijilatinya dengan penuh gairah seperti sedang menjilati es krim yang sangat nikmat. Akupun melenguh pelan menahan<br />
<br />
nikmat..”Uhhh…”.<br />
<br />
Jilatannya begitu lincah bergairah dan membuatku melayang-layang nikmat pantatku melonjak-lonjak sehingga kepala penisku menekan-nekan mulutnya, seperti sedang mengejar sesuatu yang lebih nikmat. Nafasku semakin memburu ketika dengan asyik dan penuh gairah dia terus menjilati kepala penisku tanpa memperhatikan gelinjang tubuhku yang semakin keras menekan mulutnya. Lalu<br />
<br />
“Akhhhhs…” Suaraku seperti tercekik dan nafas sesak, ketika secara tiba-tiba mulut tetanggaku mencaplok batang penisku.<br />
<br />
Rongga mulutnya terasa panas dan sangat nikmat sehingga membuat mulutku ternganga, badanku kaku dan dadaku sesak susah bernafas.<br />
<br />
Dengan lincahnya, tetanggaku terus mengocok dan menghisap penisku membuatku semakin melayang. Jilbab yang dikenakannya bergoyang-goyang menampilkan pemandangan yang sangat erotis dari seorang wanita berjilbab lebar yang sedang asyik memberikan kenikmatan oral pada diriku.<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/register.php">Penisku yang berada dalam genggaman tangan dan mulutnya terasa makin membengkak keras. Menyadari itu tetanggaku semakin bergairah mengoralku dan berharap mulutnya dapat disemprot oleh spermaku pada saat aku orgasme</a>. Sebagaimana yang sering terjadi jika dia mengoral suaminya dan dia sangat puas, bahagia dan bangga jika dapat membuat suaminya orgasme oleh oralnya. Dan selama ini dia selalu berhasil membuat suaminya orgasme.<br />
<br />
Gerakan oralnya semakin bevariasi membuatku semakin melayang dan penis yang semakin membengkak. Namun aku belum juga mencapai puncak, hanya nafasku saja yang semakin tersengal-sengal dan batang penis yang semakin keras membengkak.<br />
<br />
Akhirnya dia tak tahan oleh nafsunya sendiri yang terus meningkat minta dipuaskan, vaginanya terasa sangat basah dan gatal. Dia bangkit melepaskan penisku dari mulutnya kemudian melepaskan CD-nya yang sudah sangat basah. CD itu dimasukkannya ke dalam saku baju longgar yang masih menempel di tubuhnya. Kemudian berdiri membelakangiku.<br />
<br />
Aku tahu apa yang dilakukannya. Kuhentikan gerakannya dan dudukku pindah ke kursi yang langsung menghadap jendela sehingga kami bisa lihat jika ada yang mau masuk ke pagar rumahku. Aku masih berpakaian lengkap, hanya penisku saja yang menerobos keluar dari sleting celana yang terbuka.<br />
<br />
Istri tetaggaku berdiri mengangkangi pahaku dengan paha yang terbuka lebar, dia menarik ujung bawah baju longgarnya hingga ke pinggang dan kubantu pegangi ujung baju itu agar tidak melorot jatuh. Lututnya menekuk agar pantatnya mendekati selangkanganku, dia raih penisku dan diarahkan ke mulut liang vaginanya yang sangat basah. Lalu….<br />
<br />
Blesshhh…. perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kepala penisku menerobos liang vaginanya. Gerakannya demikian perlahan, sehingga penerobosan kepala penisku pada liang vaginanya begitu lama dan sangat nikmat, mataku terpejam menikmati nikmat yang kurasakan dan dengan pelan mulutku mengeluh.<br />
<br />
“Uhhh…..”<br />
<br />
Gerakan penerobosan itu terhenti ketika pantatnya menekan sangat rapat bagian bawah perutku sehingga batang penisku amblas hingga kepangkalnya. Dia menekan cukup lama vaginanya, kurasakan sambutan meriah dilakukan oleh dasar liang vaginanya terhadap kepala penisku. Kepala penisku serasa dihisap dan diremas nkmat oleh vagina tetanggaku ini. Dinding vaginanya tak henti-hentinya berkedut memberikan sensasi nikmat pada ujung-ujung syarat nikmat yang ada pada seluruh permukaan kepala dan batang penisku.<br />
<br />
Secara perlahan pinggulnya berputar agar batang penisku mengucek dan mengocok dinding vaginanya, kenikmatan semakin melambungkanku. Semakin lama gerakan pinggulnya semakin bervariasi, berputar, melonjak, bergoyang, patah-patah bahkan maju-mundur membua batang penisku seperti diplintir dan digiling oleh mesin penggilingan nikmat.<br />
<br />
Semakin lama gerakannya semakin cepat, dan nafasnya semakin memburu dan tak lama kemudian badannya melonjak-lonjak keras dan diakhiri dengan tekanan vagina yang sangat kuat sehingga penisku masuk sedalam-dalamnya, dinding vaginanya dengan dahsyat memeras dan menjepit batang penisku dengan sangat kuat serta kedutan-kedutan dinding vagina begitu cepat.<br />
<br />
Badannya terdiam kaku, mulutnya terkatup rapat menahan agar jeritan nikmatnya tak keluar dan kepalanya ditekankan pada pundakku, lalu beberapa detik kemudian badannya terhempas lunglai diatas tubuhku, nafasnya terengah-engah. Kusibakan jilbab lebar yang menutupi wajahku, tetanggaku menoleh kearahku dan menciumku lembut dan mesra sebagai tanda bahwa sangat puas dengan orgasme yang baru digapainya.<br />
<br />
Sambil berciuman kurasakan bahwa jepitan dan kedutan dari dinding vaginanya semakin melemah, pantatku menghentak keatas, sehingga batang penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina yang semakin basah dan licin, rasa nikmat kembali menjalar ditubuhku mengakibatkan pantatku tanpa dapat kukendalikan pantatku menghentak-hentak agar gesekan dan kocokan penisku di dalam vaginanya terus-menerus memberikan rasa nikmat pada penisku.<br />
<br />
Hentakan-hentakan tubuhku menyebabkan gairah kembali bangkit dan dia membalas hentakan-hentakan pantatku dengan gerakan pinggul yang liar, semakin lama semakin liar dan tak lama kemudian kembali dia mengejang menggapai nikmat dengan mulut yang terkatup rapat ditandai dengan remasan dan jepitan yang kuat dari dinding vaginanya pada batang penisku.<br />
<br />
Beberapa kali dia mencapai orgasme dalam posisi seperti itu dalam jeda waktu hanya beberapa menit untuk setiap pencapaian orgasme berikutnya.Hingga akhirnya dia benar-benar terkulai lemah tidak mampu membalas hentakan-hentakanku. Kubiarkan dia terkulai beberapa menit di atas tubuhku sambil badannya kepeluk dari belakang dan pipinya kucium dan secara perlahan kuremas-remas buahdadanya dari luar baju longgarnya.<br />
<br />
Setelah kurasakan tenaganya terkumpul, kuangkat tubuhnya agar kerdiri bersamaaan dengan tubuhku, namun kutahan agar penisku tidak lepas dari vaginanya, kudorong tubuhnya agar mendekat ke kursi tamu yang berada tepat membelakangi jendela, kutekan punggungnya agar membungkukkan badan dengan memegang bagian atas sandaran kursi yang berada di pinggir jendela sebagai pegangan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Sedangkan penisku masih menusuk vaginanya dari belakang melalui belahan pantatnya, suatu posisi dogy style sambil berdiri. Ujung baju lebar yang ia kenakan semakin aku sibakkan ke arah pinggangnya sehingga kedua tanganku dapat memegang pantatnya yang putih bulat menggairahkan.<br />
<br />
Perlahan aku mulai mengerakkan pantatku agar penisku menusuk-nusuk vaginanya lebih dalam. Cengkraman vaginanya dalam posisi seperti ini semakin kuat menjepit membuat kenikmatanku semakin bertambah, basah dan licinnya vagina membuat gesekan dan kocokan penisku begitu lancar di dalam vaginanya. Kepalanya terangguk-angguk menerima hentakan dan dorongan pinggulku.<br />
<br />
Kenikmatan kembali menjalar ke seluruh pebuluh darahnya, dia membalas sodokan penisku dengan menggoyang dan memutar pinggulnya laksana seorang penari dangdut membuat kenikmatan yang kuterima semakin bertambah. Semakin lama goyang pinggulnya semakin liar dan menghentak-hentak dan tak memerlukan waktu lama kembali tubuhnya kejang kaku, tangannya mencengkram sandaran kursi dengan sangat kuat, kepalanya terdongak ke atas. Dengan jerit tertahan kembali dia mengalami orgasme yang hebat. Kudiamkan sejenak ketika dia menikmati sensasi orgasmenya, karena pada saat itu aku sangat menikmati cengkraman, jepitan dan kedutan-kedutan dinding vagina pada penisku.<br />
<br />
Setelah kedutan dan cengkraman dinding vaginanya melemah, kembali aku menusuk-nusukkan penisku. Setelah beberapa detik kemudian pinggulnya kembali bergerak liar membalas sodokan-sodokan penisku, dan hanya beberapa menit berselang kembali dia mengalami orgasme untuk yang entah keberapa kalinya pada saat itu.<br />
<br />
Beberapa kali ia orgasme dalam posisi seperti itu hingga akhirnya tubuhnya ambruk ke atas kursi dan mengeluh pelan dan panjang.<br />
<br />
“Uuhhhhhhh………”<br />
<br />
Pada saat itu, aku merasa orgasme akan menghampiriku, maka tubuhnya langsung kubalik agar telentang dengan kepala berada pada sandaran kursi bagian tengah. Kedua tanganku kugunakan untuk membuka lebar-lebar pahanya sehingga vaginanya yang basah dan licin semakin jelas terlihat mempesona. Kuarahkan kepala penisku pada mulut liang vaginanya dan dengan cepat kudorong penisku hingga amblas sampai ke pangkalnya. Lalu dengan semangat yang menggila aku pompa tubuhnya dengan hentakan-hentakan yang liar dan tak terkendali.<br />
<br />
Beberapa saat sebelum aku meraih puncak orgasmeku, samar-samar kulihat istri dan anakku pulang dan sedang ngobrol dengan temannya beberapa meter sebelum tiba di depan rumah. Rasa takut yang datang tiba-tiba menyebabkan aku menjerit tertahan dan spermakupun muntah tanpa dapat kubendung. Cret…..cret…. cretttt……. Uhhh…. suatu pencapaian oragsme yang sangat mendebarkan dan membuat jatung ini serasa mau copot.<br />
<br />
Dengan tergesa-gesa aku mencabut penisku yang masih beberapa kali memancarkan sperma, sehingga beberapa tetes sperma menempel pada baju longgar yang dikenakan tetanggaku. Kumasukkan penisku yang masih setengah tegang ke balik celanaku dan kutarik sleting. Aku sedikit khawatir karena bagian depan celanaku begitu basah oleh cairan kenikmatan tetanggaku. Aku langsung mengeluarkan beberapa dus jamu dari dalam lemari dan menyimpannya di atas meja, sementara tetanggaku berusaha merapihkan baju longgar dan jilbabnya agar tidak mencurigakan. Ada sedikit basah di sana-sini oleh keringat kami yang membanjir.<br />
<br />
Tetanggaku berusaha duduk tenang, dan tak lama kemudian istri dan anak-anakku masuk ke rumah melalui pintu yang sengaja terbuka.<br />
<br />
“Eehhh… ada tamu…! Udah lama, Bu ?” kata istriku seraya matanya melirik beberapa dus jamu yang kusimpan di atas meja.<br />
<br />
“Ahh…., ‘Ngga… baru saja…., Anu bu …, saya mau beli jamu yang biasa…, namun ternyata bapak tidak tahu, malah akhirnya dia perlihatkan semuanya pada saya…” Sahut tetanggaku berbohong dengan lihainya, sambil berusaha menutupi kegugupannya….<br />
<br />
“Oohhh…, emangnya bapak udah pulang ? ” tanya istriku dengan senyum penuh arti<br />
<br />
“Kabarnya malam ini dia pulang…” jawab tetanggaku pula<br />
<br />
“Harus siap-siap dong…., biar asyik !” goda istriku sambil tertawa genit pada tetanggaku, kemudian dia menambahkan lagi “Panas sekali udara saat ini, Badan saya saya basah oleh keringat…” Kata istriku memperlihatkan bajunya yang basah oleh keringat.<br />
<br />
“Betul.., Bu ! Akan turun hujan barangkali…..” jawab tetanggaku seolah-olah mendapatkan alasan yang tepat atas keringat yang membasahi baju longgarnya.<br />
<br />
Kutinggalkan mereka berdua di ruang tamu dan aku masuk ke kamarku sambil berbaring dan merenung kejadian luar biasa yang baru saja terjadi. Tak lama kemudian tetanggaku pulang dan istriku menghampiriku. Dia duduk di pinggir tempat tidur dan berkata<br />
<br />
“Pah…, kalau pipis jangan jorok…, malu kan sama tetangga, lihat tuh bagian depan celana Papah basah !” sambil menunjuk bagian depan celanaku.<br />
<br />
“Anu…, Mah tadi tersiram dari gayung…, waktu papah pipis” kataku berbohong.<br />
<br />
Kejadian itu betul-betul mendebarkan, namun aku merasakan sensasi yang luar biasa pada waktu melakukannya, apalagi hampir-hampir saja istriku memergoki apa yang kami lakukan. oleh sebab itu sejak hari itu, aku selalu berhati-hati jika ingin bercinta dengan tetanggaku.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></b></span></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-27965643559181329622018-07-05T07:36:00.000+07:002018-07-05T07:36:00.723+07:00CERITA SEX - AKU DIPERKOSA TEMAN-TEMAN KU<h2 style="text-align: center;">
<u>AKU DIPERKOSA TEMAN-TEMAN KU</u></h2>
<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.net/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Selama di SMA, saya mempunyai kelompok teman yang selalu bermain bersama. 4 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Sebagian besar teman-teman saya melanjutkan ke perguruan tinggi di luar negeri karena memang sekolah saya termasuk sekolah elite di kota J yang menghasilkan siswa-siswi dengan hasil lulusan yang cukup .<br />
baik. Karena saya berasal dari keluarga ekonomi menengah, pilihan sekolah ke LN menjadi tidak mungkin. Dari kelompok kami hanya tersisa 3 teman perempuan dan saya. Kami bingung mau melanjutkan ke mana, tetapi akhirnya kami memutuskan untuk ke kota B yang mempunyai beberapa universitas swasta dan negeri yang cukup terkenal.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUbTK9Q3Js8TDakvh6mVgjMt5IGLrDTAD3vVMAthNNQMmk4kw_Z6g7t0KTYcWBSSyaLXkcwNranNrquGmb8Mg-9ivFlcxA_jEe9Z33heEM36WDAQ4DrTN6jVYPLA8xgbKYZbrMmUq0WiRe/s1600/9c1ddc97bac5a9bff962d56e2ba33430.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUbTK9Q3Js8TDakvh6mVgjMt5IGLrDTAD3vVMAthNNQMmk4kw_Z6g7t0KTYcWBSSyaLXkcwNranNrquGmb8Mg-9ivFlcxA_jEe9Z33heEM36WDAQ4DrTN6jVYPLA8xgbKYZbrMmUq0WiRe/s640/9c1ddc97bac5a9bff962d56e2ba33430.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Nonton Film Bokep Semi</span></b></a></div>
<br />
<br />
Saya, Rika, Nova, dan Jenni memutuskan untuk mendaftar bersama ke kota B. Di sinilah petualangan kami dimulai. Kami berkumpul bersama di rumah Jenni dan orang tuanya meminjamkan mobil mereka untuk kami pakai. Kami memang sering pergi berkelompok dengan meminjam mobil orang tua dan kadang sampai menginap beberapa hari di luar kota.<br />
<br />
Jadi pada saat kami pergi, orang tua teman-temanku tanpa curiga mengijinkan putri-putri mereka berangkat ke kota B dan menginap tiga malam di sana. Sekalian liburan kata kami. Perjalanan ke kota B berjalan lancar dan kami menghadapi ujian masuk dengan kepercayaan tinggi. Maklum, kami semua termasuk berotak encer. Sore hari kami setelah selesai ujian masuk, kami segera mencari penginapan yang terkenal dengan daerah sejuknya di sekitar kota B. Kami menyelesaikan administrasi dan segera masuk ke kamar.<br />
<br />
“Wah! Ternyata kamarnya besar juga yah! Ada ruang tamunya lagi,” kataku. “Budi, kamu tidur di sofa aja yah! Kita berdua ambil ranjangnya!” sahut Nova. “Yah… Curang… kan baru kali ini saya menginap bareng perempuan dalam satu kamar! Siapa tahu….” komplainku. “Maunya..” kata Jenni sambil mendorong diriku ke arah sofa.<br />
<br />
Kami semua menjatuhkan pantat di sofa sambil melepas lelah. Setelah berbincang selama setengah jam mengenai soal-soal Ujian masuk tadi siang, kami pun bergantian mandi menyegarkan badan. Kami pun memesan makan malam dari room service karena kami terlalu lelah untuk keluar mencari makan. Rika akan menyusul besok pagi dan ketemuan di kota B.<br />
<br />
Dia sudah menghadapi ujian masuk seminggu lalu. Pilihan universitasnya berbeda. Oh iya, saya belum menjelaskan penampilan teman-teman saya. Rika : Gadis ini pemalu dengan badan kecil yang sangat indah. Saya tahu ini karena Rika sangat suka memakai baju yang menunjukkan lekuk badannya. Dadanya berukuran sedang saja, 34B (saya tahu setelah melihat BH- nya dan BH yang lain nanti). Kecil-kecil imut merupakan kesan yang diberikannya.<br />
<br />
Senyumnya manis sekali. Nova: Gadis ini juga berbadan kecil tetapi dengan dada yang terlihat jauh lebih besar daripada milik Rika. 34C ukuran BHnya. Mulutnya kecil dengan bibir tipis yang memberikan senyum menggoda. Hampir semua anak laki-laki di sekolahku mengejar dia. Manis dengan dada besar. Siapa yang tidak tertarik? Jenni: Gadis bertubuh jangkung yang senang memakai kaos longgar dan berjiwa bebas. Asyik diajak bertukar pikiran, pintar, dan sedikit tomboi. Senang sekali olahraga dan sangat jago bermain volley. Paling enak jadi lawan mainnya di lapangan. Posisiku sebagai tosser sering membuatku berada di depan net dan berhadapan muka dengan Jenni. Posisi siap menerima bola dan kaos longgarnya sering mengganggu konsentrasiku di lapangan.<br />
<br />
Jenni : “Mau ngapain nih? Baru jam 6 sore kita dah selesai makan malam.” Nova : “Kita main kartu aja yuk” Budi : “Memangnya bawa?” Nova : “Bbawa kok. Rika, ayo dikeluarin. Kita main poker aja.<br />
<br />
Pakai uang bohongan aja. Biar seru ada taruhannya.” Kami pun bermain selama satu jam ketika Nova menyeletuk.<br />
<br />
Nova : “Tidak seru nih.. bosan.. gimana kalau dibuat lebih seru?” Budi : “Maksud kamu, Nov?” Nova : “Strip poker!!” “Gila kamu, Nov!” Nova : “Kaga berani?” Saya lagi terpatung dengan keberanian ide Nova.<br />
<br />
Jenni : “Siapa takut? Berani kok walau ada Budi!” Pipi saya jadi memerah dan berasa panas. Ada rasa malu juga. Glek.. saya menelan ludah.. Ada kemungkinan dua gadis muda cantik akan telanjang di depanku.<br />
<br />
Nova : “Berani tidak, Bud? Diam aja. Malu yah telanjang di depan cewek-cewek?’ Wah, otakku langsung berputar cepat. Harus memikirkan semua kemungkinan. Jangan sampai saya kalah dan tidak melihat gadis-gadis telanjang.<br />
<br />
Budi : “Berani dong! Tapi nanti kalian curang, kaga berani buka beneran!”<br />
<br />
Nova : “Kalo ada yang kaga berani buka, kita semua yang paksa buka! Setuju tidak?” Kita semua menganggukkan kepala menandakan persetujuan. Jantungku makin berdebar kencang dan kelaminku mulai mengeras karena kemungkinan kejadian di depan mata.<br />
<br />
Budi : “Ya dah.. Aturannya gimana nih Nov?”<br />
<br />
Nova : “Kita semua punya modal 1000. Taruhannya setiap kelipatan 10 dan paling besar 100. Kalau modal 1000 habis, gadaikan pakaian dengan harga 500. Setuju?” Kami semua setuju. Budi : “Kita main sampai kapan? Sampai satu orang bugil atau sampai semua bugil?”<br />
<br />
Nova : “Sampai semua bugil dong! Biar adil!!” Jenni: “Ok deh. Tapi kasihan Budi dong. Dia kan paling cuma punya 3 potong baju. maksudnya cuma kaos, celana dan celana dalam. Kita cewek-cewek kan kelebihan BH.” Nova : “Iya yah… ya udah biar adil, kita semua lepas BH deh.”<br />
<br />
Nova langsung dengan cekatan melepas BH merah mudanya tanpa melepaskan kaos dan melemparkan BHnya ke mukaku. Harumnya BH langsung memenuhi hidungku. Tanpa kusadari BH kedua pun mendarat di mukaku. Ini milik Jenni. BH dengan warna cream kulit. Hahahahaha… kamipun tertawa bersama. Nova : “Ayo mulai! Sudah adil kan, Bud? Kita masing-masing cuma punya 3 modal.” Budi : “Sebentar.. pakaian yang sudah ditanggalkan bisa dipakai lagi ga?”<br />
<br />
Nova : “Hmm… TIDAK BOLEH! Yang sudah lepas, tidak boleh dipakai lagi!” Budi : “Kalau yang sudah bugil kalah lagi gimana? Kan modalnya habis!!” Nova : “Banyak nanya yah kamu, Bud! Gimana Jen?” Jenni : “Boleh dipegang-pegang deh sama yang menang. Dipegang-pegang selama 1 menit!” Wah asyik nih peraturannya… tetapi otakku sudah mulai pindah ke kelamin nih.. “Pegang doang kaga seru ah, gimana kalo dadanya dihisap-hisap!”<br />
<br />
Nova : “Ih kamu, Bud…. Mau dong!!” Dengan suara manisnya sambil melirik nakal ke arahku!” Jenni dan Nova tertawa terbahak-bahak. Nova : “Tapi kalau kamu yang sudah bugil dan kalah gimana, Bud? Saya hisap tititnya yah!!” Jenni : “Wah saya juga mau hisap titit Budi!” Benar-benar tidak disangka! 3 tahun bersama di SMA, saya tidak menyangka teman-temanku ini nakal juga. Permainan pun dimulai. Keahlianku bermain strip poker di komputer ternyata sangat bermanfaat. Jenni segera kehilangan modal awal sehingga harus menggadaikan modal berikutnya. Jenni hendak membuka celananya, tetapi dicegah oleh Nova. Nova :”Wah kaga boleh sendiri yang nentuin buka celana. Budi, mau suruh Jenni buka apa?” Wow, thanks Nova! Aku teringat kalau mereka sudah lepas BH, tentunya dengan melepas kaos, dada Jenni akan terbuka.<br />
<br />
Budi : “Tentu saja kaos dong. Kapan lagi bisa lihat payudara dari dekat!” Jenni dengan malu-malu mulai melepas kaosnya dan dengan segera menutupi puting payudaranya dengan satu tangan. Saya terkesima dengan pandangan indah di depan mata. Animasi strip poker di permainan komputer tidak seindah pemandangan di depan mata. Nova : “Jen.. mana boleh ditutupin dadanya. Buka dong!” Nova menggaet tangan penutup payudara dengan segera. Jenni sedikit memberontak sambil memerah wajahnya. Jenni tertarik tangannya, memperlihatkan payudara terbuka dan menggantung indah di depan wajahku. Glek.. saya menelan ludah.<br />
<br />
Jenni : “Bud, tutup mulut dong.. Masa sampai menganga terbuka gitu melihat dada gue.” Jenni dan Nova tertawa. Ini membuat Jenni jadi relaks dan pasrah dadanya terpampang jelas. Wah kalo mereka serius kayak gini, mendingan saya kalah saja. Mengingat kalau kalah terus, tititku akan dihisap selama 1 menit setiap kekalahan. Hahahaha.. otakku kotor juga. Maka dilanjutkanlah permainan. Dengan segera saya menjadikan diri telanjang. Celana dalam saya buka perlahan-lahan memperlihatkan titit yang sudah mengeras sejak tadi. Saat itu, Nova, dengan payudara montoknya pun tinggal celana dalam saja. Kedua gadis ini memperhatikan celana dalamku dengan seksama sambil menahan napas menunggu tititku seluruhnya terlihat. Nova : “Wah sudah keras yah, Bud! Bagus lho bentuknya!”<br />
<br />
Budi : “Gimana tidak keras… ngelihat dua pasang payudara yang bagus-bagus!” Rupa-rupanya Nova sudah tidak tahan lagi. Aku langsung ditabraknya dan tititku langsung dipegangnya. Dengan gemas Nova mulai mengocok tititku sambil sesekali dijilatnya. Tentu saja saya tidak tinggal diam. Tanganku mulai meremas-remas payudara Nova yang cukup besar. Tidak cukup dengan remasan, akhirnya aku meraup payudara kiri dan mulai menghisapnya.<br />
<br />
“Ahh.. Enak banget, Bud! Terus hisap..” Sambil menghisap payudara Nova, tanganku mulai melepaskan celana dalamnya. Karena saya tidak mau melepaskan hisapan, tentu saja melepaskan celana dalam jadi lebih sulit. Nova membantu dengan melepaskan celana dalamnya sendiri. Tititku yang menjadi lepas dari pegangan Nova, langsung disambut Jenni dengan kulumannya. Mimpi apa semalam. Dua gadis sudah mengulum tititku. Kami pun pindah ke ranjang. Saya berbaring di ranjang dengan titit menjulang langit. Nova melanjutkan memberikan payudaranya untuk saya hisap dan Jenni kembali mengulum tititku. Tangan saya mulai bergerilya ke vagina Nova. Basah. Licin. Saya pun mulai menggesekkan jari ke clitorisnya. Licin sekali. Nova pun mendesah dengan kenikmatan yang dialaminya di bawah. Jenni yang melihat Nova mengalami kenikmatan, mengubah posisi pantatnya ke sebelah mukaku. Badan jenjangnya memang membuat posisi hampir 69 tersebut sangat mudah terjadi. Tanganku pun menggosok vagina Jenni yang juga sudah sangat basah.<br />
<br />
Tangan kiri di vagina Jenni, tangan kanan di vagina Nova. Kukocok keduanya dengan kelembutan yang lama-lama bertambah cepat. Jenni dan Nova blingsatan dibuatnya. Jenni berguncang hebat sampai melepaskan hisapan di tititku dan mengeluarkan lenguhan panjang yang sangat seksi. Nova menyusul dengan teriakan yang tidak kalah seksinya. Keduanya terjatuh di kiri kananku dengan lemasnya. Aku yang sudah tegangan tinggi tidak mau tinggal diam. Aku menghampiri Nova dan membuka lebar-lebar selangkangannya. Terlihat vagina bersih yang sangat indah. Bulu- bulu halusnya sangat seksi. Aku mulai menggesekkan kepala tititku ke vagina Nova. Ah….. licin dan enak. Belum pernah aku merasakan kenikmatan seperti ini. Nova yang mulai merasakan kenikmatan, mulai bereaksi dengan menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti irama gesekan.<br />
<br />
Nova semakin meracau…”Oohhh… aahhh… ohh..my… God…..Enak banget Bud” “Terus Bud… Enak… ahhh… aahhHHH….AAAHHHHHH…Gila.. enak banget Titit lu Bud!! Gue dah sampe nih” “Baru digesek aja dah enak gini yah, Bud… gimana kalo dimasukin yah? Masukin deh Bud..” “Serius lu, Nov? Lu mau gue perawanin? Gue sih dah nafsu banget nih.” “Iya, Bud… Gue pengen ngerasain titit lu di dalam gue… di luar aja dah enak, apalagi di dalam.” Aku tidak pikir panjang lagi.. langsung berusaha merangsek ke dalam vagina Nova.<br />
<br />
“Oww.. pelan-pelan Bud.. Sakit tahu!!” “Ok, Nov.. gue pelan-pelan nih” Pelan-pelan kepala titit gue mulai terbenam di vagina Nova. Terasa mentok. Aku yang tidak pengalaman berpikir kok tidak dalam yah? “Nov, udah masuk belom sih?” Nova yang mulai meringis menahan sakit, “Kayaknya sih belom deh… tapi terusin aja.” “Lu yakin, Nov? Kayaknya lu kesakitan gitu.” “Terus aja, Bud. Gue pokoknya mau titit lu di dalam gue.” “Ya udah kalo gitu.. Gue terusin nih..” Dengan tiga sodokan keras yang disertai rintihan Nova, akhirnya tititku masuk juga sepenuhnya.<br />
<br />
“Wah.. Nova… kayaknya titit gue dah masuk semua nih” “Iya.. Bud…” sambil menahan sakit “diam dulu, Bud.. jangan digerakin dulu..gue masih rada sakit..” Ahh.. nikmatnya vagina perawan.. tititku berasa banget diremas-remas oleh vagina sempit Nova. Tanpa kusadari, aku mulai menggerakkan pelan- pelan pantatku. Keluar masuk secara perlahan. Nova pun mulai bernafas secara teratur dan mulai menikmati kocokan lembut di vaginanya. “Pelan-pelan yah Bud… masih sakit tapi dah mulai enak nih… vagina gue berasa penuh banget diisi titit lu” Jenni yang dari tadi menonton menunjukkan ekspresi tidak percaya. “Gila lu berdua.. beneran ngentot yah?” Jenni pun mendekati TKP dan memperhatikan dengan seksama.<br />
<br />
“Gila.. gila.. titit lu beneran masuk ke vaginanya Nova, Bud!” “Iya Jen.. Enak banget vagina Nova.. gue bisa ketagihan ngentot nih.” Tiba-tiba ada keinginan yang luar biasa untuk segera sampai.. kupercepat goyanganku. Nova pun semakin mendesah menggila. “Ahhh… Ohhh…Ahhh…Ohhh…Bud.. gue mau sampe lagi nih” “Barengan Nov.. gue juga mau sampe..” Di kepalaku tidak teringat lagi pelajaran Biologi, kalau sperma ketemu sel telur akan menghasilkan zygot yang akan berkembang menjadi bayi. “Ayo.. Bud… kita bbaaareeennggg….” Croootttt…croottt.. croottt…Tiga kali aku menyemprotkan mani ke rahim Nova. Ahh… ini perasaan yang luar biasa… kenikmatan berhubungan badan dengan seorang gadis muda yang cantik. Beda banget sama masturbasi. Hubungan langsung lebih nikmat. Aku langsung terjatuh lemas di sebelah Nova. Jenni yang melihat pertunjukkan langsung bagaimana berreproduksi mulai mendekati tititku lagi dan menghisapnya dengan lembut. Nafasku yang tersengal-sengal perlahan-lahan menjadi teratur seraya menikmati hisapan- hisapan Jenni. Dikocoknya perlahan tapi pasti membuat tititku menjadi tegang kembali. “Bud, jangan dimasukin yah. Ini pengen gue gesek-gesek ke vagina.”<br />
<br />
“Iya, Jen.” Jenni pun mengambil posisi WOT dan mulai menggesek-gesek vaginanya di atas tititku. “Enak banget, Jen” Goyangan lembut Jenni membuat payudaranya bergoyang-goyang secara anggun. Pemandangan yang sangat indah. Jenni merupakan salah satu wanita impianku. Tinggi, berdada montok, atletis, senang bercanda, dan baik hati. Sekarang dia sedang menggesekkan kelaminnya dengan kelaminku. Ah.. kepengen masukin d. Segera kubalikkan posisi sehingga aku sekarang di atas. Kakinya kubuka lebar-lebar. Terlihat vagina yang sangat indah. Bahkan lebih indah daripada punya Nova. Mulus, hampir tanpa bulu. Warnanya pink dan telah basah mengkilap. Tititku langsung berkedut-kedut melihatnya. Kuarahkan tititku ke vaginanya. “Bud, jangan dimasukkin yah!” “Kenapa Jen? Sudah tidak tahan nih” “Jangan Bud… jangan sekarang.” suaranya lembut meluluhkan hati. Entah kenapa aku berhenti memaksakan kepala tititku. Akhirnya aku hanya menggesek-gesekkan kepala tititku di muka vagina Jenni.<br />
<br />
“Ah… iya Bud.. Begitu saja… gesek saja terus… Ahh… Ahhh” Jenni mulai lebih relaks dan lebih melebarkan posisi kakinya. Melihat itu, aku semakin cepat menggesekkan titit. Semakin cepat gesekan, <a href="http://poker899.net/jackpot.php">semakin keras desahan Jenni. “OOhhhh… AHhhhh..enak Bud… Teruss.. Terusss.. Lebih cepat lagi… Tee..teeeruussss…. AHHHHHH.”</a><br />
<br />
Jenni mendapatkan orgasmenya dan cukup banyak cairan O-nya yang keluar. Kasur menjadi basah sekali. Aku melihat Jenni mengalami orgasme yang sangat seksi sampai aku terdiam terkesima. Jenni cantik sekali…Aku benar-benar terpesona.. Sepertinya aku jatuh cinta dengan Jenni. Nova yang telah cukup beristirahat dan melihat Jenni telah lemas mengambil alih situasi. Dipegangnya tititku dan dikocoknya perlahan. Tititku yang masih belum puas dengan Jenni membuat otakku segera beralih ke Nova dan menyuruhku untuk melampiaskannya ke Nova. Lagi pula tititku bisa coblos ke dalam Nova. Dengan segera kubalikkan Nova dan kucoba Doggy style di sebelah Jenni yang masih terbaring lemas.<br />
<br />
Ternyata Doggy style memberikan sensasi yang berbeda. Rasanya tidak bisa dituliskan dengan kata-kata.. Hanya nikmat.. Walaupun Nova yang sedang aku sodok, tatapanku tidak lepas dari Jenni. Jenni membuka matanya dan menatapku dengan penuh kemesraan. Senyumnya yang manis membuat hatiku bingung. Di sini aku sedang jatuh cinta dengan Jenni, tetapi tititku sedang menikmati pelayanan Nova, dan Jenni tersenyum kepadaku. Ah bingung….. Aku pun tersenyum balik ke Jenni sambil semakin keras menyodok Nova. Sodokan kerasku yang terus bertubi-tubi dari belakang membuat Nova tidak dapat menahan diri lagi dan dia mendapatkan orgasme lagi. Aku memperlambat sodokanku agar Nova bisa menikmati orgasmenya. Jenni bangun dan memberikan payudaranya ke mukaku.<br />
<br />
“Hisap Bud! Biar lu tambah seru!” Ah.. nikmatnya tetek Jenni.. Kenyal tetapi kencang. Tentu saja akibat tetek Jenni yang nikmat, goyanganku ke Nova semakin bertambah cepat. “Gila lu Bud, enak banget sih dientot dari belakang sama lu… gue.. mauuuuu… Ahhhhh…” Nova pun orgasme lagi. Aku pun tidak tahan nikmatnya menghisap tetek Jenni sambil doggy ke Nova dan akhirnya.. croott…croott… dua kali aku semburkan spermaku. “Bud enak banget disemprot elu… Rasanya nikmat.. kayak mandi air hangat.. tapi ini rasanya di dalam.’ Posisi kami belum berubah.. aku masih menancapkan titit ke dalam vagina Nova sambil terus menyemprotkan sisa-sisa sperma dan mulutku terus mengulum, menghisap dan menggigit-gigit payudara Jenni. “Enak yah Bud, isap tetek gue dan ngentot-in Nova” “Iya Jen! Cuma impian bisa threesome kayak gini tapi gue bisa ngerasain kejadian benernya.” “Udah dong Bud, cabut titit lu. Pegel nih nungging melulu” timpal Nova.<br />
<br />
Kucabut tititku tetapi pandanganku terus menatap mata Jenni. Kelihatannya aku benar-benar jatuh cinta. Malam itu kami tidur bertiga dalam keadaan bugil. Jenni di kananku, Nova di kiriku. ****** Tok tok tok.. Pintu kamar hotel diketuk. Nova yang telah bangun lebih dulu membuka pintu dan Rika terlihat telah sampai dihantar oleh orangtuanya.<br />
<br />
“Eh.. Rika” Nova panik “Bokap Nyokap lu mana?” “Tenang Nova, mereka cuma menghantarku kok.. tadi langsung jalan lagi ke kota C.” “Wah… lega.. gue pikir mereka mau masuk ke dalam.” “Memangnya kenapa Nov? Eh… lu kok kaga pake BH?” “Itu dia Rik.. takut ketahuan.. Gue kemaren berhasil nih” “Berhasil apaan sih, lu?” “Gue kasih perawan gue ke Budi!!” “Haahh?? Yang bener lu? Jenni juga? Kita semua kan memang kepengen banget dientot Budi!!” “Jenni belum.. masih perawan dia.. kayaknya takut.. tapi udah main juga sama si Budi, cuma belum dimasukin aja.” “Gue jadi horny nih, Nov. Budi di mana? Mau gak yah dia?” “Masih tidur tuh.. lu bangunin aja.. laki-laki kalo dikasih perawan mana ada yang nolak.” “Hahahaha…bener juga lu!” “Tuh lihat, Rika. Ada yang menonjol di selimut. Dia masih telanjang lho. Kita kemaren tidur begitu gayanya.” “Jenni mana, Nov? Kok kaga ada?” “Lagi di kamar mandi. Tuh lu urus si Budi aja. Pagi-pagi dah tegak gitu. Lu hisap aja dulu tititnya.”<br />
<br />
Rika pun menghampiri ranjang dan segera menarik selimut sehingga tititku terbuka dengan leluasa. Aku yang masih tidur tidak sadar apa yang sedang terjadi hanya mengetahui kalau tititku mengalami kenikmatan. Perlahan-lahan kubuka mataku berpikir Nova atau Jenni sedang mengulum si junior. “Hah? Rika? Ngapain lu?” tanyaku tanpa berusaha melepaskan diri. Lagi enak kok masa melarikan diri. Betul gak? “mmlammggii hissmmmaaapp mttiimmtiitttmm mmlu” Jawab Rika dengan tidak melepaskan muatan di mulutnya. “Hahahaha” Nova tertawa geli. “Lanjutin aja Rik, si Budi kaga nolak tuh.. cuma ngeliatin lu sambil merem melek gitu.” Jenni yang mendengar tertawanya Nova, segera melongok keluar dan cukup kaget melihat Rika sedang mengulum tongkat kenikmatanku. “Eh.. Rika… baru sampe langsung sarapan aja nih” tukas Jenni dengan nada yang menunjukkan kekagetan. Jenni keluar dari kamar mandi sambil masih mengeringkan rambutnya. Body Jenni memang luar biasa.<br />
<br />
Aku tidak bisa melepaskan pandangan dari tubuh langsing dengan payudara yang sempurna itu. “Budi.. jangan ngeliatin gue aja dong.. Rika dah nafsu tuh… puasin gih… kayak lu puasin kita berdua kemarin. Iya gak Nov?” “Iya Jen.. Ayo Bud.. Puasin Rika.. Perkosa dia.. hahahaha..” “Kaga usah diperkosa.. orang gue mau secara sukarela kok” timpal Rika. Mendengar jawaban Rika, aku segera beraksi. Kucium bibirnya dan kami melewatkan beberapa menit melampiaskannya sambil bertukar air liur. Rika badannya kecil sehingga dengan mudah kuangkat dari tepi ranjang dan meletakkannya di ranjang. Kudekati Rika dan menciumnya lagi. Kali ini tanganku tidak tinggal diam. Payudara Rika aku pijat dan remas-remas halus.<br />
<br />
Kaos ketatnya segera kubuka memperlihatkan tetek mungil yang kencang. Pentilnya telah keras menjulang ke atas. Pentil yang bagus dan segera kulumat. “Ohh.. enak banget Bud.. terus Bud….aahhh.. ahhh..” Rika meracau kenikmatan. Hisapan dan kulumanku pun bertambah keras. Tititku sudah sangat kencang sekali. Dengan sedikit agak kasar kulepaskan semua pakaian yang masih melekat di Rika. Wow.. ternyata Rika mempunyai bulu jembut yang sangat lebat. Lebat tapi terlihat sangat rapi dan terawat. Kudekati vaginanya dan tercium wangi vagina yang merangsang.<br />
<br />
Tapi Jenni punya lebih wangi. Ah.. Jenni lagi.. ini ada gadis yang sukarela memberikan perawannya, kok masih mikirin perempuan lain. Kulirik Jenni dan kulihat dia tersenyum penuh pengertian. Kujilat vagina Rika sambil terus melihat Jenni. Jenni pun tersenyum terus dan memberikan anggukkannya seakan-akan mengerti kalau aku sedang bertanya bolehkan aku menjilat memek perempuan lain. “ Ohh…oohhh… enak banget Bud.. baru dijilat aja gue dah kayak gini..” “Suruh Budi ngentotin elu, Rik… Pelan-pelan yah Bud.. Kemaren gue cukup sakit lho” Nova menghangatkan suasana.<br />
<br />
“Iya Bud.. masukin dong buruan.” “Yakin lu, Rik?” Aku bertanya kepada Rika tetapi tatapanku kembali ke Jenni. Jenni pun mengangguk kembali. Aku pun segera membuka lebar selangkangan Rika. Vagina Rika terlihat sangat imut, karena memang Rika orangnya cukup kecil. Tinggi badannya hanya di bawah bahuku sedikit. Perlahan-lahan aku dorong tititku ke dalam vagina Rika. Rika yang sudah sangat basah hanya bisa mendesah. Kepala tititku sudah masuk sepenuhnya tetapi seperti ketemu tembok. “Siap Rika? Ini dah di depan selaput dara nih. Tinggal gue sodok masuk” Entah kenapa sekali lagi aku melirik ke Jenni dan Jenni pun tersenyum kembali. Senyum yang sangat manis. “Iya Bud.. sodok aja.. perkosa gue.. bikin gue hamil.. gue mau anak dari lu.” Rika sudah lupa daratan. Kupegang pinggul Rika dengan erat dan kudorong dengan penuh kekuatan. Blesss.. masuk sudah. Rika menitikkan air mata menahan sakit. “Lanjut Rik?” “Iya Bud.<br />
<br />
Dah mulai terbiasa nih. Rasanya penuh banget vagina gue” Proses menyetubuhi Rika pun segera berlangsung. Keluar.. masuk…keluar… masuk..pelan-pelan tetapi pasti vagina Rika semakin basah. “Gila….Enak..banget….Tahu gini… dari kemaren… gue…ikutan…nginep….”Rika semakin larut dalam kenikmatan. “Ohh…ooohh…enak… aahh.. terus.. Bud.. yang cepat.. Bud!” Kuturuti kemauannya. Semakin cepat aku menggoyang Rika, payudaranya pun semakin liar tergoncang-goncang. <a href="http://poker899.net/register.php">“Bareng yah Rika.. gue juga dah mau nyemprot..” “Ayo Bud.. bikin gue hamil.. semprot yang banyak…AAARRRHHHH” </a>Kami berdua pun orgasme luar biasa. Vagina Rika memeras semua sperma yang ada di tititku. Kucabut tititku dan terlihat tetesan darah perawan merembesi sprei. Noda darah perawan Rika dan Nova terlihat bersebelahan.<br />
<br />
Wah aku harus membeli sprei ini dari hotel. Kenang-kenangan pikirku. Jenni menghampiriku dan menciumku di bibir dengan ciuman yang sangat lembut. Tiba-tiba ada perasaan bersalah di hatiku. Sepertinya Jenni tahu karena dia bilang, “Tidak apa-apa Bud. Kita semua memang ingin menikmati titit lu.” dan kemudian dia menciumku lagi. Ciuman yang penuh mesra. Nova mengganggu ciuman kami dengan mengambil tititku dan menghisapnya. Jenni mengganguk kembali dan merebahkan tubuhku. Nova terus menikmati permainannya di bawah. Jenni menduduki kepalaku dan memberikan vaginanya untuk kuhisap. Ah.. nikmatnya memek Jenni. Kujilat dan kujilat terus sambil kami terus bertatapan mata. Aku benar-benar jatuh cinta. Pagi itu aku digilir tiga perempuan cantik. Jenni tetap hanya meminta digesek-gesek saja.<br />
<br />
Nova dan Rika berhasil membuatku menyemprotkan sperma di dalam mereka sebanyak dua kali. Kami baru selesai ketika kami sudah kelelahan dan kelaparan. Sudah waktunya makan siang. ****** Epilog: Kami berempat berhasil masuk universitas di kota B dan sepakat untuk mengontrak rumah untuk tinggal bersama. Orang tua kami tidak ada yang curiga. Mereka pun setuju mengontrak rumah lebih enak daripada kos-kosan. Bisa masak dan cuci baju sendiri. Tidak takut ada barang yang hilang. Empat tahun kuliah, sehari pasti minimal sekali aku menyetubuhi salah satu dari tiga wanita cantik tersebut.<br />
<br />
Dengan Jenni, selalu hanya gesek-gesek. Dengan Rika dan Nova, tentunya celup-celup dong. Tidak ada yang hamil karena kami menghitung kalendar dengan sangat disiplin. Sesudah lulus pun kami masih sering berkumpul untuk “bermain”. Nova bertemu dengan suaminya di tempat kerja. Rika bertemu dengan suaminya di kuliah S2. Jenni akhirnya menjadi isteriku.<br />
<br />
Perawannya baru diberikan pas malam pernikahan. Kami berdua punya dua orang anak. Jenni sering mengundang Nova dan Rika untuk bermalam di rumah kami. Saking seringnya, aku berhasil menghamili Nova dan Rika. Anak kedua Nova dan anak ketiga Rika mirip sekali denganku. Untung suami mereka tidak pernah ada yang curiga. Alasannya karena sering bergaul denganku, jadi mirip deh anaknya.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></b></span></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-57338519615781219552018-06-19T03:52:00.001+07:002018-06-19T03:52:53.345+07:00CERITA SEX - AKU DI PERKOSA ADIK KU SENDIRI<h2 style="text-align: center;">
<u>AKU DI PERKOSA ADIK KU SENDIRI</u></h2>
<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.net/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Sebelum aku menceritakan cerita sex nyata ini, maka sebelumnya aku perkenalkan namaku dulu, Nama ku Jeni, aku tinggal di kota S, saat ini aku masih kuliah semester akhir, Dan selama ini pula aku bisa menjaga kehormatanku karena aku tdk mau melakukan adegan seperti dalam film-film dewasa sebelum adanya pernikahan.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWpR07IWZUHsTjTLGojJmx_9yuYawdnquXtRxek7D-BaNK2V4fkAj6P3jB5Sce3OgyM-UmelZZWNneYfLq4a3dUU1_-Mok1f5bDQH60zlnWrL4n6-BpWUUhLJigCt0vEirGJt8WAd0lS6K/s1600/Payudara+Cewek+Cantik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="628" data-original-width="481" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWpR07IWZUHsTjTLGojJmx_9yuYawdnquXtRxek7D-BaNK2V4fkAj6P3jB5Sce3OgyM-UmelZZWNneYfLq4a3dUU1_-Mok1f5bDQH60zlnWrL4n6-BpWUUhLJigCt0vEirGJt8WAd0lS6K/s640/Payudara+Cewek+Cantik.jpg" width="488" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Nonton Film Bokep Semi</span></b></a></div>
<br />
<br />
Namun tak kusangka akhirnya bobol juga dinding yg selama ini ku jaga, aku melakukan hubungan intim dgn adik tiriku sendiri. Padahal baru 4 bulan dia tinggal bersamaku di rumah ini setelah mamaku menikah lagi dgn seorang pria yg membawa seorang anak juga, dia bernama Tedi seorang cowok slegean dan masih duduk di bagku SMA tp dia begitu nakal orangnya.<br />
<br />
Ini terlihat ketika dia masuk ke rumah ini ada saja kelakuan yg bikin papanya marah, sedangkan mama dan aku hanya bisa melihatnya tanpa harus ikut campur dgn permasalahan mereka. Mulai di panggil ke kantor polisi karena Tedi ikut-ikutan tawuran dan masih banyak lagi. Beberapa kali juga papanya meminta maaf padaku dan juga mama karena merasa tdk bisa mendidik Tedi<br />
<br />
Mama hanya bisa menjawab buat dia sabar menghadapi Tedi, mungkin dia masih labil karena masih muda juga. Dan aku memang tdk begitu akrab dgn Tedi tp bukannya dgn sikap bermusuhan, namun aku bersikap seolah lebih formal saja menghadapi Tedi yg sering bikin onar itu. Aku tdk bicara padanya jika tdk ada sesuatu yg penting untuk aku bicarakan denganya.<br />
<br />
Pernah suatu hari aku bersama temanku Mety sedang berada di dalam kamar dan dgn tdk sopannya Tedi masuk.<br />
<br />
” Ada apa kamu masuk kesini.. ” Kataku sedikit membentaknya, dgn slegean dia menjawab<br />
” Nggak aku mencari barangku siapa tahu ada di sini… ” Lalu dia pergi dgn sikap yg membuatku jengkel setengah mati begitu juga dgn temanku Mety.<br />
<br />
Sejak saat itu Mety sdh mewanti-wanti aku untuk waspada dan tdk lupa mengunci pintu kamarku. Dan aku hanya mengiyakan saja karena tdk mungkin juga Tedi sampai rela melakukan hal yg tdk senonoh padaku. Karena bagaimanapun juga aku adalah kakaknya meski bukan saudara kandung tp kalau di lihat tubuhnya begitu tinggi lewat jika di bandingkan tubuhku.<br />
<br />
Karena meskipun aku sdh semester akhir tp banyak yg bilang kalau aku masi seperti duduk di bangku SMA. Sebenarnya aku pernah menjalin hubungan dgn seorang cowok teman kampusku juga, tp semua hanya berlangsung kurang lebih 5 bulan karena dia sepertinya akan melakukan hubungan lebih jauh padaku, dia bersikap layaknya pemain dalam sex yg memang aku takuti.<br />
<br />
Namun siapa sangka aku manahan nafsu dan menghindari semua itu meskipun bersama pacarku sekalipun. Tp akhirnya aku harus kehilangan kehormatanku justru dgn orang yg tdk aku duga sebelumnya, semua berawal ketika aku sedang sendirian di rumah saat itu cuaca lagi hujan yg turun mulai dari sore hari dan akupun jadi males buat beranjak dari tempat tidurku.<br />
<br />
Meskipun mamaku pamit mau ke acara kantor papanya Tedi, aku hanya bisa menjawab dari atas tempat tidur dan kembali rebahan males di sana. Sampai akhirnya ketika mataku sdh merasakan kantuk tiba-tiba aku merasa pintu kamarku terbuka tp aku masih malas buat membuka mataku sampai akhirnya aku merasakan ada yg meraba kakiku saat itulah aku buka mataku.<br />
<br />
Betapa terkejutnya aku ketika melihat Tedi berada di tempat tidurku, dia meraba kakiku dgn lembutnya<br />
<br />
” Mau apa kamu kesini heh…” Teriakku kala itu namun dia bukannya menjawab tp lengang memeluk tubuhku dgn eratnya<br />
” Lepas.. lepasiiinnnn Tedi…. ” Aku berusaha melepaskan tubuhku dari dekapannya tp dia lebih kuat dari yg kukira.<br />
<br />
Dgn kasar dia lepas bajuku yg memang hanya baju santai rumah, dan dgn mudahnya dia lepas dan terlihat tubuhku sdh tanpa pakaian lagi. Aku lihat Tedi tersenyum melihat tubuhku dan akupun menangis, karena tdk dapat menghindar aku lihat pintu kamarku sdh terkunci dan dia memiliki tubuh yg begitu kuat kini aku hanya bisa menangis di depannya.<br />
<br />
Namun bukannya trenyuh melihatku dia malah semakin menjadi-jadi, Tedi membuka bajunya dan diapun langsung merangkak naik ke atas tubuhku<br />
<br />
” Sdh diam tdk ada yg bisa mendengarkan kamu sekarang… ” Aku menangis tp tetap saja minta dia untuk melepaskan aku<br />
” Tolong Tedi jangan lakukan ini padaku… ” Kini aku lihat batang kemaluannya mengacung pada mekiku.<br />
<br />
Akupun menutup mataku karena ngeri juga melihatnya dan kembali menjerit ketika dia masukkan penisku pada lubang mekiku<br />
<br />
” Ooooohhhh… mpppphhhhh….. sa…kit… aaaaggggh…Tedi.. jangan tolong… jangan Ted… ” Tp dia semakin menancapkan penisnya lebih dalam lagi pada mekiku, berbagai macam rasa aku rasakan waktu itu sakit, perih dan juga muak pada keadaan saat itu.<br />
<br />
Tedi menggoyang pinggulnya perlahan mungkin dia merasa kalau mekiku masih begitu sempit<br />
<br />
” Ooooccchhhhh… aku.. nggak. percaya… kalau kamu masih.. perawan kakakku sayang… ” Dia bagai pemain adegan dalam sex yg jahat, karena tdk ada ampun lagi dia terus menggoyang pantatnya lebih keras dan lebioh cepat lagi padaku dan aku hanya bisa meringis kesakitan.<br />
<br />
Tedi rupanya menikmati goyangannya sendiri karena dia mendesah<br />
<br />
” Ooooggghhhhhh… oooouuugggghh.. baru kali ini.. aku.. merasakan.. meki sempit sa..yg… <a href="http://poker899.net/register.php">aaaagggghhh…. aaaaaaggghhh… aaaaagghh…</a> ” Sebenarnya aku muak dgn perlakuan Tedi padaku dan aku hanya bisa menangis saja bahkan aku tdk segan-segan untuk menjerit saat itu<br />
<br />
Namun Tedi tdk terpengaruh juga dia tetap saja mendesah dan mengerang<br />
<br />
” Oooouuugggghh… mmmmmpppphhhh… oooouuuggghh… oooouuuggghh… aaaagggghhhh… sa… yg… aaaaggghh… aaaaagghh… ” Semakin perih kurasa mekiku saat ini dan akhirnya aku merasa dia semakin dalam menekan penisnya dgn tubuh semakin di rapatkan pada tubuhku.<br />
<br />
Kemudian aku melihat Tedi mengerang lama<br />
” Ooouugghh… ooouugggh… mmmmmppphhhhhhh… aaaggghh… sampai.. juga… aaaggghh… ” Saat itulah aku rasakan sesuatu yg hangat dari dalam penisnya dan memenuhi mekiku.<br />
<br />
Tedi terkulai saat itulah aku bangun dan berusaha berlari namun dia msih bisa menagkap tubuhku hingga akhirnya akupun terkulai lemas.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Nonton Film Bokep Semi</span></b></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Klik Disini</span></b></a></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-81181810992264743902018-06-17T04:09:00.002+07:002018-06-17T04:09:36.145+07:00CERITA SEX - TANTE YULI SANGE BERAT<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><u>TANTE YULI SANGE BERAT</u></span></h2>
<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.net/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Yuli, 29 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak 3 dan 5 tahun. Suaminya, Herman, 36 tahun, adalah karyawan dari salah satu perusahaan swasta besar di Bandung. Perawakan Yuli sebetulnya biasa saja seperti kebanyakan. Yang membuatnya menarik adalah bentuk tubuhnya yang sangat terawat. Buah dadanya tidak terlalu besar, tapi enak untuk dipandang, sesuai dengan pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang bulat.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjSUfdl9G2H-pmoa4xoVBATb62Co_L5Sh1opbkOYAeUOJAVSrqb7lN0XoTNWhu_Yc4eTGF5qtotix0Lm-ujmaAjW4t2tRGIlLcUPyORa5KlrmYaTs19kBO0ey361-RkIYsoFlMYe6bz8tp/s1600/Selfie+%25287%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjSUfdl9G2H-pmoa4xoVBATb62Co_L5Sh1opbkOYAeUOJAVSrqb7lN0XoTNWhu_Yc4eTGF5qtotix0Lm-ujmaAjW4t2tRGIlLcUPyORa5KlrmYaTs19kBO0ey361-RkIYsoFlMYe6bz8tp/s640/Selfie+%25287%2529.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<br />
<br />
Kehidupan rumah tangga mereka sangat harmonis. Dengan 2 anak yang sedang lucu-lucunya, ditambah dengan posisi Herman yang cukup tinggi di perusahaannya, membuat mereka menjadi keluarga yang cukup di hormati di lingkungan kompleks mereka tinggal. Yuli pada dasarnya adalah istri yang sangat setia kepada suaminya. Tidak pernah ada niat berkhianat terhadap Herman dalam hati Yuli karena dia sangat mencintai suaminya. Tapi ada satu peristiwa yang menjadi awal berubahnya cara berpikir Yuli tentang cinta..<br />
<br />
Suatu siang, Yuli sedang mengasuh anaknya di depan rumah. Dikarenakan kedua anaknya waktu itu berlari jauh dari rumah, maka Yuli langsung mengejar mereka. Tapi tanpa disengaja, kakinya menginjak sesuatu sampai akhirnya Yuli terjatuh. Lututnya memar, agak mengeluarkan darah. Yuli langsung berjongkok dan meringis menahan sakit. Pada waktu itu, Darmawan, anak tetangga depan rumah Yuli kebetulan lewat mau pulang ke rumahnya. Ketika melihat Yuli sedang jongkok sambil meringis memegang lututnya, Darmawan langsung lari ke arah Yuli.<br />
<br />
“Kenapa tante?” tanya Darmawan.<br />
“Aduh, lutut saya luka karena jatuh, Wan…” ujar Yuli sambil meringis.<br />
“Bantu saya berdiri, Wan…” kata Yuli.<br />
“Iya tante,” kata Darmawan sambil memegang tangan Yuli dan dibimbingnya bediri.<br />
“Wan, tolong bawa anak-anak saya kemari.. Anterin ke rumah saya, ya…” kata Yuli.<br />
“Iya tante,” kata Darmawan sambil segera menghampiri anak-anak Yuli.<br />
<br />
Sementara Yuli segera pulang ke rumahnya sambil tertatih-tatih. Waktu Darmawan mengantarkan anak-anak Yuli ke rumahnya, Yuli sedang duduk di kursi depan sambil memegangi lututnya.<br />
<br />
“Ada obat merah tidak, tante?” tanya Darmawan.<br />
“Ada di dalam, Wan,” kata Yuli.<br />
“Kita ke dalam saja…” kata Yuli lagi sambil bangkit dan tertatih-tatih masuk ke dalam rumah.<br />
<br />
Darmawan dan anak-anaknya mengikuti dari belakang.<br />
<br />
“Ma, Donny ngantuk,” kata anaknya kepada Yuli.<br />
“Tunggu sebentar ya, Wan. Saya mau antar mereka dulu ke kamar. Sudah waktunya anak-anak tidur siang,” kata Yuli sambil bangkit dan tertatih-tatih mengantar anak-anaknya ke kamar tidur.<br />
<br />
Setelah mengantar mereka tidur, Yuli kembali ke tengah rumah.<br />
<br />
“Mana obat merahnya, tante?” tanya Darmawan.<br />
“Di atas sana, Wan…” kata Yuli sambil menunjuk kotak obat.<br />
<br />
Darmawan segera bangkit dan menuju kotak obat untuk mengambil obat merah dan kapas. Tak lama Darmawan segera kembali dan mulai mengobati lutut Yuli.<br />
<br />
“Maaf ya, tante.. Saya lancang,” kata Darmawan.<br />
“Tidak apa-apa kok, Wan. Tante senang ada yang menolong,” kata Yuli sambil tersenyum.<br />
<br />
Darmawan mulai memegang lutut Yuli dan mulai memberikan obat merah pada lukanya.<br />
<br />
“Aduh, perih…” kata Yuli sambil agak menggerakkan lututnya.<br />
<br />
Secara bersamaan rok Yuli agak tersingkap sehingga sebagian paha mulusnya nampak di depan mata Darmawan. Darmawan terkesiap melihatnya. Tapi Darmawan pura-pura tak melihatnya. Tapi tetap saja paha mulus yuli menggoda mata Darmawan untuk melirik walau kadang-kadang. Hati Darmawan agak berdebar.. Biasanya dia hanya bisa melihat dari kejauhan saja lekuk-lekuk tubuh Yuli. Atau kadang-kadang hanya kebetulan saja melihat Yuli memakai celana pendek.<br />
<br />
Darmawan biasanya hanya bisa membayangkan saja tubuh Yuli sambil onani. Tapi kini, di depan mata sendiri, paha mulus Yuli sangat jelas terlihat. Yuli sepertinya sadar kalau mata Darmawan sesekali melirik ke arah pahanya. Segera Yuli merapikan duduknya dan juga menutup pahanya. Darmawanpun sepertinya terkesima dengan sikap Yuli tersebut. Darmawan menjadi malu sendiri..<br />
<br />
“Sudah saya berikan obat merah, tante…” kata Darmawan.<br />
“Iya, terima kasih,” kata Yuli sambil tersenyum.<br />
“Sekarang sudah mulai tidak terasa sakit lagi,” ujar Yuli lagi sambil tetap tersenyum.<br />
<br />
Darmawan, 16 tahun, adalah anak tetangga depan rumah Yuli. Masih duduk di bangku SMP kelas 3. Seperti kebanyakan anak laki-laki tanggung lainnya, Darmawan adalah sosok anak laki-laki yang sudah mulai mengalami masa puber.<br />
<br />
“Kenapa kamu nunduk terus, Wan?” tanya Yuli.<br />
“Tidak apa-apa, tante…” ujar Darmawan sambil sekilas menatap mata Yuli lalu menunduk lagi sambil tersenyum malu.<br />
“Ayo, ada apa?” tanya Yuli lagi sambil tersenyum.<br />
“Anu, tante.. Maaf, mungkin tadi sempat marah karena tadi saya sempat melihat secara tidak sengaja…” kata Darmawan sambil tetap menunduk.<br />
“Lihat apa?” tanya Yuli pura-pura tidak mengerti.<br />
“Lihat.. Mm.. Lihat ini tante,” kata Darmawan sambil tangannya mengusap-ngusap pahanya sendiri. Yuli tersenyum mendengarnya.<br />
“Tidak apa-apa kok, Wan,” kata Yuli.<br />
“Kan hanya melihat.. Bukan memegang,” kata Yuli lagi sambil tetap tersenyum.<br />
“Lagian, saya tidak keberatan kok kamu melihat paha tante tadi,” kata Yuli lagi sambil tetap tersenyum.<br />
“Kamu kan tadi sedang menolong saya memberikan obat,” kata Yuli.<br />
“Benar tante tidak marah?” tanya Darmawan sambil menatap Yuli.<br />
<br />
Secara bersamaan rok Yuli agak tersingkap sehingga sebagian paha mulusnya nampak di depan mata Darmawan. Darmawan terkesiap melihatnya. Tapi Darmawan pura-pura tak melihatnya. Tapi tetap saja paha mulus yuli menggoda mata Darmawan untuk melirik walau kadang-kadang. Hati Darmawan agak berdebar.. Biasanya dia hanya bisa melihat dari kejauhan saja lekuk-lekuk tubuh Yuli. Atau kadang-kadang hanya kebetulan saja melihat Yuli memakai celana pendek.<br />
<br />
Darmawan biasanya hanya bisa membayangkan saja tubuh Yuli sambil onani. Tapi kini, di depan mata sendiri, paha mulus Yuli sangat jelas terlihat. Yuli sepertinya sadar kalau mata Darmawan sesekali melirik ke arah pahanya. Segera Yuli merapikan duduknya dan juga menutup pahanya. Darmawanpun sepertinya terkesima dengan sikap Yuli tersebut. Darmawan menjadi malu sendiri..<br />
<br />
Agen Bola Terpercaya<br />
<br />
“Sudah saya berikan obat merah, tante…” kata Darmawan.<br />
“Iya, terima kasih,” kata Yuli sambil tersenyum.<br />
“Sekarang sudah mulai tidak terasa sakit lagi,” ujar Yuli lagi sambil tetap tersenyum.<br />
<br />
Darmawan, 16 tahun, adalah anak tetangga depan rumah Yuli. Masih duduk di bangku SMP kelas 3. Seperti kebanyakan anak laki-laki tanggung lainnya, Darmawan adalah sosok anak laki-laki yang sudah mulai mengalami masa puber.<br />
<br />
“Kenapa kamu nunduk terus, Wan?” tanya Yuli.<br />
“Tidak apa-apa, tante…” ujar Darmawan sambil sekilas menatap mata Yuli lalu menunduk lagi sambil tersenyum malu.<br />
“Ayo, ada apa?” tanya Yuli lagi sambil tersenyum.<br />
“Anu, tante.. Maaf, mungkin tadi sempat marah karena tadi saya sempat melihat secara tidak sengaja…” kata Darmawan sambil tetap menunduk.<br />
“Lihat apa?” tanya Yuli pura-pura tidak mengerti.<br />
“Lihat.. Mm.. Lihat ini tante,” kata Darmawan sambil tangannya mengusap-ngusap pahanya sendiri. Yuli tersenyum mendengarnya.<br />
“Tidak apa-apa kok, Wan,” kata Yuli.<br />
“Kan hanya melihat.. Bukan memegang,” kata Yuli lagi sambil tetap tersenyum.<br />
“Lagian, saya tidak keberatan kok kamu melihat paha tante tadi,” kata Yuli lagi sambil tetap tersenyum.<br />
“Kamu kan tadi sedang menolong saya memberikan obat,” kata Yuli.<br />
“Benar tante tidak marah?” tanya Darmawan sambil menatap Yuli.<br />
<br />
Yuli kembali tersenyum, tapi dengan nafas yang agak memburu menahan sesuatu di dadanya.<br />
<br />
“Kamu suka tidak film begitu?” tanya Yuli.<br />
“Iya suka, tante?” kata Darmawan sambil menunduk.<br />
“Mau coba seperti di film, tidak?” kata Yuli.<br />
<br />
Darmawan diam sambil tetap menunduk. Tangannya makin gemetar. Yuli mendekatkan tubuhnya ke tubuh Darmawan. Wajahnya di dekatkan ke wajah Darmawan.<br />
<br />
“Mau tidak?” tanya Yuli setengah berbisik.<br />
Darmawan tetap diam dan gemetar. Wajahnya agak tertunduk. Yuli membelai pipi anak tanggung tersebut. Lalu diciumnya pipi Darmawan. Darmawan tetap diam dan makin gemetar. Yuli terus menciumi wajah Darmawan, lalu akhirnya dilumatnya bibir Darmawan.. Lama-lama Darmawanpun mulai terangsang nafsunya. Dengan pasti dibalasnya ciuman Yuli.<br />
<br />
“Masukkan tangan kamu ke sini…” kata Yuli dengan nafas memburu sambil memegang tangan Darmawan dan mengarahkannya ke dalam baju Yuli.<br />
“Masukkan tangan kamu ke dalam BH saya, Wan.. Pegang buah dada saya,” kata Yuli sambil tangannya meremas kontol Darmawan dari luar celana.<br />
<br />
Sementara tangan Darmawan sudah masuk ke dalam BH Yuli dan mulai meremas-remas buah dada Yuli.<br />
<br />
“Mmhh.. Terus sayang…” kata Yuli.<br />
“Tangan saya pegal, tante…” kata Darmawan polos.<br />
“Uhh.. Kita pindah ke kamar, yuk…” ajak Yuli sambil menarik tangan Darmawan. Sesampainya di dalam kamar..<br />
“Buka pakaian kamu, Wan…” ujar Yulipun melepas seluruh pakaiannya sendiri.<br />
“Iya, tante…” kata Darmawan.<br />
<br />
Yuli setelah melepas seluruh pakaiannya, segera naik dan telentang di tempat tidur. Darmawan terkesima melihat tubuh telanjang Yuli. Seumur-umur Darmawan, baru kali ini dia melihat tubuh telanjang wanita di depan mata. Apalagi wanita tersebut adalah wanita yang sering di bayangkannya bila onani. Kontol Darmawan langsung tegang dan tegak..<br />
<br />
“Naik sini, Wan…” kata Yuli.<br />
“Iya, tante…” kata Darmawan.<br />
“Sini naik ke atas tubuh saya…” kata Yuli sambil mengangkangkan pahanya.<br />
<br />
Darmawan segera menaiki tubuh telanjang Yuli. Yuli langsung melumat bibir Darmawan dan Darmawanpun langsung membalasnyanya dengan hebat. Sementara satu tangan Darmawan meremas buah dada Yuli yang tidak terlalu besar. Sementara kontol Darmawan sesekali mengenai belahan memek Yuli.<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/register.php">“Ohh.. Mmhh.. Terus remas.. Terus…” desah Yuli sambil memegang tangan Darmawan yang sedang meremas buah dadanya, dan tangan mereka bersamaan meremas buah dadanya.</a><br />
“Ohh.. Sshh…” kata Yuli. Darmawanpun dengan bernafsu terus meremas dan menciumi serta menjilati buah dada Yuli.<br />
“Wan, jilati memek ya, sayang…” pinta Yuli.<br />
“Tapi saya tidak tahu caranya, tante,” kata Darmawan polos.<br />
<br />
“Sekarang dekatkan saja wajah kamu ke memek, lalu kamu jilati belahannya…” kata Yuli setengah memaksa dengan menekan kepala Darmawan ke arah memeknya.<br />
<br />
Darmawan langsung menuruti permintaan Yuli. Dijilatinya belahan memek Yuli sampai tubuh Yuli mengejang menahan nikmat.<br />
<br />
“Ohh.. Mm.. Ohh.. Terus jilat, sayang…” desah Yuli sambil meremas kepala Darmawan.<br />
“Wan, kamu jilati bagian atas sini…” kata Yuli sambil jarinya mengelus kelentitnya.<br />
<br />
Lalu lidah Darmawan menjilati habis kelentit Yuli.. Yuli kembali menggelepar merasakan nikmat yang teramat sangat.<br />
<br />
“Teruss.. Sshh.. Ohh…” desah Yuli sambil badannya semakin mengejang.<br />
<br />
Pahanya rapat menjepit kepala Darmawan. Sementara tangannya semakin menekan kepala Darmawan ke memeknya. Tak lama..<br />
<br />
“Ohh…” desah Yuli panjang. Yuli orgasme.<br />
“Sudah, Wan.. Naik sini,” kata Yuli.<br />
<br />
Darmawan lalu menaiki tubuh Yuli. Yuli lalu mengelap mulut Darmawan yang basah oleh cairan memeknya. Yuli tersenyum, lalu mengecup bibir Darmawan.<br />
<br />
“Mau tidak kontol kamu saya hisap,” kata Yuli.<br />
“Mau tante,” kata Darmawan bersemangat.<br />
“Bangkitlah.. Sinikan kontol kamu,” kata Yuli sambil tangannya meraih kontol Darmawan yang tegang dan tegak.<br />
<br />
Darmawan lalu mengangkangi wajah Yuli. Yuli segera mengulum kontol Darmawan. Tidak hanya itu, kontol Darmawan lalu dijilat, dihisap, lalu dikocoknya silih berganti. Darmawan tubuhnya mengejang menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Tangannya berpegangan pada pinggiran ranjang.<br />
<br />
“Ohh.. Tantee.. Enaakk…” jerit kecil Darmawan sambil memompa kontolnya di mulut Yuli.<br />
“Masukkin ke memek, sayang…” kata Yuli setelah dia beberapa lama menghisap kontol Darmawan.<br />
<br />
Darmawan lalu mengangkangi Yuli. Sementara tangan Yuli memegang dan membimbing kontol Darmawan ke lubang memeknya.<br />
<br />
“Ayo tekan sedikit, sayang…” kata Yuli.<br />
Darmawan berusaha menekan kontolnya ke lubang memek Yuli sampai akhirnya.. Bless.. Bless.. Bless.. Kontol Darmawan berhasil masuk dan mulai memompa memek Yuli. Darmawan merasakan suatu kenikmatan yang tiada tara pada batang kontolnya.<br />
<br />
“Bagaimana rasanya, Wan?” tanya Yuli sambil tersenyum dan menggoyang pantatnya.<br />
“Ohh.. Sangat enakk, tanttee…” kata Darmawan tersendat sambil memompa kontolnya keluar masuk memek Yuli.<br />
<br />
Yuli tersenyum.. Setelah beberapa lama memompa kontolnya, tiba-tiba tubuh Darmawan mengejang. Gerakannya makin cepat. Yuli karena sudah mengerti langsung meremas pantat Darmawan dan menekankannya ke memeknya. Tak lama.. Crott.. Croott.. Croott.. Croott..<br />
<br />
“Ohh.. Hohh…” desah Darmawan. Tubuhnya lemas dan lunglai di atas tubuh Yuli.<br />
“Udah keluar? Bagaimana rasanya?” tanya tante Yuli sambil memeluk Darmawan.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></b></span></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-73844622422198735722018-06-11T04:17:00.000+07:002018-06-11T04:17:48.384+07:00CERITA SEX - AKU DIPERKOSA SAMPAI BASAH<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><u>AKU DIPERKOSA SAMPAI BASAH</u></span></h2>
<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.net/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Di dalam ruangan itu terlihat sunyi beberapa dari mereka tidak sanggup melihat dua orang suami istri terbujur kaku, sedangkan di sampingnya terdapat anak yang masih berusia 11 tahun yang sedang menangisi ke dua orang tuanya, karena merasa kasihan aku meminta izin suamiku untuk menemuinya,<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDF8g4bSwgPUtpKR7vIDO_84zquLB2-NMNS-xHqwPiQRm3gAwCzE2fO6JlR4clcBAeMyRKEb5cLq7XQ4H3wH17MqzONFyo6GqJ6hqg7iH32MQ6IaTubVe0wQ99IPodiGl0HrfwtCo-gwY9/s1600/DT6_z14VwAAVEjf.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="792" data-original-width="720" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDF8g4bSwgPUtpKR7vIDO_84zquLB2-NMNS-xHqwPiQRm3gAwCzE2fO6JlR4clcBAeMyRKEb5cLq7XQ4H3wH17MqzONFyo6GqJ6hqg7iH32MQ6IaTubVe0wQ99IPodiGl0HrfwtCo-gwY9/s640/DT6_z14VwAAVEjf.jpg" width="580" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="font-size: x-large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></b></div>
<br />
<br />
setelah mendapat izin aku lalu menghampiri anak tersebut berharap dapat menenangkan hati anak tersebut, “Al..” panggilku pelan sambil duduk di sampingnya, “sudah jangan nagis lagi, biarkan kedua orang tuamu beristirahat” Anak itu tetap menangis, beberapa detik dia memandangku dan tidak lama kemudian dia langsung memelukku dengan air mata yang bergelinang,<br />
<br />
“tante, hiks…hiks… Aldi ga mau sendirian, Aldi mau mama, papa…” dengan penuh rasa kasih sayang aku mengelus punggungnya berharap dapat meringankan bebannya, “tante… bangunin mama,”katanya sambil memukul pundakku, aku semakin tak kuasa mendengar tangisnya, sehingga air matakupun ikut jatuh,<br />
<br />
“Aldi, jangan sedih lagi ya? Hhmm… kan masih ada tante sama om,” aku melihat ke belakang ke arah suamiku sambil memberikan kode, suami ku mengangguk bertanda dia setuju dengan usulku, “mulai sekarang Aldi boleh tinggal bersama tante dan om, gi mana?” tawarku sambil memeluk erat kepalahnya, Sebelum lebih jauh mohon izinkan aku untuk memperkenalkan diri, namaku Lisa usia 25 tahun aku menikah di usia muda karena kedua orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluargaku sangaatlah baik,<br />
<br />
baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi hubungan intim, tetapi seperti pepata yang mengatakan tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan hidupku walaupun aku memiliki suami yang sangat mencintaiku tetapi selama 4 tahun kami menikah kami belum juga dikaruniai seorang anak sehingga kehidupan keluarga kami terasa ada yang kurang,<br />
tetapi untungnya aku memiki seorang suami yang tidak perna mengeluh karena tidak bisanya aku memberikan anak untuknya untuk membalas budi baik kakakku, aku dan suamiku memutuskan untuk merawat anaknya Aldi karena kami pikir apa salah menganggap Aldi sebagai anak sendiri dari pada aku dan suamiku harus mengangkat anak dari orang lain,<br />
<br />
Sudah satu minggu Aldi tinggal bersama kami, perlahan ia mulai terbiasa dengan kehidupannya yang baru, aku dan suamiku juga meresa sangat senang sekali karena semenjak kehadirannya kehidupan kami menjadi lebih berwarna, suamiku semakin bersemangat saat bekerja dan sedangkan aku kini memiliki kesibukan baru yaitu merawat Aldi,<br />
<br />
“Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi dong di kamar saya,” kataku memanggil bi Mar Hari ini adalah hari pertama Aldi bersekolah sehingga aku sangat bersemangat sekali, setelah semuanya sudah beres aku meminta pak Rojak untuk mengantarkan Aldi ke sekolahnya yang baru, beberapa saat Aldi terseyum ke arahku sebelum dia berangkat ke sekolah.<br />
<br />
Seperti pada umumnya ibu rumah tangga, aku berencana menyiapkan makanan yang special untuk Aldi sehingga aku memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur, tetapi saat aku melangkah ke dapur tiba-tiba kakiku terasa kaku saat melihat kehadiran pak Isa yang sedang melakukan hubungan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak menyadari kehadiranku masih asyik dengan permainan mereka, “Hmm… APA-APAAN INI?” bentakku ke pada mereka, mendengar suaraku mereka terlihat tanpak kaget melihat ke hadiranku,<br />
<br />
“kalian benar-benar tidak bermoral, memalukan sekali!” Mereka tanpak terdiam sambil merapikan kembali pakaian mereka masing-masing, beberapa saat aku melihat penis pak Isa yang terlihat masih sangat tegang, sebenarnya aku sangat terkejut melihat ukuran penis pak Isa yang besar dan berurat, berbeda sekali dengan suamiku,<br />
<br />
“maafin kami Bu,” kini Ani membuka mulutnya, sedangkan pak Isa masih terdiam, “Maaf… kamu benar-benar wanita murahan, kamu tahu kan pak Isa itu sudah punya istri kenapa kamu masih juga menggoda pak Isa, kamu itu cantik kenapa tidak mencari yang sebaya denganmu?” emosiku semakin memuncak saat mengingat bi Mar istri dari pak Isa,<br />
<br />
“saya tidak menyangka ternyata anda yang sangat saya hormati ternyata tidak lebih dari binatang, betapa teganya anda menghianati istri anda sendiri,” beberapa kali aku menggelengkan kepalahku, sambil menunjuk ke arahnya, “maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani” kata pak Mar yang membela Ani,<br />
<br />
“mulai sekarang kalian saya PECAT, dan jangan perna menyentuh ataupun menginjak rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” bentakku Mendengar perkataanku Ani terlihat pucat tidak menyangkah kalau kelakuan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, sedangkan pak Isa terlihat tenang-tenang saja malahan pak Isa tanpak terseyum sinis, “he..he… Ibu yakin dengan keputusan Ibu,” pak Isa tertawa mendengar perkataanku, perlahan pak Isa mendekatiku,<br />
<br />
“jangan perna main-main dengan saya Bu,” ancamnya dengan sangat sigap pak Isa menangkap kedua tanganku, “apa-apaan ini lepaskan saya, atau saya akan berteriak,” aku mencoba mengancam balik mereka yang sedang mencoba mengikat kedua tanganku, “teriak saja Bu, tidak akan ada orang yang mendengar,” timpal Ani sambil membantu pak Isa mengikat kedua tanganku,<br />
<br />
Apa yang di katakan Ani ada benarnya juga, tetapi walaupun begitu aku tidak mau menyerah begitu saja dengan susah paya aku berusaha melepaskan diri tapi sayangnya tenagaku kalah besar dari mereka berdua, tanpa bisa berbuat apa-apa aku hanya dapat mengikuti mereka saat membawaku ke dalam kamar pak Isa.<br />
<br />
Sesampai di kamar aku di tidurkan di atas kasur yang tipis, sedangkan Ani mengambil sebuah Hp dan ternyata Hp itu di gunakan untuk merekamku, sehingga kehawatiranku semakin menjadi-jadi. “kalian biadab, tidak tau terimakasih ****** kalian!” air mataku tidak dapat kubendung lagi saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih, “ja-jangan, mau apa kalian lepaskan saya ku mohon jangan ganggu saya,” kataku di sela-sela isak tangis,<br />
<br />
“siapa suruh ikut campur urusan saya, he…he… maaf bu ternyata hari ini adalah hari keberuntungan saya, dan hari yang sial bagi Ibu,” semakin lama aku merasa tangannya semakin dalam memasuki dasterku, “tidak di sangkah impian saya akhirnya terkabul juga,”” sambungnya sambil meremasi paha bagian dalamku, “makanya Bu jangan suka ikut campur urusan orang,” kini giliran Ani yang menceramahiku,<br />
<br />
“ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” kini aku hanya dapat memohon agar mereka sedikit iba melihatku, tetapi sayangnya apa yang kuharapkan tidak terjadi, pak Isa tanpa semakin buas memainkan diriku Aku hanya dapat melihat pasrah saat dasterku terlepas dari tubuhku, kedua payudaraku yang memang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi dapat dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkanganku,<br />
<br />
“sslluupss…sslluuppss… hhmm…. ayo Bu puaskan saya?” pinta pak Isa, sambil mengulum payudaraku beberapa kali lidahnya menyapu putting susuku yang mulai mengeras, “ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang harus diakui, tubuhku tidak dapat membohonginya walaupun bibirku berkata tidak,<br />
<br />
“wa…wa… Ibukan sudah punya suami ko’ masih juga menggoda laki orang lain, ga malu ya Bu,” Ani melotottiku seolah-olah ingin membalas perkataanku tadi, “dasar wanita munafik, sekarang Ibu tau kan kenapa saya menyukai pak Isa,”bentak Ani kepadaku, sehingga membuat hatiku terasa amat sakit mendengarnya, “aahhkk… pak, hhmm…. pak sudah jangan di terusin…” kataku dengan kaki yang tidak dapat diam saat jarinya menyelusup kedalam vaginaku yang sudah banjir, perlahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku,<br />
<br />
“oo… enak ya? he…he…” pa Isa tertawa melihatku yang sudah semakin terangsang, leherku terasa basah saat lidah pak Isa menjilati leherku yang jenjang, Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, sehingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun terlihat olehnya, aku memang sangat rajin mencukur rambut vaginaku agar terlihat lebih bersi dan seksi.<br />
<br />
Ani berjongkok di sela-sela kakiku, kamera Hp di arahkan persis di depan vaginaku yang kini sudah tidak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa memikirkan perasaanku pak Isa membuka bibir vaginaku sehingga bagian dalam vaginaku dapat di rekam jelas oleh Ani, beberapa kali jari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku, “ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” aku merasa sangat malu sekali di perlakukan seperti itu, baru kali ini aku bertelanjang di depan orang lain bukan suamiku sendiri,<br />
<br />
“Ha…ha… malu kenapa Bu? ****** aja tidak malu ga pake baju masa ibu malu si…” katanya yang semakin merendahkan derajatku, setelah puas mempertontonkan vaginaku di depan kamera, pak Isa bertukar posisi dengan Ani untuk memegangi kakiku sedangkan pak Isa berjongkok tepat di bawa vaginaku, Dengan sangat lembut pak Isa menciumi pahaku kiri dan kanan secara bergantian, semakin lama jilatannya semakin ke atas menyentuh pinggiran vaginaku,<br />
<br />
“aahkk… sudah pak, rasanya sangat geli hhmm…” aku berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua kakiku tetapi usahaku sia-sia saja, dengan sangat rakus pak Isa menjilati vaginaku yang berwarna pink, sedangkan Ani tanpa puas melihat ke adaanku yang tak berdaya, “nikmatin aja Bu, he..he.. saya dulu sama seperti ibu selalu menolak tapi ujung-ujungnya malah ketagihan” kata Ani tanpa melepaskan pegangannya terhadap kakiku,<br />
<br />
Semakin lama aku semakin tidak tahan, tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, kalau seandainya Ani tidak memegang kakiku dengan sangat erat mungkin saat ini wajah pak Isa sudah menerima tendanganku, mataku terbelalak saat orgasme melandah tubuhku dengan sangat hebat, cairan vaginaku meleleh keluar dari dalam vaginaku, sehingga tubuhku terasa lemas,<br />
<br />
“ha…ha… bagaimana Bu, mau yang lebih enak….” pak Isa tertawa puas, aku hanya dapat menggelengkan kepalaku karena aku sudah tidak mampu lagi untuk mengeluarkan suara dari mulutku, perlahan pak Isa berdiri sambil memposisikan penisnya tepat di depan vaginaku, “aahkk… sakit…” aku memikik saat kepala penisnya menerobos liang vaginaku, “uuhk… hhmm… pelan-pelan pak…” pintaku sambil menarik napas menahan rasa sakit yang amat sangat di vaginaku karena ukuran penis pak Isa jauh lebih besar dari penis suamiku,<br />
<br />
“tahan Bu, bentar lagi juga enak ko’ “ kata Ani yang kini melepaskan ikatan di tanganku, setelah ikatanku terlepas Ani kembali merekam adegan panas yang kulakukan, Dengan sangat cepat pak Isa menyodok vaginaku sehingga terdengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke dalam vaginaku yang mungil,<br />
<br />
“aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”semakin cepat sodokannya suaraku semakin lantang terdengar, “oh yeeaa… enak Bu, hhmm… ternyata memiaw Ibu masih sempit sekali walaupun sudah perna menikah,” katanya memujiku, tetapi mendengar pujiannya aku tidak merasa bangga melainkan aku meresa jijik terhadap diriku sendiri,<br />
<br />
Aku merasa vaginaku seperti di masuki benda yang sangat besar yang mencoba mengorek isi dalam vaginaku, rasanya memang sangat sakit sekali tetapi di sisi lain aku merasa sangat menikamati perkosaan rehadap diriku, selama ini aku belum perna merasakan hal seperti ini dari suamiku sendiri, “ayo sayang, bilang kalau tongkol saya enak…” dengan sangat kasar pak Isa meremasi kedua payudaraku, “ti-tidak…. ahk… hhmm…” aku di buat merem melek olehnya,<br />
<br />
“ha..ha.. kamu mau jujur atau tidak, kalau tidak hhmm… saya akan adukan semua ini kepada suamimu, ha…ha…” katanya mengancamku dengan tawa yang sangat menjijikan, “ja-jangan pak,” aku memohon ke padanya, karena takut dengan ancamannya akhirnya aku menyerah juga “iya, aahhkk… aku suka…” kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar, “APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Isa berteriak dengan sangat kencang sehingga gendang telingaku terasa mau pecah mendengar teriakannya,<br />
<br />
“IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” dengan sekuat tenaga aku berusaha tegar dan berharap semuanya cepat berlalu, Setelah berapa menit kemudian tubuhku kembali merasa tersengat oleh aliran listrik saat aku kembali mengalami orgasme yang ke dua kalinya, Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik tubuhku sehingga aku berposisi menungging, pantatku yang bulat dan padat menghadap dirinya,<br />
<br />
“hhmm… indah sekali pantatmu sayang” katanya sambil meremasi bongkahan pantatku, “pak, saya mohon cepat lakukan,” “ha..ha.. kenapa Bu, sudah ga tahan” berkali-kali pantatku menerima pukulan darinya, sebenarnya aku tidak menyangka dengan kata-kataku tadi bisa membuatku semakin renda di mata mereka, sebenarnya aku hanya bermaksud agar semua permainan ini segera berakhir tapi sayangnya pak Isa tidak menginginkan itu,<br />
<br />
“tenang Bu, santai saja dulu?” Pak Isa sangat pintar memainkan tubuhku, dengan sangat lembut jari kasarnya menyelusuri belahan pantatku dari atas hingga ke bawah belahan vagianaku, gerakan itu di lakukan berkali-kali sehingga pantatku semakin terlihat membusung ke belakang, “ohhkk… pak, hhhmm….” ku pejamkan mataku saat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan gerakan yang sangat lembut jarinya keluar masuk dari dalam anusku,<br />
<br />
“ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” ternyata rintihanku membuat pak Isa semakin mempercepat gerakan jarinya, pak Isa dengan rakusnya kembali menjilati vaginaku dari belakang sedangkan jari-jarinya masih aktif mengocok anusku. Pada saat aku sangat terangsang tiba-tiba kami mendengar suara ketukan yang kuyakini itu adalah pak Rojak yang baru pulang dari mengantar Aldi,<br />
<br />
“Pak Rojak tolongin saya…” kataku berharap ia bisa membantuku untuk lepas dari pelecehan yang ku alami, dengan santainya Ani membukakan pintu tanpa rasa takut kalau pak Rojak mengadukan kejadian ini ke pada suamiku, pak Rojak tanpak kaget saat melihat keadaanku yang sedang di gagahi oleh pak Isa, “pak, tolong ku mohon,” kataku memelas, “Wa…wa…. apa-apaan ini, “ beberapa kali pak Rojak menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tak henti-hentinya memandangi tubuh mulusku,<br />
<br />
“Udah pak, jangan sok mau jadi pahlawan kalau bapak mau embat aja, dia sudah menjadi budaknya saya,” pak Isa mulai membujuk pak Rojak dan aku hanya bisa berharap pak Rojak tidak memperdulikan tawaran pak Isa, “kenapa bengong? sini ikutan!” ajaknya lagi “jangan pak saya mohon tolongin saya,” aku mengiba ke pada pak Rojak, tetapi pak Isa tidak mau kalah kedua jarinya membuka bibir vaginaku, “bapak liat ni, memiawnya sudah basa banget… wanita ini munafik” pak Rojak terdiam seperti ada yang sedang di piirkannya,<br />
<br />
“memiawnya masih sempit lo, apa lagi anusnya kayaknya masih perawan,” bujuk pak Isa berharap pak Rojak mau bergabung dengannya untuk menikmati tubuhku, Akhirnya pak Rojak tidak tahan melihat vaginaku yang becek terpampang di depannya, “hhmm… oke lah tapi boolnya buat saya ya, ” tubuhku semakin terasa lemas, kini aku sudah tidak tau harus meminta tolong ke pada siapa lagi, perlahan pak Rojak mendekatiku,<br />
<br />
“sekarang Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Isa sambil tidur telentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan sangat pelan aku menuduki penis pak Isa, “eennnggkk…. “ aku menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Isa kembali menembus vaginaku, perlahan penis itu amblas ke dalam vaginaku, dengan sangat erat pak Isa memeluk pinggangku agar tidak dapat bergerak,<br />
<br />
Setelah melepas semua pakaian yang ada di tubuhnya, pak Rojak mendekatiku dengan penis berada di depan anusku beberapa kali pak rojak menamparkan penisnya ke pantatku, “pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya belum pernah” aku berusaha melepaskan diri saat pak Rojak mulai berusaha memasuki anusku, sempat beberapa kali ia gagal meembus anusku yang memang masih perawan,<br />
<br />
“ha…ha… ayo dong Pak, masak kalah sama cewek si…” kata pak Isa mmemanas-manasi pak Rojak agar segera membobol anusku, pak rojak yang mendengar perkataan pak Isa menjadi lebih beringas dari sebelumnya, “AAAAAA….” aku berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Rojak berhasil menerobos anusku, tanpa memberikan aku nafas ia menekan penisnya semakin dalam,<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/register.php">“aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” aku merintih ke sakitan saat pak Rojak mulai memaju </a>mundurkan penisnya di dalam anusku, “gi mana pak? Enak kan?” tanya pak Isa yang kini ikutan memaju mundurkan penisnya di dalam vaginaku, “eehhkknngg… mantab pak, enak banget he….he… hhmm….” semakin lama kedua pria tersebut semakin mempercepat tempo permainan kami,<br />
<br />
Sudah beberapa menit berlalu kedua orang pria ini belum juga menunjukan kalau mereka ingin ejakulasi, sedangkan diriku sedah beberapa kali mengalami orgasme yang hebat sehingga tubuhku terasa terguncang oleh orgasmeku sendiri. Setelah beberapa menit aku mengalami orgasme tiba-tiba pak Isa menunjukan bahwa dia juga ingin mencapai klimaks. Dengan sekuat tenaga pak Isa semakin menenggelamkan penisnya ke dalam vaginaku dalam hitungan beberapa detik kurasakan cairan hangat membasahi rahimku,<br />
<br />
“aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyemburkan sperma terakhirnya, setelah puas menodaiku pak Isa melepas penisnya di dalam vaginaku begitu juga dengan pak Rojak yang melepaskan penisnya di dalam anusku, “buka mulutmu cepetan,” perintah pak Rojak sambil menarik wajahku agar menghadap ke arah penisnya yang terlihat berdeyut-deyut,<br />
<br />
aku sangat kaget sekali saat pak Rojak memuntahkan spermanya ke arah wajahku, sehingga wajahku ternodai oleh sperma pak Rojak, Kini aku benar-benar sudah tidak memiliki tenaga sedikitpun, untuk mengangkat tubuhku saja terasa sangat berat sekali, sedangkan mereka tanpa puas memandangku yang sedang berpose mengangkang di depan mereka karena kedua kakiku kembali dipegangi Ani,<br />
<br />
sperma yang tadi di muntahkan pak Isa terasa mengalir keluar dari dalam vaginaku, ******** Aku duduk di atas sofa sambil melihat anak angkatku Aldi yang sedang di temani suamiku belajar, wajah mereka terlihat sangat cerah sekali bertanda bahwa mereka sangat bahagia, entah kenapa tiba-tiba di pikiranku terlintas kembali apa yang terjadi tadi pagi yang menimpa diriku,<br />
<br />
semakin aku berusaha melupakannya rasanya ingatan itu semakin menghantuiku, aku tidak bisa membayangkan kalau sampai suamiku mengetahui kalau aku di perkosa oleh ketiga pembantuku sendiri, “hhmm… gi mana Aldi sudah negerti belom” kataku sambil mengucek rambutnya yang sedang sibuk menghitung soal yang di berikan suamiku,<br />
<br />
“ya sudah kalau begitu mama bikinin minuman dulu ya, buat kalian,” kataku yang di sambut dengan teriakan mereka berdua, Baru satu langkah aku keluar dari kamar tiba-tiba pergelangan tanganku terasa sakit saat pak Rojak menarik tanganku, “bapak apaan sih!?” bentakku dengan suara yang sangat pelan, “ssstt… jangan berisik…” kata pak Rojak dengan jari telunjuk di bibirnya, “nanti suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak cuman mau ini Bu,” katanya lagi sambil mencubit payudaraku, dengan sigap aku mundur ke belakang,<br />
<br />
“jangan main-main pak,” beberapa kali aku memandang pintu kamarku yang tidak tertutup rapat, tetapi pak Rojak tidak kehabisan akal dia balik mengancamku dengan mengatakan akan membongkar semua rahasiaku ke pada suamiku, sehingga nyaliku menjadi ciut, “oke, hhmm… kalau begitu bapak ikut saya” kataku dengan suara yang bergetar, karena sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, dia terseyum puas melihatku tak berdaya dengan permintaanya,<br />
<br />
“maaf Bu, saya inginnya di sini bukan di tempat lain,” katanya dengan suara yang cukup jelas, setelah berkata seperti itu pak Rojak langsung memelukku dengan erat sehingga aku sulit bernafas, “hhmm… bauh tubuh ibu benar-benar menggoda saya,” perlahanku rasakan lidahnya menjulur ke leherku “pak ku mohon, jangan di sini” pintaku ke padanya, Pak Rojak yang mengerti kekhawatiranku langsung membalik tubuhku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka,<br />
<br />
“Ibu bisa bayangkan kalau sampai orang yang sedang di dalam kamar Ibu mengetahui apa yang sedang Ibu lakukan,” ancamnya sambil menarik rambutku sehingga aku harus menutup mulutku dengan telapak tanganku agar suara terikanku tidak terdengar oleh suami dan anakku, “Pak ku mohon jangan di sini,” aku hanya bisa menurut saja saat pak Rojak menyuruhku untuk menungging dengan tangan yang menyentuh lantai, sedangkan wajahku menghadap ke celah pintu kamarku yang terbuka,<br />
<br />
“tahan ya Bu,” katanya sambil menyingkap dasterku, sehingga celana dalamku yang berwarna hitam terpampang di depan matanya, dengan sangat kasar pak Rojak meremas kedua buah pantatku yang padat sehingga aku tak tahan untuk tidak mendesah, “aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Rojak diam saja tidak mendengar kata-kataku melainkan pak Rojak semakin membuatku terangsang dengan mengelus belahan vaginaku dari belakang,<br />
<br />
“kalau kamu tidak mau ketahuan jangan bicara,” bentak pak Rojak sambil memukul pantatku “ta-tapi pak, oohhkk… aku ga kuat,” kataku dengan suara yang sangat pelan, “ku mohon pak mengertilah,” Pak Rojak seolah-olah tidak mau tahu, kini dengan rakusnya pak Rojak menjilati vaginaku yang masih tertutup celana dalamku, sehingga aku merasa celana dalamku tampak semakin basah oleh air liurnya.<br />
<br />
Setelah puas menciumi vaginaku pak Rojak memintaku untuk membuka celana dalamku sendiri masih dengan posisi menungging. Sangat sulit bagiku untuk melepaskan celana dalamku dengan posisi menungging belum lagi aku harus bekonsentrasi agar suaraku tidak keluar dengan keras walaupun pada akhirnya aku berhasil menurunkan celana dalamku sampai ke lutut, “hhuuu… mantab….” katanya sambil merabahi vaginaku dari belakang,<br />
<br />
“kamu mau tahukan gimana rasanya ngent*t di depan suamimu sendiri,” katanya lagi sambil menunjuk ke arah suamiku yang sedang mengajari anaku Aldi, “pak, ja-jangan…” aku sangat takut sekali kalau suamiku melihat ke arahku, tiba-tiba aku di kejutkan dengan jari telunjuk pak Rojak yang langsung memasuki vaginaku sehingga aku terpekik cukup keras,<br />
<br />
“sayang… ada apa?” kata suamiku dari dalam, saat mendengar suaraku. “aahkk… tidak pa, cuman hhmm.. tadi ada tikus lewat,” jawabku asal-asalan agar suamiku tidak curiga ke padaku, tetapi untungnya suamiku tidak melihat ke arahku, dalam ke adaan terjepit seperti ini pak Rojak masih asyik mempermainkan vaginaku dari belakang.<br />
<br />
“ada tikus??” katanya lagi seolah-olah tidak percaya, “apa perlu papa yang usir,” mendengar tawarannya nafasku teras berhenti tetapi untungnya aku masih banyak akal, “aahhgg… ga usah hhmm.. pa…” kataku terputus-putus menahan rasa nikmat yang di berikan pak Rojak kepadaku, untungnya suamiku tidak curiga dengan suaraku, “asyikan Bu, ngobrol dengan suami sambil di mainin memiawnya,” aku memandangnya dengan wajah yang memerah karena nafsuku sudah di puncak,<br />
<br />
“ko’ diam cepat ajak suami Ibu ngobrol,” mendengar perkataanya aku langsung melotot ke arahnya, “Ibu mau kalau suami Ibu tau apa yang sekarang Ibu lakuin,” mendengar ancamannya aku kembali terdiam, Dengan sangat terpaksa aku kembali mengajak suamiku mengobrol, walaupun di dalam hati aku merasa was-was takut kalau suamiku menyadari suaraku yang berubah menjadi desahan,<br />
<br />
“paaa… ma-mau minum apa?” tanyaku yang kini sedang diperkosa oleh pak Rojak, tanpa kusadari pak Rojak sudah memposisikan penisnya di depan ibir vaginaku sehingga beberapa kali aku terpanjat saat pak rojak menghantamkan penisnya dengan sangat keras ke dalam vaginaku, “terserah mama saja… papa sama Aldi ikut aja,”<br />
<br />
“iya ma, apa aja asalkan enak,” sambung Aldi, Waktu demi waktu telah berlalu sehingga sampai akhirnya sikapku berubah menjadi sedikit liar dan mulai menyukai cara pak Rojak memperkosaku walaupun pada awalnya hatiku terasa miris sekali di perlakukan seperti ini,<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/jackpot.php">“aahk…. pak hhmm.. enak,” aku melenggu panjang saat orgasme melandahku, kini perkosaan yang</a> ku alami berganti dengan perselingkuhanku dengan pembantuku, “ohhk… memiaw istri majikan ternyata enak sekali, ahhkk…” katanya yang terus-terusan menggoyang penisnya di dalam vaginaku, “pak… aahhkk… eehkk… aku, hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” kali ini suaraku terdengar sangat manja<br />
<br />
Beberapa menit kemudian kami mengerang bersamaan saat kenikmatan melanda kami berdua, setelah merasa puas aku dan pak Rojak kembali merapikan pakaian kami masing-masing, sebelum pak Rojak pergi meninggalkanku sempat terlihat seyumannya yang tersungging di bibirnya. Setelah membuatkan minuman aku kembali ke kamarku menemui anak dan suamiku, mereka terlihat tanpak senang sekali melihatku hadir dengan membawa minuman dan makanan kecil,<br />
<br />
“ini di minum dulu, nanti baru di lanjutin lagi,” kataku sambil meletakan cangkir dan piring di atas meja kecil yang di gunakan Aldi untuk belajar, “makasi mama…” kata Aldi yang langsung saja menyambar minuman yang baru ku bikin, entah kenapa setiap kali melihat Aldi hatiku terasa menjadi damai, dan semua masalah seperti terlupakan,<br />
<br />
Aku merasa sedikit aneh, saat suamiku memandangku dengan tatapan mencurigakan sehingga aku memberanikan diri untuk bertanya ke padanya, “ada pa, ko memandang mama seperti itu” kataku sambil mengupas jeruk untuk Aldi yang sedang menulis, suamiku mendekatkan mulutnya ke telingaku,<br />
<br />
“hhmm.. sayang ko’ kamu bau hhmm… gitulah…” mendengar pertanyaannya jantungku terasa berhenti, “bau, bau apa pa?” tanyaku untuk memastikan apa maksud dari pertanyaan suamiku, “kamu tadi ko’ lama ma,” kami terdiam beberapa saat, “mama abis dari kamar mandi ya, hhmmm… papa jadi curiga ni,” katanya sambil tertawa memandangku, mendengar perkataanya aku menjadi sedikit lega,<br />
<br />
“Iya ni pa, abis kangen si…” kataku manja sambil mencubit penis suamiku, Setelah yakin Aldi tertidur pulas, suamiku mengjakku untuk melayaninya semalaman suntuk. Tubuhku memang terasa lelah karena seharian harus mengalami orgasme, tetapi di sisi lain aku sangat senang karena suamiku tidak mencurigai aku karena bau tubuhku seperti bau orang yang habis bercinta.<br />
<br />
Hampir tiap hari aku merengkuh kenikmatan bersama para pembantuku, kenikmatan yang tidak aku dapatkan dari suamiku yang membuat aku semakin liar.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></b></span></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-73326292219748118252018-06-11T03:45:00.001+07:002018-06-11T03:45:10.930+07:00CERITA SEX - PACARKU PECAH PERAWAN<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><u>PACARKU PECAH PERAWAN</u></span></h2>
<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.net/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Anggap saja namaku Agung ( nama samaran), aku akan menceritakan pengalaman ku dulu yang mungkin akan aku ceritakan dengan bahasa seadanya ( maklum baru pertama berbagi cerita di web dewasa), hhe. Okey, jadi begini. Cerita Sex-ku ini berawal dari ketika aku masih duduk dibangku sekolah kelas 1 SMA. Ketika itu aku yang masih tergolong anak baru gede bermaksud ingin mendekati teman sekolahku.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRdc_SzSZv8C0uR3QrL3gppQ6rKyNqFDfuueXiKqPIzKq5It2tA11W6YEKkxPV8WNNzdv9uSI9fvOrMGsLdxp-etSKNnGa8ngaVAz4deLvF_b1zFS9AEIrxZu7Ji79dSD2XR7xmQPrGVi6/s1600/2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="801" data-original-width="600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRdc_SzSZv8C0uR3QrL3gppQ6rKyNqFDfuueXiKqPIzKq5It2tA11W6YEKkxPV8WNNzdv9uSI9fvOrMGsLdxp-etSKNnGa8ngaVAz4deLvF_b1zFS9AEIrxZu7Ji79dSD2XR7xmQPrGVi6/s640/2.jpg" width="478" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<br />
<br />
Wanita yang aku dekati itu sih biasa-biasa saja kalau kata teman-teman sekolahku, yah yang namanya cinta mau orang bilang apa bagiku dia adalah wanita yang paling cantik di dunia, hhe… gombal dikit. Maaf sebelumnya para maniaks cerita sex, didalam cerita ini aku tidak bisa menjelaskan sedetail mungkin tentang wanita yang aku dekati ini yang sebut saja nama dia adalah Adel.<br />
<br />
Adel ini adalah seorang gadis Abg yang sedang-sedang saja, begitu pula dengan bentuk tubuh, payudara dan bagian pantatnya. Kembali ke pribadi masing-masing, cantik itu relative, jika kita suka ya kita merasa dia cantik, kalau kita tidak suka mau secantik apapun wanita itu ya bagi kita dia biasa-biasa saja,hhe… betul nggak para pembaca. Seperti yang aku aku katakan tadi Adel ini mempunyai body biasa, dan wajah yang lumayan (menurutku).<br />
<br />
Kalau berbicara tentang payudara dan pantat Adel mempunyai yang ukuran yang biasa-biasa saja. Namun walaupun Adel biasa saja, namun Adel ini berkulit putih dan mempunyai wajah yang menggemaskan, pokoknya aku suka banget deh. Selama aku masih dalam rangka pendekakatan, setahuku Adel tidak pernah tahu dan mengerti seputar sex, dia masih polos sekali para pembaca.<br />
<br />
Singkat cerita setelah beberapa bukan melakukan pendekatan kepada Adel, pada akhirnya akupun bisa mendapatkanya dan kini statusku dengan dia adalah berpacaran, hhe. Nah dari sininlah awal keseruan cerita sex-ku. Karena dia sudah resmi menjadi pacarku, aku-pun mulai mengajarkan kepada Adel untuk mengenal dan melakukan hal-hal yang berbau sex. Pada awalnya sih memang sulit sekali, namun dengan trik hebatku diapun akhirnya mau.<br />
<br />
Pada hari itu, aku sudah merancang rencana agar aku bisa melakukan hal mesum dengan Adel pacarku itu. Pada hari itu aku memasang muka marah saat bersama Adel, setiap Adel mengajak aku ngobrol pada saat itu aku diam saja dan berpura-pura murung. Dengan hal itu, maka Adel-pun merespon aku,<br />
<br />
“ Kamu kenapa sih sayang, kog dari tadi aku ajak ngobrol kamu diem aja, dan kamu dari tadi cemberut aja, kamu kenapa sih sayang ???, “ ucapnya penasaran kepadaku.<br />
<br />
Ini nih, saat aku melakukan trik busukku,<br />
<br />
“ Auk ah, aku kesel banget sama kamu, gara-gara kamu aku di ledekin sama temen-temen, katanya masak aku cowok nggak jantan, “ ucapku berpura-pura marah.<br />
<br />
“ Lah, kog bisa gara-gara aku sih Yank, emang aku salah apa, hhu, “, tanyanya penasaran.<br />
<br />
“ Iyalah jelas ini gara-gara kamu, kamu tahu nggak aku di ledekin sama temen-temen katanya aku nggak jantan gara-gara aku nggak pernah ngapa-ngapain sama kamu, kan malu, ” ucapku mulai memancing Adel,<br />
<br />
Pada saat itu Adel tidak menjawab dan terdiam saja. Tidak kusangka setelah sore hari, caraku itu ternyata sukses kawan. Kalian tahu Adel pada sore harinya dia menelepon aku tidak aku sangka dia berbicara lewat telefon bahwa dia ingin ML sama aku pada malam hari di rumahnya. Wow gila nggak tuh, patut dicoba para pembaca caraku ini, hhe. Lanjut. Saat itu dia memberitahukan aku bahwa aku harus kerumahnya pada pukul 00.00 WIB.<br />
<br />
Aku tahu maksud Adel menyuruhku kerumahnya pada jam itu, karena pada jam itu semua keluarganya yang ada di rumahnya pasti sudah tertidur lelap dan pasti akan aman tanpa hambatan. Seketika itu aku dihadapkan dengan rasa senang dan bingung, aku bingung karena harus bagaimana agar aku bisa keluar jam segitu dan aku senang karena Adel pada akhirnya mengabulkan keinginanku untuk melakukan hubungan sex.<br />
<br />
Namun pada akhirnya akupun nekat kabur dari rumah dengan cara melompat diam-diam dari jendela kamarku dan menuju kerumah Adel. Singkat cerita sampailah aku dengan motor yang disambut dengan seorag Adel yang sudah menunggu di depan rumahnya dengan baju tidur yang sangat tipis dan hamper transparan. Sesampainya disana, kami-pun dengan diam-diam masuk kerumah Adel yang besar dan mewah.<br />
<br />
Dengan extra hati-hati, aku dan Adel melompat dari jendela kamarnya. Sesampai-nya di kamarnya kami pun segera melakukan pemanasan. Saat itu kami awali dengan aku membuka kaos kami. Setelah kami sama-sama telanjang setengah dada aku pun lansung memeras buah dada-nya, dengan penuh nafsu saat itu aku melucuti piyamanya yang tipis dan tak lupa aku melepaskan tali bra-nya.<br />
<br />
Setelah terbuka Tali Bra-nya aku-pun mulai melepas Bra milik Adel yang mengganggu tangan ku pada saat aku meremas payudaranya. Pada awalnya aku menganggap payudara Adel kecil, namun setelah kini aku melihatnya langsung, Wow… cukup besar kawan. Payudara Adel yang sudah tanpa Bra itu terlihat sanagt kencang dan padat sekali, sungguh melihat itu nafsuku semakin membara saja, rasanya ingin sekali segera meremas dan mengkulumnya,<br />
<br />
Aku yang sudah nafsu berat, saat itu aku-pun langsung melucuti celana beserta celana dalamnya yang minim itu. Pada saat itu Adel-pun mendadak agresif lalu melucuti celanaku dan celana dalamku. Tanpa komando Adel-pun mulai meraih kejantananku dan membimbing kejantananku kedalam mulutnya,<br />
<br />
“ Oughhh… Ssssshhh… nikmat enak sayang… Aghhhhhh… terus kayak gitu sayang… Aghhh…, ” desahku.<br />
<br />
Sungguh pada saat itu aku tidak menyangka Adel bisa melakukan hal seperti itu. Sungguh nikmat sekali kuluman Adel pada kejantananku. Bebrapa menit dia mengkulum kejantananku dengan lincah-nya. Namun ketika sedang enak-enaknya tiba-tiba Adel menghentikan kulumanya dan,<br />
<br />
“ Sayang kamu bawa kondom nggak, ” ucapnya mengejutkanku.<br />
<br />
Pada saat itu aku tidak menjawab pertanyaanya, memang sebenarnya aku sengaja tidak membawa benda itu. Tanpa buang waktu lagi, aku-pun langsung mendorongnya sampai jatuh pada ranjangnya dan aku-pun langsung menghujani ciuman pada bibirnya yang nikmat dan merah merekah itu. Kami yang saat itu sama-sama nafsu, Adel-pun kemudian merespon ciumanku dengan mengadu lidah dengan liarnya.<br />
<br />
Ditengah kenikmatan itu, air liur kami menjadi satu di dua mulut yang saling berpangutan di iringi dengan tangan kananku yang mulai menjamah payudara Adel dan tangan kiri-ku memainkan vagina Adel dengan perlahan. Sedikit demi sedikit aku melakukan hal itu. Kira-kira setelah 5 menit jariku bermain pada area kewanitaan Adel, aku merasakan tanganku mulai dibasahi oleh lendir kawin dari vagina Adel.<br />
<br />
Setelah puas kami melakukan warming up, kemudian kami-pun memulai melakukan yang lebih hot. Kini aku mulai mengkulum pentil-nya yang sebelah kanan dan yang kiri aku remas dengan tanganku yang sesekali menarik putingnya yang mulai keras. Lidahku yang saat itu asik dengan memainkan putting itu, tak lupa aku menghisap payudaranya yang kenyal dan mulai keras karena rangsanganku,<br />
<br />
“ Ughhh… Sssss… Aghhh… Oughhh…. Terus saying… Aghhhh…., ” desahnya.<br />
<br />
Mendengar desahnnya, saat itu aku semakin menggila dan aku melakukan itu semakin keras dan mulutku mulai menurun ke bagian bawah melewati perut dan sampai ke tempek nya yang basah dengan air yang terus mengalir dari dalam Vagina-nya dan dia masih saja merengek tetapi dia ingin di teruskan karena nikmatnya mungkin. Setelah beberapa menit aku menyuruhnya mengkulum lagi Penis-ku.<br />
<br />
Saat itu akupun sudah tidak sabar lagi ingin menikmati keperawanannya dan dia langsung menghisap tanpa ragu. Saat itu kuluman-nya yang kuat membuatku geli dan nikmat yang luar biasa. Setelah beberapa menit berlalu aku menggesek-gesek vaginanya dan dia merengek tidak jelas karena masih dengan posisi dia mengkulum Penis-ku. Karena aku ingin segera menikmatinya aku memasukan kejantanan-ku ke dalam sangkarnya dengan dia terlentang, tetapi agak sulit karena masih sempit.<br />
<br />
Setelah susah payah, pada akhirnya Penisku-pun berhasil menembus selaput darahnya dan dengan dorongan kecil akhirnya sobek dan dia menjerit kesakitan dicampur kenikmatan,<br />
<br />
“ Aow……. Sakit sayang, Aghhhhhhhh…………, ” jeritnya lirih.<br />
<br />
Setelah kejantananku sudah tertanam didalam liang senggama Adel, aku-pun kini mulai memaju mundurkan Penis-ku. Namun ditengah hunbungan sex kami itu, aku melihat Adel merasa kesakitan,<br />
<br />
“ Aoww… Ughhhh… Sakit sayang, pelan-pelan ya sayang, Aghhhhhhh…., ” ucapnya.<br />
<br />
Mendengar perkataan Adel yang seperti itu aku-pun mulai memperlambat permainan sexs-ku. Namun hal itu hanya bertahan sebentar saja, aku yang sudah tidak tahan lagi, aku kembali mempercepat genjotan penis-ku kedalam liang senggama Adel,<br />
<br />
“ Ouhggg… enak sayang… rasanya aku pingin kencing sayang… Aghhh…. Sssssshhhh…., ” ucapnya.<br />
<br />
Aku yang sudah tahu dari film porno, Adel pada saat itu bukanlah ingin kencing, namun dia pada saat itu akan medapatkan klimaksnya. Melihat Adel seperti itu aku makin mempercepat gerakan kejantananku kedalam liang senggamanya,<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/register.php">“ Iya gitu sayang, Aghhh… Enak… Oughhh…, ” desahnya semakin menjadi-jadi saja.</a><br />
<br />
Pada akhirnya dia mengeluarkan cairan itu di Penis-ku merasa hangat memang hebat dan tahu cara memuaskanku dan setelah itu aku merubah posisi menjadi aku menusuknya dari belakang kali ini masuknya mudah dan arena tamengnya sudah sobek jadi tidak lagi ada yang menghalangi pedangku dan dia yang memaju mundurkan tubuhnya dan akupun mengikuti irama itu.<br />
<br />
Beberapa menit kemudian dia mengejang dan kembali Klimaks di saat itu aku sudah ingin keluar dan tetapi aku takut dia hamil dan aku juga tak sudi perjakaku diambil oleh cewek yang aku dekati karena iseng belaka.<br />
<br />
Aku mengeluarkannya di luar saat aku membalikan badannya maksudku mengeluarkan di mulutnya tetapi belum sampai sudah moncrot deh air maninya tepat di kepalanya dan aku menyuruhnya mencoba rasa itu dan dia meminumnya dan berkata,<br />
<br />
“ oohh enak rasanya ini cairan apa ? kencing ya ? , ” tanyanya polos.<br />
<br />
” bukan sayang, ini namanya air kenikmatan lelaki alias sperma, ” ucapku.<br />
<br />
Aku pun memberitahunya bahwa itu air mani aku berpikir cewek ini sebenarnya tidak pernah sekalipun melihat film porno tetapi dia dapat melakukan gerakan-gerakan itu dari mana kan tidak mungkin udah pernah. Tetapi aku masih belum puas aku memasukan lagi Penisku ke mulutnya dan dia tanpa di suruh dia melakukan itu sendiri. Setelah bosan aku kembali memasukan Penis-ku ke Vagina-nya.<br />
<br />
Saat itu dengan telapak kakinya menempel di lantai aku memasukan itu dari atas dan setelah beberapa saat dia berKlimaks dengan meringik terus-menerus , aku mau keluar dan aku lansung menyuruhnya menghisap dan keluarlah lagi cairan itu di mulutnya yang menggairahkan setelah itu kami lemas dan kami tertidur pulas dengan Penis-ku yang masih di dalam mulut Adel.<br />
<br />
Singkat cerita, aku-pun dibangunkan Adel pagi sekali tepatnya subuh. PAda saat itu aku dibangunkan agar cepat pulang sebelum di ketahuan oleh orang-orang di rumah. pada sat itu akupun bergegas memakai pakaianku lagi dan sebelum aku pergi aku mencium mulutnya dan pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku-pun tertidur pulas. pada hari itu karena capek aku tidak masuk sekolah dan begitu juga Adel.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></span></b></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-83297473374839083252018-06-06T02:42:00.003+07:002018-06-06T02:42:50.433+07:00CERITA SEX - AKU DI GODA TANTE SANGE<h2 style="text-align: center;">
<u><span style="font-size: x-large;">AKU DI GODA TANTE SANGE</span></u></h2>
<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.net/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Suatu hari sekitar pukul 8 pagi,aku dibangunkan oleh kakakku, “He bangun..bangun…udah siang..tidur aja kerjanya…” kata kakakku membangunkanku sambil mengoyak-oyak tubuhku bertubi-tubi.<br />
“Apaan sih kak…lagi enak-enaknya mimpi malah dibangunin ganggu aja” kataku kesal.<br />
“Cepat bangun…aku mau nyuruh kamu ke rumah tante Siska…nanti tak kasih uang bensin sama uang rokokmu” sahut kakakku.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_BNszHzf5HGgJPOVEM3cdRddG7zaaiqvBwxymq6-ZOjnu_pTsYEnp_CkbFbmH2G-wlZxkdKDYahcV10gyAN2hAo3MDByVEy2-92B2vaveo9xiGN0ZWPgheKEoKICqhZXqZEtOv1RG7TtG/s1600/Cewek+IGO+Cantik+Jago+Isep+Kontol+%25285%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="667" data-original-width="500" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_BNszHzf5HGgJPOVEM3cdRddG7zaaiqvBwxymq6-ZOjnu_pTsYEnp_CkbFbmH2G-wlZxkdKDYahcV10gyAN2hAo3MDByVEy2-92B2vaveo9xiGN0ZWPgheKEoKICqhZXqZEtOv1RG7TtG/s640/Cewek+IGO+Cantik+Jago+Isep+Kontol+%25285%2529.jpg" width="478" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/" style="font-size: x-large;"><b>Nonton Film Bokep Semi</b></a></div>
<br />
<br />
Dalam batinku “Waaahhh uang nih…lumayan buat isi dompetku yang kering kerontang..hehehhee…”. Segera aku bergegas bangun dari ranjangku.<br />
<br />
“Udah sana buruan mandi…ga enak sama tante Siska yang udah nunggu…soalnya aku kemarin udah janji sama dia mau bayar baju yang aku pesan jam 8 pagi” ucap kakakku.<br />
“Siap bos” jawabku.<br />
<br />
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, aku segera keluar kamar.<br />
“Sebelum berangkat tuh makan dulu” kata kakakku sambil menunjuk meja makan, yang udah tersedia semangkok Soto hangat. Langsung saja aku sikat tuh soto yang udah menggiurkan, apalagi perut ini udah mulai keroncongan karena lapar.<br />
“Ni uang 50rb untuk bayar ke tante Siska dan ini 50rb uang buat beli bensin dan rokokmu” kata kakakku sembari memberikan uang padaku.<br />
“Asyiiikkk…tumben nih ngasih aku sebanyak ini, baru cair ya tao dapat jatah bulanan dari si Toha?” kataku menggoda kakakku.<br />
<br />
Nasib kakakku bisa dibilang lumayan baik. Dia mempunyai suami yang umurnya jauh lebih tua dari dia namanya Toha. Meskipun tua si Toha uangnya banyak. Kalo dilihat sih kakakku sama Toha ga kayak suami istri malah bisa dibilang kayak bapak dengan anaknya. Jaman sekarang memang sudah gila, cinta bisa dibeli dengan uang..hahaha…<br />
<br />
Setelah selesai sarapan aku segera mengendarai motorku langsung meluncur ke TKP, ke rumah tante Siska yang imut-imut. Tak berapa lama sampai juga aku di rumah tante Siska. Kuketok pintu rumahnya. Seketika muncul, cewek seksi membukakan pintu. Terbelalak mata ini saat melihatnya sampai tidak berkedip aku dibuatnya. Aku melihat pemandangan indah di pagi ini, sungguh anugerah yang menyehatkan mata yang masih belekan ini. Saat itu tante Siska masih menggunakan lingerie tipis berwarna merah muda membukakan pintu rumahnya untukku.<br />
<br />
“Oh kamu Jaka…sini masuk dulu, tumben-tumbenan kamu main ke rumah tante, pasti kamu disuruh sama kakak kamu ya?” ucap centil tante Siska.<br />
Akupun lantas masuk ke rumahnya dan duduk di sofa. Pikiran dan mataku tak sedikitpun berpaling dari keseksian tubuh tante Siska.<br />
<br />
“Tunggu sebentar ya Jaka, tante buatin teh hangat dulu” ucap tante Siska sembari berjalan menuju dapur.<br />
Lagi asyik-asyiknya melamunkan kemolekan tubuh tante Siska tiba-tiba terdengar suara orang berbicara.<br />
“Mah…aku berangkar kerja dulu ya…” suara suami tante Siska.<br />
Dia berjalan di depanku, om Firman suami tante Siska dengan perut buncit serta kepala botak.<br />
“Oh ada Jaka to…tumben kesini pasti kamu disuruh kakak kamu ya?” sapa om Firman.<br />
“Iya om…mau berangkat kerja ya om?” sapaku balik.<br />
“Ya udah om tinggal dulu ya Ka…diminum tehnya jangan malu-malu” kata om Firman yang ditemani tante Siska diantar keluar rumah untuk berangkat kerja.<br />
Setelah om Firman berangkat tante Siska kemudian menghampiriku,<br />
“Gimana Jaka, tumben kamu main kesini?” tanya tante Siska.<br />
“Ini tante aku disuruh sama kakakku untuk bayar baju pesanannya” jawabku malu-malu sambil menyodorkan uang 50rb.<br />
“Ohh gitu ya…tante terima uangnya ya…kamu main sini dulu aja nemenin tante…” kata tante Siska lembut yang menggetarkan hatiku.<br />
“Iya tante…hehehe….” jawabku sambil tertawa malu tapi mau.<br />
“Kamu tambah gede tambah ganteng aja ya…padahal pas kecil kamu itu item lho…sekarang kog bisa berubah 180 derajat…hahahaha…” kata tante Siska penuh manja menggodaku sembari dia berpindah posisi duduknya mendekatiku.<br />
“Bisa aja tante ini” jawabku malu.<br />
“Udah punya pacar belum?” tanya tante Siska sambil mengelus pipiku dengan tangannya yang lembut.<br />
“Belum tante…belum laku nih…” jawabku.<br />
“Masak sih ganteng-ganteng belum punya pacar…pasti nyalimu kecil ya? hahaha…” sahut tante Siska menggodaku.<br />
“Hehehe…” jawabku singkat.<br />
“Apa perlu tante ajarin buat cari pacar…seandainya tante masih muda, tante pasti mau jadi pacar kamu, tapi sayangnya tante udah tua…hahahhaa…” katanya menggodaku.<br />
“Ih tante bisa aja deh…meskipun tante udah cukup umur tapi tante masih kelihatan muda kog…masih cantik dan seksi…kayak seumuran anak kuliahan…hehehe…” jawabku merayu.<br />
“Bisa ja kamu…mau merayu tante ya…umur udah kepala 3 kog masih dibilang kayak anak kuliahan…pintar juga kamu merayu cewek…masak cari pacar aja ga bisa?” sahut tante Siska.<br />
“Iya beneran tante Jaka ga bohong…kalo ada edisi kedua kayak tante Siska ini ga pake lama pasti udah aku pacarin…” kataku merayunya lagi.<br />
“Pintar juga ini adik temanku merayu cewek duh duh duh,, makin gede makin pintar aja kamu ya” katanya sambil menempelkan bodynya yang aduhai dan jari-jari tangannya yang lentik mengusap leherku.<br />
“Aahhh…geli tante…tapi mau juga aku digeli-geliin di badanku lainnya…hehehe…” ucapku. Bulu kudukku pun seketika berdiri.<br />
“Iiihhh…nakal juga kamu jaka…emang kamu belum pernah dicumbu sama cewek ya?…tante gituin aja kamu udah ga tahan…hahahaha…”kata tante Siska menggoda imanku.<br />
“Gimana mau dicumbu, pacaran aja belum pernah kog tante…” kataku curhat pada tante Siska.<br />
“Masa sih hari gini masih ada perjaka ting tong…hahaha….” kata tante Siska sambil mencubitku nakal.<br />
“Iya sumpah tante…berani sumpah demi apa aja deh…” kataku.<br />
“Mau ga kalo tante ajarin” katanya berbisik di telingaku.<br />
<br />
Tanpa menunggu jawabanku tante Siska yang seperti kehausan langsung menjulurkan lidahnya tepat di bibirku. Bibir yang merah merekah langsung mencibir tepat ke bibirku ini. Lidahnya bergentayangan menggeliat membasahi bibirku. Tante Siska yang penuh dengan kehausan tangannya meremas-remas sendiri toketnya yang putih itu. Aku pun tak mau kalah, aku membalas lumatan bibir tante Siska yang merah merekah nan seksi itu. Lidahku dan lidahnya berpaut menari di dalam mulut.<br />
<br />
Tangan tante Siska meraih tanganku dan mengarahkanya di toketnya, aku pun lantas meremas lembut toket tersebut secara bergantian, sembari lidah dan bibir ini terus bergumal penuh dengan kenafsuan. Tante Siska kemudian melonggarkan lingerie yang menutupi keindahan tubuhnya, dia mulai melepas BHnya yang berukuran 34 itu dan terlihatlah toket seksi itu.<br />
<br />
Kemudian tante Siska memegangi kepalaku ini mengarahkan tepat di depan toketnya yang seksi, putih dan segar itu, langsung aja bibir dan lidahku menuju ke toketnya. Kulumat dan kujilat penuh dengan nafsu toket tante Siska. Kujulurkan lidahku tepat di putingnya yang merah merekah penuh kehangatan. Lidahku menari-nari menggeliat menjilati putingnya. Terlihat tante Siska menikmati setiap jilatanku yang berputar-putar di putingnya dan sesekali kugigit kecil putingnya secara bergantian.<br />
<br />
Tante Siska mendesah dengan matanya merem melek menikmati setiap hisapan mulutku di putingnya.<br />
“Sssthhh…aaahhhhisap lebih kencang Jakaaa….ahhhhh nikmat sayang…” katanya sambil tangannya memegangi tanganku yang meremas toket satunya.<br />
<br />
Desahan tante Siska makin kencang sambil dia menggoyang-goyangkan toketnya yang sedang kuhisap. Kami berdua larut dalam permainan sex itu dan aku terus menghisap dan mengigit kecil-kecil puting tante Siska. Tangan tante Siska mulai melucuti pakainnya hingga aku telanjang. Kemudian dia pun melepas lingerie dan celana dalamnya. Dia mengarahkan kepalaku tepat di depan memeknya yang berbulu tipis. Gundukan bulu kemaluan yang tertata rapi terpampang dihadapanku. Sungguh mengisyaratkan bahwa tante Siska cinta kebersihan dan kesehatan terlihat dari terawatnya bulu kemaluannya.<br />
<br />
Langsung saja bibir ini mengenyot memek yang merah segar. Lidahku pun ikut menari-menari di atas mulut kemaluan tante Siska.<br />
“Ooohhh…aahhh…” desah tante Siska. Jemari tanganku pun ikut meraih memek tante siska untuk membuka lebar mulut kemaluannya supaya lidahku bisa bergeliat lebih ke dalam. Tante Siska semakin larut menikmati permainanku, desahannya pun semakin tak terbendung dan semakin kencang. Lebih lebar memeknya terbuka semakin dalam lidahku menjulur ke dalam. Itil tante Siska pun tak luput dari jilat dan hisapan mulutku. Posisi tante Siska yang berdiri dan aku sedang duduk, tubuhnya terus bermolek sambil berdesah tak tertahankan.<br />
<br />
“Aaahhhhhh nikmat sekali Jakaaaa….tante ga tahan lagi…masukin kontolmu sekarang…aaahhh…” ajaknya.<br />
Kemudian, tanti Siska merebahkan tubuhku di atas sofa empuk, dia berada diatasku lalu diarahkannya kontolku memasuki lubang memeknya yang udah gatal ingin digenjot itu. “Sleeepppp….” kontolku masuk seluruhnya ke dalam lubang memeknya. Desahn demi desahan keluar dari mulut tante Siska. Badan tante Siska bergoyang-goyang diatas badanku, naik turun secara perlahan mengatur irama memeknya yang disodokkan di kontolku.<br />
<br />
Aku pun hanya bisa pasrah menikmati permainan tante Siska. Dia bergoyang-goyang menggerakan memeknya di genjot kontolku, semakin ke dalam dan semakin liar gerakan tante Siska menyodokan memeknya ke kontolku. Dia bergoyang memutar-mutarkan bokongnya, memasukan lebih dalam kontolku di memeknya, ditekannya lebih dalam kontolku dengan memeknya sambil menggeliat-geliatkan badan.<br />
<br />
Nada desahan tante Siska semakin menggila diimbangi dengan gerakannya yang juga semakin menggila. Kami berdua asik menikmati kenikmatan sex. Sementara aku menaikan tubuh tante Siska dengan tanganku dan aku naik turunkan tubuhnya yang seksi itu. Kontolku semakin kencang menyodok memeknya, sambil aku kenyot putingnya.<br />
<a href="http://poker899.net/register.php">“Ooouuhhh…enak sekali sayang….kenyot terus sayaaangg…aahhh” desahnya keenakan.</a><br />
<br />
Jerit desahan tante Siska semakin meronta dan aku semakin keras memainkan kontolku menyodok memeknya. Dan tiba-tiba dia teriak dengan tubuh menegang,<br />
“Aaahhhh aku keluaaaarrr Jakaaaa…enak bangeeetttt…ooohhh….” . Tante Siska meraih orgasmenya sambil menghela napas panjang merasakan puasnya permainan sex.<br />
<br />
“Ganti posisi dong Jaka ”ucap tante Siska yang masih haus akan sex.<br />
Lalu tante Siska menungging, karena aku sering menonton film bokep pastinya aku udah tau dong apa yang di inginkan tante Siska. Dia ingin posisi Dogy Style. Tante Siska nungging di atas Sofa dan aku berdiri dibelakangnya. Kumasukin lagi kontolku ke memeknya yang sudah basah itu. Kusodok-sodokan perlahan tante Siska kembali mendesah.<br />
Aku atur irama sodokan kontolku ke memeknya, maju mundur seperti tukang parkir. Tante Siska meronta dan menjerit menikmati saat gerakan sodokanku lebih cepat. Sambil tanganku meremas toketnya, jari-jariku memilin putingnya.<br />
<br />
Semakin kencang aku sodokan kontolku ke memeknya, semakin cepat aku memaju mundurkan kontolku menyodok memek tante Siska.<br />
“Ayo Jaka sodok lebih kencang lagiii…aku mau keluar lagi sayaaangg…aahhhh…”<br />
Setelah beberapa sodokan kembali tubuh tante Siska menegang pertanda dia mencapai klimaksnya untuk uang keuda kalinya.<br />
<br />
Tak lama kemudian kontolku juga merasa seakan akan menyemburkan cairan kenikmatan, tanpa aba-aba kusodok memek tante Siska secara ganas dan ” Crooot…crooot…crooot….” seleurh cairan spermaku tertumpah di dalam memek tante Siska. Kami berdua lantas terkulai lemas diatas sofa.<br />
“Makasih ya Jaka tante puas sekali…” uacap tante Siska.<br />
“Aku juga puas tante…makasih kembali…”<br />
“lain kali kalo ada waktu kita ulangi persetubuhan kita ini ya, tapi aku pengin yang lebih hot dari ini…” katanya manja.<br />
“Jaka siap kapan aja tante…hahahaha…” jawabku.<br />
<br />
Setelah istirahat dan berbenah kembali, aku pamit pulang. Kami berdua benar-benar menimati permainan sex yang baru saja terjadi dan mulai saat itu setiap ada kesempatan tante Siska menghubungiku dan mengajaku untuk berhubungan badan.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/"><b>Nonton Film Bokep Semi</b></a><a href="http://streambioskop.com/"><b>Klik Disini...!!!</b></a></span></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-42378849306526453352018-06-06T02:17:00.001+07:002018-06-06T02:17:06.889+07:00CERITA SEX - GADIS LUGU YANG MASIH PERAWAN<h2 style="text-align: center;">
<u>GADIS LUGU YANG MASIH PERAWAN</u></h2>
<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.net/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Disekolah gue tergolong cowok yang ganteng dan digemari para cewek.. Mengapa tidak, gue yang tingginya 175cm, hidung mancung, kulit putih,trus pandai bermain Basket. Pada waktu itu gue sangat dekat dengan teman gue sebut saja namanya Hendra. Kami berteman sangat dekat sekali. Karena kami berteman dari kami masih SMP sampai SMA pun kami bersama-sama. Suatu hari gue bermain kerumahnya angga.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicke3SrgaJcwp__4XzAkC3VI5IDm63oFcg5xxsaptYv9dKG7x5InLCtOIqpjAxIqw85kjmT-PctvS74j-MoLURKg7nuOlWqrobk_QURtIcUhRaruPxZxc1AMuYClhVug8oLf6NS6c7VLRP/s1600/Hot-Aunt-Beautiful.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="512" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicke3SrgaJcwp__4XzAkC3VI5IDm63oFcg5xxsaptYv9dKG7x5InLCtOIqpjAxIqw85kjmT-PctvS74j-MoLURKg7nuOlWqrobk_QURtIcUhRaruPxZxc1AMuYClhVug8oLf6NS6c7VLRP/s640/Hot-Aunt-Beautiful.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Nonton Film Bokep Semi</span></b></a></div>
<br />
<br />
Sesampai di rumah angga gue di kejutkan oleh sesosok cewek cantik yang tidak lain adalah adik temanku Hendra. Sebut saja namanya Sella. pada saat itu Sella terlihat sangat manis sekali. karena pakaian yang di kenakannya terlalu minim,dan kebetulan sekali Sella pada saat itu sedang membersihkan halaman rumah.<br />
<br />
Kuperhatikan mukanya yang manis,putih, tinggi mungkin 160cm. bisa di katakan Sella adalah cewek tercantik di sekolahnya. Sejenak kuperhatikan buah dadanya yang montok dan bodynya yang aduhai montok itu yang membuat nafasku tak beraturan.<br />
<br />
aku sangat kaget melihat Sella. karena setiap kali gue bermain ke rumahnya Hendra, jarang sekali gue melihat Sella. Pada saat itu Sella berumur 14 tahun. pada saat gue masuk rumah Hendra, Sella menegurku.”eh kakak Rio” sejenak gue terdiam, dan berfikir dalam hati<br />
<br />
“tumben – tumbennya Sella menegurku” gue pun membalasnya “eh Sella, Hendra nya ada nga…?” “oh kakak, ada tuh di dalam sedang mandi mungkin. bentar ya Sella panggilin. Kakak Rio duduk aja dulu di teras.” gue pun langsung duduk diteras. Tiba-tiba Sella keluar “Kakak Rio bentar ya, kakakku lagi mandi tuh."<br />
<br />
Katanya gue temenin kakak Rio dulu.” gue pun sangat senang, mengapa tidak, gue bisa mengobrol dengan adik teman gue yang cantik. gue pun mulai memperhatikan Sella dari ujung kakinya sampai kepalanya. Memang cantik benar adik temanku ini gumamku. kulitnya yang mulus dan putih, trus gue pun melihat pahanya yang putih semakin membuat nafasku tak beraturan.<br />
<br />
Tiba-tiba Sella tersenyum dan menegurku “kakak Rio kok lihatin Sella trus..?” gue pun kaget lalu kujawab saja dengan nada yang kecil “oh itu soalnya Sella cantik sih…. trus Sella sekarang udah kelas berapa…?” Sella pun menjawabnya ” kelas 3 SMP ka.” “oh kelas 3 SMP ya….!” kami berdua pun mengobrol sampai akhirnya Hendra pun keluar.<br />
<br />
“Oi Rio, maap yah lama soalnya air kerannya macet jadi harus ngambil air di tetangga ni.” dengan sedikit kesal sih,aku pun menjawab ” nga apa-apa soalnya kan ada adik kamu tuh yang temanin gue ngobrol.” Kami berdua pun berangkat karena kami harus menghadiri acara ulang tahunnya temen sekelas kami. Tapi gue sangat sedikit menyesal. Karena kapan lagi gue bisa mengobrol sama adik temanku ini.<br />
<br />
Pada suatu hari akhirnya gue bisa mengobrol sama adik temanku dan dimulai dari situlah kejadiannya..<br />
<br />
Pada saat itu gue berencana pergi ke rumah Hendra mau bikin tugas, Karena sudah kelas 3 jadi tugas yang diberikan sangatlah banyak. Jadi gue berencana untuk membuat tugas dirumahnya Hendra. Sesampainya di rumah Hendra, Gue pun mengetuk pintu rumahnya. Yang keluar ternyata adiknya angga yaitu Sella.<br />
<br />
Kulihat Sella yang sedang memakai celana pendek dan baju yang hanya se utas tali. ketika kutanya tentang Hendra dan tujuanku kerumahnya, Hendra nya nga ada, kebetulan sekali, pada saat itu orang tua Hendra sering keluar kota untuk urusan bisnis, sedangkan Hendra sedang keluar sama pacarnya.<br />
<br />
Akupun langsung menghubungi Hendra. Dan ternyata hendra pulangnya sedikit kemalaman. sedangkan pada waktu itu jam masi menunjukkan pukul 15:30. Hendra menyuruh adiknya untuk menemani gue sampai angga pulang dari kencannya. Adiknya hanya setuju-setuju saja.<br />
<br />
Akupun disuruh masuk sama Sella, Karena berhubung Sella lagi sedang menonton Film Korea. gue pun menemani Sella menonton Film Korea. Tiba-tiba dalam film tersebut ada adegan saling berciuman. Serentak Sella pun malu. Trus waktu gue melihat mukanya yang merah, gue pun langsung mengajak ngobrol.<br />
<br />
“Sella pernah ciuman nga seperti di film itu….?” kulihat wajahnya tambah merah, bisa dikatakan seperti kepiting rebus. Sella pun hanya menggelengkan kepala. gue pun senang mengetahuinya. Kulihat bibirnya yang berwarna merah muda, yang keliatan sekali masih belum di sentuh oleh laki-laki. gue pun coba memancing untuk mengetahui apakah Sella mau ciuman denganku atau tidak, jika tidak gue akan pasrah dengan keaadan ini.<br />
<br />
“Sella mau ga coba ciuman kek di film…?” Wajah Sella memerah, dan hanya berkata “Malu kak, soalnya Sella nga pernah Ciuman.” gue pun kebingungan, gue pun mencoba mendekati Sella perlahan-lahan. Kemudian gue membisikkan ketelinganya ” Ga usah malu kan cuman kita berdua. kakak kamu sedang pergi, sedangkan orang tua kamu sedang keluar kota.”<br />
<br />
Kemudian kudekapkan bibirku kebibir Sella. kupikir Sella bakalan menjauhin bibirnya, ternyata tidak malahan Sella membalas ciuman saya.tak disangka bibirnya Sella halus trus lembut juga. kami berduapun saling berciuman selama 10menit.<br />
<br />
Tiba-tiba nga di sengaja Sella menyentuh anuku yang sedang lagi dalam keadaan tegak lurus ke atas. Sontak Sella kaget karena menyentuh kontolku. Gimana kontolku ga mo tegap melihat Sella yang begitu seksi dan bibirnya yang lembut. “maap kak, Sella nga sengaja beneran kok” gue pun menjawab dengan nada yang sopan ”oh nga apa-apa kok”<br />
<br />
Akupun berpikir bagaimana caranya agar Sella bisa menyentuh lagi dan memainkan kontolku ini. gue pun memberanikan diri ” Sella mau coba pegang anuku ga….?” wah tidak disangka Sella tidak menolaknya… gue pun langsung membuka celanaku. kulihat Sella sedikit malu dan kaget dengan menutup setengah wajahnya karena melihat kontolku yang berukuran 15 Cm dan berdiameter 4 cm.<br />
<br />
Kemudian gue pun mengambil tangannya dan menyentuhnya ke kontolku. Wah serasa di surga. mengapa Tidak, ternyata bukan cuma bibirnya saja yang lembut dan halus, tapi tangannya juga. kulihat Sella sedikit keasikan memainkan kontolku. Kemudian sambil Sella memainkan kontolku, gue mencium bibirnya kembali.<br />
<br />
Aku pun sedikit-sedikit coba menyentuh dadanya yang menonjol. Kemudian gue pun coba memasukkan tanganku kedalam bajunya dan ternyata Sella tidak memakai Bra. Waktu kuremas buah dadanya udah mengeras yang tandanya Sella pun menikmatinya. Tak dihitung lagi gue langsung memainkan buah dadanya yg berukuran sekitar 34 A. Dan juga tak Lupa gue memainkan putingnya yang masih mekar itu.<br />
<br />
“Ah… Ah… Ah.. Ah…. enak ka… Ah… Ah…” Kulihat Sella semakin keenakan.. gue pun langsung membuka bajunya. kali ini gue melihat sesuatu yang sangat di luar pikiran saya. yaitu putingnya yang masih berwarna merah muda yang pengen sekali gue melumatnya.<br />
<br />
Akupun tak menyianyiakan kesempatan yang begitu beruntung ini.<br />
“Coba donk masukkan ke mulut Sella“<br />
“ takut kak”…<br />
” takut kenapa..?.. Nga apa-apa, dah to dicoba dulu …” pintaku<br />
“ Rasanya gimana kak… ?” tanyanya<br />
“ Dah to di coba nanti kan tahu rasanya ..”<br />
<br />
Lalu dengan sedikit ragu dia mengarahkan ujung kontolku ke mulutnya, mula-mula bibirnya yang lembut itu menempel di ujung kontolku, kemudian dia membuka sedikit bibirnya lalu kepala kontolku sudah masuk ke mulutnya, lalu dilepas lagi dan berkata<br />
<br />
“Kok asin ya kak“ tanyanya, “ Iya nga apa-apa memang rasanya begitu. Selanjutnya dimasukkannya lagi kontolku ke mulutnya sedikit demi sedikit, dengan pelan-pelan gue membantu mendorong agar kontolku bisa masuk semua di mulutnya.<br />
<br />
Lalu ku gerak-gerakkan sehingga kontolku maju mundur di mulutnya, dan dia juga mulau mengimbangi dengan memaju mundurkan mulutnya. “ Sel… enak sekali Sel …” gue merasa keenakan kontolku di emut Sella… ketika ujung kontolku berada di bibirnya; “ Sel, disedot dong alonya “ …. gue meminta dia untuk menyedot dan ternyata walaupun belum pengalaman sedotannya enak sekali …<br />
<br />
Pada saat itu gue pun pengen ngerasain vaginanya.. karena gue belom pernah melihat yang real.. biasanya gue melihat yang begituan lewat internet atau nga lewat DVD or Hp teman. gue pun coba memasukkan tanganku ke celana mininya.<br />
<br />
Dan tak disangka ternyata waktu gue menyentuh Vaginanya telah basah. Itu pertanda Sella menikmati nya selama ini.. gue pun langsung membuka Celananya.. setelah gue membuka celananya, terlihat jelas Cd nya yg sudah basah. Tak kusiasiakan kesempatan ini.. gue langsung membuka Cdnya..<br />
<br />
Yang tampak disana adalah vagina yang halus dan basah. gue pun coba memasukkan jari telunjukku ke vaginanya. tak disangka, ternyata Sella masih perawan tulen, takkan kubiarkan keperawanannya di ambil orang lain. kemudian gue coba memainkan jari telunjukku ke lobang vaginannya.<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/register.php">“Ah…. sakit ka.. ah.. ah… sakit.. ka..”</a><br />
<br />
Akupun makin bersemangat memainkan jari telunjukku. gue hanya diam sambil mempercepat sedotan mulut dan gesekkan jari tanganku di kedua daerah sensitifnya, lalu. “Ahhh. ahhh. mmmmmhgh.” secara tiba-tiba Sella mengejang sambil tubuhnya terangkat tinggi keatas, yang tandanya Sella mau Orgasme. gue pun dengan cepatnya menggoyangkan tanganku… Tiba-tiba Sella Orgasme.<br />
<br />
Itu kurasakan karena ada sesuatu cairan yang panas. “Sel, kamu orgasme ya…?” Sella pun menjawab dengan wajah yang malu ” ia kak gue orgasme,makasih ya kak….!!”kulihat Sella mulai lemas. ketika gue melihat Sella orgasme gue pun ingin orgasme juga tapi gue ingin merasakan vaginanya..<br />
<br />
“Sel, kamu kan udah orgasme, kakak belum ni. Sella maukan bantu kakak orgasme…? ” ia kak nnti Sella bantu..trus Sella musti ngapain..?” mendengar itu gue pun gembira… nafasku lebih tak beraturan… “Aku pengen rasain kontolku di masukin ke vagina Sella…!!! bisa nga…?” “takut kak sakit” “tenang aja kakak nanti akan pelan-pelan kok.”<br />
<br />
Akupun langsung menyuruh Sella gaya belakang. Pelan-pelan kumasukkan.. sedikit sulit untuk memasukkannya, karena Sella masi perawan jadi vaginanya masih tertutup lobang yang kecil.. Tapi karena vaginanya sudah basah, gue pun coba-coba memasukkannya dengan perlahan-lahan sampai masuk 1/3 kontolku.<br />
<br />
Pada saat kontolku masuk sepenuhnya, Kumulai mengenjot-enjot vaginanya sampai vaginanya mengeluarkan darah bercampur maninya… “ah.. ah.. ah.. sakit.. ah… sakit.. kha.. “sakit… cuman kata-kata itu yang kudengar keluar dari mulutnya.<br />
<br />
Mendengar suaranya yang lembut gue lebih cepat mengenjot vaginanya… kemudian gue membaringkannya dengan kedua kakinya di dadaku.. gue pun mulai mengenjotnya dengan cepat.. Tiba-tiba Sella menyempitkan kakinya yang pertanda Sella mau orgasme untuk yang kedua kali… “khaa,,, khaa.. Sella mau pipisss… ahh… enak kha,,, tapi Sella mau pipis nhi…. udah ga tahan kha…” Mendengar kata itu gue semakin bergairah dan mempercepat enjotan ku..<br />
<br />
“Sabar Sel… kita keluarin sama-sama…kha juga udah mau keluar nhi.. sabar yah..” mendengar itu Sella pun berusaha untuk menahan nya… gue pun langsung mengenjotnya dengan cepat. “Sel, kakak udah mau keluar ni.. Sel gimana..?” “Sella juga udah mau keluar…” “crott… crottt… crottt… crottt…” kamipun orgasme bersamaan, Tapi gue menumpahkannya di atas perut Sella..<br />
<br />
Kemudian gue memeluk Sella sambil mencium keningnya. “Sel, gue sayang sama kamu” “Aku juga sayang sama kakak. sebenarnya gue sudah meyukai kakak waktu Sella kelas 1 SMP..” kami jadian pada saat itu.<br />
<br />
Setelah itu kami membersihkan diri kami masing-masing.. Tak berapa lama kakaknya Sella datang. Tapi kami berdua hanya diam-diam saja seperti tidak terjadi apapun. Karena berhubung orang tua Hendra ngga ada, Hendra meminta gue untuk menemaninya tidur dengan nya malam ini..<br />
<br />
Tanpa banyak basa basi gue langsung menerimanya.. Kulihat wajah Sella juga senang. Pada malam harinya waktu Hendra tidur, gue menggunakan kesempatan dalam kesempitan.. Kami berdua pun melakukan kejadian yang serupa waktu sore tadi..<br />
Mulai pada saat itu kami sering melakukan hubungan intim di mana saja kita ketemuan.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Nonton Film Bokep Semi</span></b></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Klik Disini...!!!</span></b></a></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-231182965028580122018-05-31T16:04:00.001+07:002018-05-31T16:04:15.474+07:00CERITA SEX - NIKMATNYA GOYANGAN MURIDKU<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;">NIKMATNYA GOYANGAN MURIDKU</span></h2>
<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.net/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.<br />
“Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtlbIS5wQMWm7tr8jYg-Xk1afmNS0lSSO-MM6IoHYMo6FvnibgP-2zL8ZnJDgEAYCE7hexFajbaTQbikLs7Hlk6xViaGpSTuIC11PNqUQUqQZ-7jzO_OeI_WMg_8H-gTR4G9wZXBwudQia/s1600/449ad7f0dd4cc74ad560fcb9fbfde27f.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="586" data-original-width="471" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtlbIS5wQMWm7tr8jYg-Xk1afmNS0lSSO-MM6IoHYMo6FvnibgP-2zL8ZnJDgEAYCE7hexFajbaTQbikLs7Hlk6xViaGpSTuIC11PNqUQUqQZ-7jzO_OeI_WMg_8H-gTR4G9wZXBwudQia/s640/449ad7f0dd4cc74ad560fcb9fbfde27f.jpg" width="512" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Nonton Film Bokep Semi</span></b></a></div>
<br />
<br />
“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.<br />
“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi<br />
“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.<br />
“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”<br />
“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”<br />
<br />
Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.<br />
<br />
Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.<br />
<br />
Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.<br />
<br />
Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.<br />
<br />
Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.<br />
<br />
Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.<br />
<br />
Kudengar suara langkahnya mendekatiku.<br />
<br />
“Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.<br />
<br />
“Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.<br />
<br />
Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.<br />
<br />
Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.<br />
<br />
Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.<br />
<br />
Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.<br />
<br />
Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.<br />
<br />
“Sandi!! Ngapain kamu?”<br />
<br />
Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.<br />
<br />
“Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.<br />
<br />
“Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.<br />
<br />
“Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.<br />
<br />
“Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”<br />
<br />
Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.<br />
<br />
Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.<br />
<br />
Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.<br />
<br />
“Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.<br />
<br />
“Ibu hebat…,” desisnya.<br />
<br />
“Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.<br />
<br />
“Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.<br />
<br />
“Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.<br />
<br />
Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.<br />
<br />
“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.<br />
<br />
Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.<br />
<br />
“Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.<br />
<br />
Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.<br />
<br />
Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.<br />
<br />
Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.<br />
<br />
“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.<br />
<br />
Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!<br />
<br />
Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.<br />
<br />
“Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.<br />
<br />
“Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.<br />
<br />
Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.<br />
<br />
“Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”<br />
<br />
Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.<br />
<br />
“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”<br />
<br />
Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.<br />
<br />
“Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.<br />
<br />
“Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.<br />
<br />
“Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”<br />
<br />
“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”<br />
<br />
“Oh, ah, uuugghhh… ”<br />
<br />
“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”<br />
<br />
Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!<br />
<br />
Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.<br />
<br />
Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.<br />
<br />
Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.<br />
<br />
Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.<br />
<br />
“San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.<br />
<br />
“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.<br />
<br />
Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.<br />
<br />
Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.<br />
<br />
“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”<br />
<br />
Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.<br />
<br />
Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.<br />
<br />
“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.<br />
<br />
“Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.<br />
<br />
“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.<br />
<br />
“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi<br />
<br />
“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.<br />
<br />
“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”<br />
<br />
“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”<br />
<br />
“Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/register.php">“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, </a>uughhh…, aarrrghh!!!”<br />
<br />
Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.<br />
<br />
“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.<br />
<br />
Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.<br />
<br />
“Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.<br />
<br />
“Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.<br />
<br />
“Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”<br />
<br />
“Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”<br />
<br />
Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.<br />
<br />
Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,<br />
<br />
“Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”<br />
<br />
Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.<br />
Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Nonton Film Bokep Semi</span></b></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Klik Disini...!!!</span></b></a></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-31109025712919724782018-05-31T15:16:00.002+07:002018-05-31T15:16:55.645+07:00CERITA SEX - GADIS KAYA JAGO SEPONG<h2 style="text-align: center;">
<u><b><span style="font-size: x-large;">GADIS KAYA JAGO SEPONG</span></b></u></h2>
<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.net/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Selesai ku antarkan Pak Alvin yang setengah mabuk karena bersenang-senang di klub malam, ku pacu kendaraan dengan kecepatan sedang menuju tol dari arah Pondok Indah. Waktu sudah menunjukan pukul 02:30 pagi, jalan begitu sepi karena malam dan hujan yang tak kunjung berhenti.<br />
<br />
“Besok Jakarta pasti banjir nih, hujan seharian gini…” gumamku dalam hati.<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnPaGuXFp9DN89lhCd0XcJonna-xbyyqi1C5tDg8KzojfqmEtPJHrOyEhktvO-E_WItgGoSJBH1wYG_v3dZEyzWP6FkybjlpH-v7sHVwh-bFCGZsfPjX7kRetTWlwzPz07ThDUhOzN45Io/s1600/ke.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="479" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnPaGuXFp9DN89lhCd0XcJonna-xbyyqi1C5tDg8KzojfqmEtPJHrOyEhktvO-E_WItgGoSJBH1wYG_v3dZEyzWP6FkybjlpH-v7sHVwh-bFCGZsfPjX7kRetTWlwzPz07ThDUhOzN45Io/s640/ke.jpg" width="478" /></a></div>
<span id="goog_194252172"></span><span id="goog_194252173"></span><b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<br />
<br />
Sekitar 100 meter setelah melewati Pondok Indah Plaza, aku melihat sebuah sedan menepi dengan kap mesin yang terbuka. Aku pun tanpa pikir panjang segera berhenti di belakang mobil tersebut, berniat untuk membantu. “Mana mungkin ada orang jahat pura-pura minta tolong jam segini ditengah hujan deras, dengan mobil yang lebih mahal dari mobil yang ku bawa malah…” Pikirku dalam hati.<br />
<br />
Segera ku ambil payung di bagian belakang mobil, dan menghampiri si pemilik mobil yang sedang berdiri sambil memegangi payung di depan kap mobil tersebut.<br />
<br />
“Kenapa mobilnya, pak? Ada yang bisa saya bantu?” Tanyaku ramah sambil mengerenyitkan dahi, cahaya yang redup dan hujan yang cukup deras, membuatku kesulitan melihat si pemilik mobil yang sedikit tertutup payung.<br />
<br />
“Ini, Mas. Mogok, gak tau kenapa…” Jawabnya pelan. Aku pun kaget karena ternyata ia seorang perempuan, dari suaranya terdengar belum terlalu tua. Mungkin sekitar 30 tahunan.<br />
<br />
“Oh, maaf mbak gak liat, kirain cowok, hehehe…” Balasku untuk memecah kekakuan. “Coba sebentar saya liat, kebetulan saya ngerti mesin kok…”<br />
<br />
Wanita tersebut memersilahkan aku untuk menangani mobilnya. Aku pun sibuk memerhatikan dan mencari tahu masalah sampai mobil tersebut tidak mau menyala.<br />
<br />
“Kenapa tidak telepon asuransi atau tukang derek aja, mbak?” Kataku sambil tetap berfokus pada mesin mobilnya.<br />
<br />
“Maunya sih gitu, tapi handphone saya mati semua, Mas. Batrenya abis…” Jawabnya memelas. Suaranya sudah parau, sepertinya ia baru saja menangis.<br />
<br />
“Kalau saya cek sih, gak ada masalah apa-apa, mbak. Saya bingung juga kalau liatnya ditempat gelap dan hujan deras gini…” Jelasku singkat. “Saya pinjamkan handphone untuk menelpon asuransi atau tukang derek saja ya, mbak. Bagaimana?” Tawarku padanya. Ia hanya mengangguk pelan.<br />
<br />
“Makasih ya, Mas…” Ujarnya saat ku berlalu menuju mobil untuk mengambil handphone ku.<br />
<br />
“Ini Mbak…” Kataku sambil menyerahkan handphone bututku yang bahkan tidak memiliki kamera tersebut.<br />
<br />
Wanita tersebut meraih ponselku dan mengambil sepucuk kartu nama dari dompetnya. Aku sedikit menjauhkan diri saat ia sedang menelpon setelah aku tutup kembali kap mesinnya.<br />
<br />
Tidak lama kemudian, “Ini mass… Terima kasih banyak ya. Aku sudah menelpon tukang derek supaya mobilku bisa diangkut ke bengkel…”<br />
<br />
“Iya, mbak sama-sama. Mbak mau pulang kemana emangnya?”<br />
<br />
“Ke Pondok Labu, Mas…” Jawabnya singkat. Awalnya aku ingin menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, tapi langsung ku urungkan niat tersebut karena yakin ia akan menolak, mungkin ia takut akan ku perkosa.<br />
<br />
“Saya temani disini ya mbak sampai tukang dereknya datang. Daripada sendirian, kalau ada orang jahat, bisa repot…” Tawarku.<br />
<br />
“Gak usah repot-repot, mas. Sudah dipinjamkan handphone saja sudah cukup kok.”<br />
<br />
“Gapapa kok, mbak. Saya juga bawa mobil, tau lah rasanya gimana kayak mbak gini.” Balasku tenang. “Ini, ini KTP saya, kalau-kalau mbak takut saya berbuat jahat, paling gak mbak tau identitas saya…” Ujarku sambil menyodorkan KTP dari dalam dompetku.<br />
<br />
Ia pun tersenyum, “Tidak perlu, mas. Saya tau kok mas orang baik dan tidak ada niat jahat.”<br />
<br />
“Ya sudah kalau begitu saya temani ya.”<br />
<br />
Wanita tersebut pun mengangguk.<br />
<br />
“Mbak lebih baik duduk di dalam mobil, daripada kebasahan kena hujan gini…” Saranku padanya. “Saya temani disini saja.”<br />
<br />
“Ya enggak dong, mas. Masa saya di mobil, mas di luar.”<br />
<br />
“Kalau begitu, tunggu di mobil saya saja mbak. Biar saya hidupkan mesinnya, jadi ada AC dan lampunya. Bagaimana?”<br />
<br />
Ia pun menyetujui ideku.<br />
<br />
Kami berdua pun masuk ke dalam mobil. Ia duduk di kursi depan, dan aku duduk disampingnya di kursi pengemudi. Setelah lampu dalam mobil ku hidupkan, barulah ku bisa melihat dengan jelas wanita cantik yang sedang duduk disebelahku ini.<br />
<br />
Tubuhnya cukup proporsional, dengan rambut hitam panjang sepunggung, celana jeans hitam ketat dan kaos putih yang ditutupi jaket coklat terlihat serasi dengan wajah manisnya. Hidung mancung, kulit putih dan bibir tipisnya menambah kecantikannya, apalagi saat ia sedang tersenyum.<br />
<br />
“Mbak siapa namanya?” Tanyaku.<br />
<br />
“Gisella, mas. Kalau mas?”<br />
<br />
“Aku Shandy, mbak…”<br />
<br />
“Gak usah pake mbak, Gisell aja mas..”<br />
<br />
“Jangan pakai mas juga kalau gitu, Shandy saja…”<br />
<br />
Ia pun tertawa kecil mendengar jawabanku.<br />
<br />
“Kamu seperti habis menangis, kenapa sell?” Tanyaku.<br />
<br />
Gisell terdiam sambil memandangi kaca depan mobil.<br />
<br />
“Maaf kalau aku lancang, hanya bertanya…” Tambahku khawatir ia tersinggung dengan pertanyaanku barusan.<br />
<br />
“Enggak kok, Shan. Aku capek aja, lagi banyak masalah, pas mau pulang eh mobil malah mogok. Bikin perasaan makin gak karuan…” Jelasnya.<br />
<br />
“Banyak bersabar kalau gitu, mungkin emang lagi banyak cobaannya. Siapa tau besok malah banyak rejekinya.” Hiburku seadanya. Gisell pun sedikit tersenyum.<br />
<br />
Obrolan pun mengalir, tanpa diminta Gisell pun menceritakan masalah yang sedang dihadapinya. Orang tuanya sedang dalam proses bercerai, pacarnya pergi meninggalkannya karena ia terlalu sibuk bekerja dan mengurus masalah ke dua orang tuanya. Gisell sendiri seorang karyawan di perusahaan tambang yang kantornya terletak di bilangan Pondok Indah. Lulusan universitas jurusan hukum.<br />
<br />
Tidak terasa, hampir satu jam kami ngobrol kesana kemari, sampai akhirnya mobil derek datang. Gisell pun segera mengisi formulir yang diberikan, lalu masuk kembali ke dalam mobilku.<br />
<br />
“Terima kasih banyak ya Shan sudah membantu…” Ucapnya begitu masuk ke dalam mobilku.<br />
<br />
“Iya sama-sama, Sell. Aku antar ke rumah ya, gimana?”<br />
<br />
“Kamu emang pulang kemana? Jangan deh, takut ngerepotin…”<br />
<br />
“Enggak kok, kebetulan rumah ku di Cinere. Jadi searah kan sama rumahmu?”<br />
<br />
“Oh ya? Iya deh kalau gitu, sekali lagi makasih ya. Udah ditolongin pinjem handphone, sekarang ditolongin sampe dianterin…”<br />
<br />
“Udah, tenang aja…” Balasku.<br />
<br />
Hari sudah semakin pagi, hujan sudah selesai berganti kabut tipis yang menutupi jalan. Tidak sampai setengah jam perjalanan, kami sudah mendekati tujuan.<br />
<br />
“Rumah kamu dimana, Sell?” Tanyaku.<br />
<br />
Gisell pun menunjukan arah ke rumahnya. Aku dengan teliti menyetir, selain karena mata yang sudah letih juga rasa kantuk yang semakin datang.<br />
<br />
Tidak terlalu sulit mencari rumahnya karena terletak di pinggir jalan. Rumah besar yang mewah tersebut terlihat gelap tanpa cahaya sama sekali di dalamnya.<br />
<br />
“Sepi banget, kamu tinggal sendiri?”<br />
<br />
“Iya, sudah lama aku tinggal sendiri di sini. Orang tuaku tinggal di rumah yang di Kelapa Gading. Itu pun gak tau masih serumah atau udah pisah…” Jawabnya sedikit kesal.<br />
<br />
Aku pun tidak berani untuk banyak bertanya.<br />
<br />
Setelah pintu gerbang yang bisa dibuka otomatis dengan remote dari dalam tas Gisell terbuka, mobilku pun ku masukan lalu parkir di depan pintu masuk rumahnya.<br />
<br />
Rumah bergaya minimalis, dua lantai dengan cat berwarna putih terlihat suram tanpa penghuni, kebun kecil di depannya pun kurang terawat karena banyak tanaman yang mati dan layu.<br />
<br />
“Akhirnya sampai…” Ucapku sambil menarik rem mobilku.<br />
<br />
“Iya nih. Shan, udah hampir pagi. Kamu gak mau tidur dulu aja di rumahku? Besok pagi baru pulang. Daripada kenapa-kenapa di jalan karena ngantuk…” Tanya Gisell.<br />
<br />
“Enggak apa apa kok, udah biasa banget nyetir jam segini, namanya juga supir hehehe…” jawabku santai. Padahal dalam hati ingin sekali aku numpang tidur di rumahnya. Sayangnya aku merasa tidak enak hati untuk menerima tawarannya.<br />
<br />
Namun berbeda dengan Gisell, ia memaksa diriku untuk menginap. “Anggap aja aku bayar utang budi karena kamu sudah membantu aku….” Begitu kata-katanya untuk membujukku.<br />
<br />
Aku pun luluh dan menerima tawarannya.<br />
<br />
Gisell memersilahkan aku masuk ke dalam rumahnya. Aku merasa canggung masuk ke rumah wanita muda cantik yang baru ku kenal beberapa jam yang lalu di pinggir jalan. Namun Gisell terlihat santai dengan kehadiranku.<br />
<br />
Gisell pun menawarkan beberapa pakaian dan celana pendek untuk ku gunakan tidur, beberapa milik Ayahnya yang ukurannya tidak jauh berbeda denganku. Gisell juga mengantarkanku ke kamar tamu yang bisa kugunakan untuk beristirahat sampai matahari terbit beberapa jam lagi.<br />
<br />
Segera saja ku baringkan tubuhku yang aktif dari pagi kemarin. Pukul 4 pagi, ku lihat di jam dinding yang ada di atas jendela kamar. Ku coba memejamkan mataku.<br />
<br />
Belum sempat terlelap, pintuku diketuk pelan.<br />
<br />
Aku pun bangkit dari kasur, menuju pintu dan membukanya. Gisell berdiri di depan kamarku, mengenakan piyama tipis dengan rambut yang terikat.<br />
<br />
“Aku gak bisa tidur…” Ucapnya manja.<br />
<br />
“Yah, terus gimana? Mau aku temenin dulu?” Tanyaku setengah mengantuk. Gisell mengangguk sambil berjalan masuk ke dalam kamarku tanpa ku minta. Ya memang ini rumahnya, namun aku semakin canggung harus bagaimana bila ia masuk ke kamarku tanpa diminta.<br />
<br />
Gisell pun duduk di pinggir kasurku sambil melihatku yang berjalan mendekat. Ia pun memberikan isyarat dengan lambaian tangan agar aku mendekat.<br />
<br />
“Kenapa Sell?” Tanyaku yang masih berdiri di hadapannya.<br />
<br />
“Aku mau kasih sesuatu…” Dengan cepat Gisell menarik turun celanaku. Aku kaget bukan kepalang.<br />
<br />
Tangan Gisell langsung meraih penisku, dan memasukannya ke dalam mulut.<br />
<br />
Rasa kantuk ku pun hilang, ingin ku tolak perlakuan Gisell namun aku terlanjur menikmatinya. Aku hanya bisa merintih keenakan saat lidah Gisell menyapu batang penisku dan memaksa penisku untuk berdiri tegak.<br />
<br />
“Ahhh Selll, kamu ini ahhhh…” Rintihku sambil meremas rambutnya. Hisapan Gisell di penisku semakin kuat.<br />
<br />
Lahap sekali Gisell menikmati penisku. Tidak ada sedikitpun bagian yang terlewat dari hisapan dan jilatan lidahnya. Memberikan sensasi kenikmatan tersendiri bagiku yang sudah lama tidak menyentuh wanita ini.<br />
<br />
Setelah beberapa menit, Gisell melepaskan penisku dan berdiri menghadapku. Tanpa basa basi segera ku lumat bibir tipisnya yang sudah menggodaku dari awal bertemu. Lidah kami saling berpagutan, dera nafas Gisell semakin berat saat tanganku menelusup masuk ke dalam pakaiannya, berusaha mencari dan meremas payudaranya yang lembut dan kenyal.<br />
<br />
“Uhhh, Shandy….” Desisnya saat ku arahkan kecupanku ke lehernya. Ku jilati tiap senti kulitnya yang putih dan halus tersebut. Tubuhnya bergetar,<br />
<br />
keringat mulai keluar meski udara begitu dingin karena hujan dan pendingin ruangan. Tangannya bergantian meremas rambut dan mencengkram punggungku.<br />
<br />
Ku dorong tubuh Gisell agar terbaring di kasur. Ku tarik celana panjangnya sehingga terlihat celana dalamnya yang berwarna hitam. Kakinya begitu jenjang dan indah, suka sekali aku menatapnya berlama-lama.<br />
<br />
Ku usapkan tanganku dari betis hingga ke pahanya, mengirimkan rasa geli ke seluruh tubuhnya yang semakin menegang. Rintihan-rintihan kecil menghidupkan kamar yang biasanya sepi tersebut.<br />
<br />
Perlahan ku tarik celana dalam Gisell, kali ini terpampang jelas vagina cantik dengan bulu kemaluan yang dicukur rapih dibagian atasnya. Bibir vaginanya sudah merekah basah, klitorisnya sedikit menyumbul keluar, tanda ia sudah tidak sabar untuk dinikmati olehku.<br />
<br />
Ku dekatkan kepalaku ke arah vaginanya. Dengan kedua jari, ku buka bibir vaginanya dan ku sapu lembut dengan lidahku. Gisell menggelinjang, tangannya menarik seprei, rintihannya berubah menjadi teriakan menahan hasrat yang begitu menggairahkan.<br />
<br />
“Arrrgghhhh, Shandyyyyy! Terus Shannnn!”<br />
<br />
Aku pun tidak memedulikan teriakannya. Rumahnya yang besar, hujan deras yang kembali turun, sudah pasti tidak akan ada tetangga yang mendengar teriakan nikmat Gisell. Hal itu justru semakin meningkatkan gairahku untuk menyetubuhinya.<br />
<br />
Kali ini ku masukan kedua jariku, perlahan ku mainkan lubang kenikmatan Gisell. Tentu saja ia semakin menggelinjang dan menikmati perlakuanku. Gisell pun tidak bisa menahan lagi, ia orgasme dan mengeluarkan cairan kenikmatan dari dalam vaginanya.<br />
<br />
“Argghh ohhhhhhh, Shandyyy aku keluarrrrr…..” Teriaknya sambil menarik rambutku.<br />
<br />
Ku biarkan cairannya yang berwarna putih bening mengalir keluar dari dalam vaginanya, lalu ku hisap dan ku jilat habis, hanya menyisakan kenikmatan disekujur tubuh Gisell.<br />
<br />
Aku pun bangkit dan mendekap tubuhnya yang hangat. Gisel mengulurkan tangannya ke dalam saku piyamanya. Ternyata Gisell menyiapkan kondom untuk pertempurannya denganku. Tidak bisa kulihat jelas kondom berwarna hitam tersebut karena lampu kamar yang mati, hanya diterangi temaram lampu meja berwarna kuning.<br />
<br />
“Sini, kupakein dulu…” Pinta Gisell, aku pun menggeser pinggulku agar penisku mendekat ke arahnya. Gisell memasangkan kondom di penisku, lalu ia mengubah posisi diatasku. Digenggamnya lembut penisku yang sudah tegang dari awal hisapan mulutnya tadi, diarahkannya ke lubang vaginanya yang masih merekah merah.<br />
<br />
Aku hanya bisa menyaksikan sambil berusaha membuka kancing piyama Gisell satu persatu, lalu ku buka bra berwarna hitam yang menutupi payudaranya. Samar terlihat putingnya berwarna pink yang menegang kencang dan membesar.<br />
<br />
Ku remas pelan payudaranya saat penisku merengsek masuk ke dalam vagina Gisell. Terasa hangat, licin dan kuat menghisap penisku. Begitu penisku masuk seluruhnya, Gisell mendiamkannya sesaat agar vaginanya terbiasa. Penisku memang terbilang besar dan panjang, Gisell pun merintih kecil saat mendapatkan itu di dalam vaginanya untuk pertama kali.<br />
<br />
Selang beberapa detik, Gisell menggerakan pinggulnya ke depan dan belakang. Tangannya mencengkram perutku, kepalanya mengadah ke atas dengan mulut terbuka lebar seakan udara tak mampu mengisi otaknya yang saat ini sedang diburu nafsu birahi.<br />
<br />
“Arrrgghhhh, enak banget sih kontol kamu, Shan. Suka bangetttt….” Desis Gisell ditengah goyangan pinggulnya.<br />
<br />
Aku yang sibuk meremas payudaranya hanya bisa tersenyum sambil memilin kecil putingnya.<br />
<br />
Gisell pun merubah goyangan pinggulnya, kali ini naik turun dengan frekuensi yang tidak terlalu cepat. Setiap hentakan yang mengantarkan penisku ke ujung vaginanya, menambah volume suara Gisell yang sedang dirundung nafsu.<br />
<br />
“Arghhh, arghhhh ssssshhhhhhhh…..” Rintih Gisell.<br />
<br />
Aku yang puas meremas payudara Gisell, memindahkan tanganku untuk meremas pantatnya yang kencang. Ku bantu mengangkat pantatnya agar genjotannya semakin cepat. Gisell mengerang kencang saat mencapai puncak kenikmatan yang kedua kalinya.<br />
<br />
“Arrrghh, Shandyyyyyyy aku keluarrrr Shanddddd!!!” Crot crot crot. Vagina Gisell terasa menjepit penisku semakin kuat. Gisell ambruk diatas tubuhku. Aku pun mendekapnya dengan penuh kelembutan.<br />
<br />
Perlahan aku bangkit masih dengan mendekap Gisell. Ku rubah posisi agar aku yang diatas tanpa mencabut penisku dari dalam vaginanya.<br />
<br />
Ku genjot lagi vagina Gisell yang hangat, dengan tanganku yang meremas payudaranya gemas.<br />
<br />
“Aarrgggh, Shannn. Kamu kuat banget sihhh….”<br />
<br />
“Kamu juga kenapa enak banget sih?” balasku sambil mengusap perut dan pinggangnya. Gisell memalingkan wajahnya ke kanan dan ke kiri.<br />
<br />
Hampir lima menit aku berada di posisi tersebut. Gisell mencapai klimaks untuk yang ketiga kalinya. Sedangkan aku? Aku pun bingung kenapa penisku ini begitu kuat menggarap vagina Gisell. Mungkin karena kemolekan tubuhnya yang membuatku bersemangat, atau kondom yang diberikan Gisell mengandung cairan pelumas yang membuatku bisa kuat bertahan selama ini? Aku tidak tahu, dan tidak ingin memikirkannya, saat ini aku hanya ingin membuat Gisell lemas tak berdaya karena nikmat yang aku berikan.<br />
<br />
Aku memberikan sedikit waktu untuk Gisell mengumpulkan nafas dan tenaganya setelah orgasmenya yang ketiga tersebut. Ku perhatikan sejenak wanita yang terbaring tanpa busana dibawah tubuhku ini. Entah mimpi apa aku semalam bisa menikmatinya, bahkan aku belum pernah memiliki pacar secantik Gisell. Ia sendiri wanita cantik, pintar dan kaya raya yang selevel dengan putri bossku. Bisa dibilang, ia termasuk wanita yang awalnya aku kira tidak akan pernah bisa aku tiduri.<br />
<br />
Aku meminta Gisell untuk berdiri, ku tarik tangannya perlahan, mengarahkannya ke luar kamar. Aku menuju sofa di ruang TV rumahnya. Sofa empuk berbalut kulit coklat dengan ukuran yang cukup besar untuk permainan liar kita berdua.<br />
<br />
Aku duduk dan mengisyaratkan Gisell untuk duduk di atasku. Kali ini posisinya memunggungi diriku. Aku begitu menyukai posisi tersebut karena bisa dengan leluasa meremas pantatnya dan menyaksikan bagaimana penisku terlahap vaginanya dengan rakus.<br />
<br />
Dengan tenaga yang tersisa, Gisell menggenjot penisku sekali lagi. Tubuhnya terlihat sangat indah saat menyatu dengan tubuhku. Ringkuhan tubuh Gisell saat menahan kenikmatan membuatku gairahku tak kunjung padam.<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/register.php">“Shandyyyy, enak bangetttt. Kamu kok kuat bangettt… Ohhh ssshhhhh gak keluar keluar sshhhhhh dari tadiiii…” Racau Gisell.</a><br />
<br />
Aku pun membiarkan Gisell mempermainkan penisku di dalam vaginanya. Terasa kedutan kencang di dalam vaginanya yang menambah kenikmatan di penisku.<br />
<br />
“Urrghhh, Shannnn….” Desis Gisell.<br />
<br />
Semakin lama, penisku terasa semakin sesak karena dorongan sperma yang sudah tidak sabar untuk keluar bebas. Ku pegangi pantat Gisell dan ku kendalikan genjotannya agar semakin cepat.<br />
<br />
Hisapan kuat vaginanya membuatku tak kuasa menahan lebih lama.<br />
“Aku mau keluar, Selll….” Ucapku berbisik pelan.<br />
<br />
Dan benar saja, beberapa detik kemudian penisku memuntahkan sperma berkali-kali. Membuatku lemas tak berdaya saat itu juga.<br />
<br />
“Arrggghhh, sellll!!!” Teriakku saat orgasme sambil menarik tubuhnya dan meremas payudaranya. Rupanya Gisell pun orgasme, empat kali ia mencapai puncak, ku yakin sudah tak berdaya lagi tubuhnya.<br />
<br />
Gisell pun menjatuhkan dirinya ke sampingku. Ku lihat kondom yang menancap di penisku sedikit menggembung karena banyaknya sperma yang keluar. Dengan perlahan ku tarik kondom agar tidak ada cairan kenikmatanku yang tumpah.<br />
<br />
“Kamu gila…” Bisik Gisell. Kepalanya menghadap ke jendela, matanya terpejam, namun kata-kata tersebut tidak bisa ia tahan untuk tidak diutarakan.<br />
<br />
“Baru kali ini aku main selama ini, dan seenak ini. Ganti ganti gaya pula. OK banget lah kamu…” Puji Gisell lagi. Aku hanya menoleh sebentar dan tersenyum.<br />
<br />
Ku angkat tubuh Gisell yang lemas tak berdaya itu ke kamar ku lagi. Ku baringkan dan ku selimuti, lalu aku ikut berbaring di sampingnya.<br />
<br />
Hari sudah terang karena matahari yang terjaga dari tidur lelapnya. Kali ini giliran kami beristirahat sambil menikmati sisa sisa kenikmatan duniawi yang baru saja kami dapatkan bertubi-tubi.<br />
<br />
Ku dekap tubuh Gisell, ku kecup lehernya dari belakang. Kami pun terlelap.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></span></b></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-11718968942993373772018-05-06T16:56:00.002+07:002018-05-06T16:56:18.869+07:00CERITA SEX - NIKMATNYA GOYANGAN JANDA MONTOK<h2 style="text-align: center;">
<u><span style="font-size: x-large;">NIKMATNYA GOYANGAN JANDA MONTOK</span></u></h2>
<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.net/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Aku ingin menceritakan ceritaku sebenarnya agak sedikit malu, tetapi ah sudahlah karena juga aku tidak menyebutkan namaku yang asli dan di jaman sekarang ini mungkin sudah dianggap hal biasa, aku ingin berterus terang bahwa aku lebih menyukai wanita yang lebih tua dariku karena selain berpengalaman dan merawat diri.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgofCs-mCMcIMn7uSuOvqBrrHEXEsrBUQ_nnAtD0_AXY25MeF4-FvODNiVw8MJYocvEitvHZCUTLPHumK7PH5qDyrE1vzQcP6r_86ypJyLaZrl4G98qwcAvyQs1ziW2YoSVf6E2o3Q1VP8l/s1600/39971b32a2c1da8033da214014c8815c.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="550" data-original-width="550" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgofCs-mCMcIMn7uSuOvqBrrHEXEsrBUQ_nnAtD0_AXY25MeF4-FvODNiVw8MJYocvEitvHZCUTLPHumK7PH5qDyrE1vzQcP6r_86ypJyLaZrl4G98qwcAvyQs1ziW2YoSVf6E2o3Q1VP8l/s640/39971b32a2c1da8033da214014c8815c.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">Nonton Film Bokep Semi</span></b></div>
<br />
<br />
Sejak SMA aku berpacaran dengan kakak kelasku begitu juga sampai aku disarjana hingga sekarng ini aku lebih menyukai wanita yang lebih tua, pengalaman yang tidak aku lupakan ialah saat berpacaran dengan janda yang beranak tiga.<br />
<br />
Demikian kisahnya, suatu hari ketika aku berangkat kerja dari Tomang ke Kelapa Gading, aku tampak terburu-buru karena waktu sudah menunjukkan pukul 07.45. Sedangkan aku harussampai di kantor pukul 08.30 tepat.<br />
<br />
Aku terpaksa pergi ke Tanah Abang dengan harapanlebih banyak kendaraan di sana. Sia-sia aku menunggu lebih dari 15 menit, akhirnya aku putuskan aku harus berangkat dengan taxi. Ketika taxi yang kustop mau berangkat tiba-tiba seorang wanita menghampiriku sambil berkata,<br />
<br />
“Mas, mau ke Pulo Gadung ya?” tanyanya,<br />
<br />
“Saya boleh ikut nggak? Soalnya udah telat nich.”<br />
<br />
Akhirnya aku perbolehkan setelah aku beritahu bahwa aku turun di Kelapa Gading. Sepanjang perjalanan kami bercerita satu sama lain dan akhirnya aku ketahui bernama Dewi, seorang janda dengan 3 orang anak dimana suaminya meninggal dunia.<br />
<br />
Ternyata Dewi bekerja sebagai Kasir pada sebuah catering yang harus menyiapkan makanan untuk 5000 buruh di KawasanIndustri Pulo Gadung. Aku menatap wanita di sebelahku ini ternyata masih cukup menggoda juga.<br />
<br />
Dewi, 1 tahun lebih tua dari aku dan kulit yang cukup halus, bodi yang sintal serta mata yang menggoda. Setelah meminta nomor teleponnya aku turun di perempatan Kelapa Gading. Sampai di kantor aku segera menelepon Dewi, untuk mengadakan janji sore hari untuk pergi ke bioskop.<br />
<br />
Tidak seperti biasanya, tepat jam 05.00 sore aku bergegas meninggalkan kantorku karena ada janji untuk betemu Dewi. Ketika sampai di Bioskop Jakarta Theater, tentunya yang sudah aku pilih, kami langsung antri untuk membeli tiket.<br />
<br />
Masih ada waktu sekitar 1 jam yang kami habiskan untuk berbincang-bincang satu sama lain. Selama perbincangan itu kami sudahmulai membicarakan masalah-masalah yang nyerempet ke arah seks. Tepat jam 19.00,petunjukan dimulai aku masuk ke dalam dan menuju ke belakang kiri, tempat duduk favorit bagi pasangan yang sedang dimabuk cinta.<br />
<br />
Pertunjukan belum dimulai aku sudah membelai kepala Dewi sambil membisikkan kata-kata yang menggoda.<br />
<br />
“Dewi, kalau dekat kamu, saudaraku bisa nggak tahan,” kataku sambil menyentuh buah dadanya yang montok.<br />
<br />
“Ah Mas, saudaranya yang di mana?” katanya, sambil mengerlingkan matanya. Melihat hal itu akulangsung melumat habis bibirnya sehingga napasnya nampak tersengal-sengal.<br />
<br />
“Mas, jangan di sini dong kan malu, dilihat orang.”<br />
<br />
Aku yang sudah terangsang segera mengajaknya keluar bioskop untuk memesan taxi. Padahal pertunjukan belum dimulai hanya iklan-iklan film saja yang muncul.Setelah menyebutkan Hotel ****, taxi itupun melaju ke arah yang dituju.<br />
<br />
Sepanjang perjalanan tanganku dengan terampil meremas buah dada Dewi yang sesekali disertai desahan yang hebat. Ketika tanganku hendak menuju ke vagina dengan segera Dewi menghalangi sambilberkata,<br />
<br />
“Jangan di sini Mas, supir taxinya melihat terus ke belakang.” Akhirnya kulihat kedepan memang benar supir itu melirik terus ke arah kami. Sampai di tempat tujuan setelah membayar taxi, kami segera berpelukan yang disertai rengekan manja dari Dewi,<br />
<br />
“Mas Jo, kamu kok pintar sekali sih merangsang aku, padahal aku belum pernah begini dengan orang yang belum aku kenal.”Seraya sudah tidak sabar aku tuntun segera Dewi ke kamar yang kupesan. Aku segera menjilati lehernya mulai dari belakang ke depan.<br />
<br />
Kemudian dengan tidak sabarnya dilucutinya satu persatu yang menempel di badanku hingga aku bugil ria. Penisku yang sudah menegang dari tadi langsung dalam posisi menantang Dewi.<br />
Kemudian aku membalas melucuti semua baju Dewi, sehingga dia pun dalam keadaan bugil.<br />
<br />
Kemudian dengan rakus dijilatinya penisku yang merah itu sambil berkata, “Mas kontolnya merah banget aku suka.” Dalam posisi 69 kujilati juga vagina Dewi yang merekah dan dipenuhi bulu-bulu yang indah. 10 Menit, berlalu tiba-tiba terdengar suara,<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/register.php">“Mas, aku mau keluaarr…” “Cret… cret… cret…</a>” Vagina Dewi basah lendir yang menandakan telah mencapai oragasmenya. 5 Menit kemudian aku segera menyusul, “Dewi, Wi, Mas mau keluar…” “Crot… crot… crot…”<br />
<br />
Spermaku yang banyak akhirnya diminum habis oleh Dewi.Setelah itu kami pun beristirahat. Tidak lama kemudian Dewi mengocok kembali penisku yang lunglai itu. Tidak lama kemudian penisku berdiri dan siap melaksanakan tugasnya.<br />
<br />
Dituntun segera penisku itu ke vaginanya. Pemanasan dilakukan dengan cara menggosokkan penisku kevaginanya. Dewi mendesah panjang, “Mas, kontolnya kok bengkok sih, nakal ya dulunya?” Tidak kuhiraukan pembicaraan Dewi, aku segera menyuruhnya untuk memasukkan penisku ke vaginanya.<br />
<br />
“Dewi, masukkan cepat! Jonathan tidak tahan lagi nih.” Sleep.. bless… masuk sudah penisku ke vaginanya yang merekah itu.Tidak lupa tanganku meremas buah dadanya sesekali menghisap payudaranya yang besar walaupun agak turun tapi masih nikmat untuk dihisap.<br />
Goyangan demi goyangan kami lalui seakan tidak mempedulikan lagi apakah yang kami lakukan ini salah atau tidak. Puncaknya ketika Dewi memanggil namaku,<br />
<br />
“Jonathan.. terus… terus… Dewi, mau keluar…” Akhirnya Dewi keluar disertai memanggil namaku setengah berteriak,<br />
“Jonathan… aku… keluaaarrr…” sambil memegang pantatku dan mendorongnya kuat-kuat.Tidak berselang lama aku pun merasakan hal sama dengan Dewi,<br />
<br />
“Wi… ah… ah… tumpah dalam atau minum Wi…” kataku.<br />
Terlambat akhirnya pejuku tumpah di dalam, “Wi… kamu hebat… walaupun sudah punya 3 anak,” kataku sambil memujinya. Akhirnya malam itu kami menginap di hotel ****.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></span></b></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-32538539005049937142018-05-06T13:25:00.003+07:002018-05-06T13:25:55.222+07:00CERITA SEX - IBU GURUKU NAFSU BERAT<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><u>IBU GURUKU NAFSU BERAT</u></span></h2>
<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.net/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Umurku yang masih 19 tahun dengan perawakan tinggiku 171 cm aku akan menceritakan kisah nyataku dan pengalaman hidupku, di tahun 2013 yang lalu saat aku sekolah di SMK pada saat jam istirahat di kantin sekolah sambil bercanda datanglah guru yang cantik berjilbab ikut makan di kantin tersebut, panggil saja Ibu Eka.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLGYciNRYVO31SKvxIjeO0BcozJLEnCs7pszkReE1aaM_wTA-Mx_o4lSvwX9lgNiybH_6qW9lsqvVKWEEbKVAOQRG8HStz6PcIMG_kuNjsE9Pb63WfH8EuZ3HdQzvF9udwu4hO_i_YUTc4/s1600/dita+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="480" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLGYciNRYVO31SKvxIjeO0BcozJLEnCs7pszkReE1aaM_wTA-Mx_o4lSvwX9lgNiybH_6qW9lsqvVKWEEbKVAOQRG8HStz6PcIMG_kuNjsE9Pb63WfH8EuZ3HdQzvF9udwu4hO_i_YUTc4/s640/dita+1.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<br />
<br />
Beliau mempunyai badan yang oke, langsing, matanya sedikit lebar , bibirnya tipis seperti artis bella, dengan payudara yang menggunung serta bokongnya yang padat dan seksi tentunya beliau mengjar sebagai guru bahasa inggris di dalam pelajarannya aku sering dipuji karena memahami sepenuhnya apa yang di ajarkannya.<br />
<br />
Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu eka sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu.<br />
<br />
Saat istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu itu, dan saat itu aku di suruh mengikutinya dari belakang. Jarak kami terlalu dekat sehingga saat aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu eka tersentuh penisku (karena bu eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya) yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kalas. Namun reaksi ibu eka hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah.<br />
<br />
Sampai saat aku pulang menaiki bus jemputan kami... Aku dan temanku duduk paling belakang, sedangkan bu eka duduk di kursi deretan paling depan. Saat semua teman-temanku sudah turun semua (saat itu tinggal aku bu Eka dan supirnya) bu eka melirik nakal ke arahku,<br />
<br />
Dan tiba tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku dia duduk paling pojok dekat dinding), dan dia menyuruhku pindah di sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya. Saat itu dia meminjan handphone ku ,<br />
<br />
Katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku (nokia tipe 6600) entah alasan atau apalah... Saat dia memegang hp ku tiba-tiba hp ku berbunyi, dan deringan hp ku saat itu berbubyi desahan wanita saat di kentot. aaaahhhhh... ahhhhshhhhshshh... oooooo... oooooohhhhhh dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon.<br />
<br />
Tanpa basa basi bu eka bilang "apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong".<br />
<br />
dengan nada berbisik. Yang membuatku nafsu.<br />
<br />
"jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu... " Saat itu kupasang ear phone dan langsung aku perlihatkan rekaman video porno yang ku dapat dari temanku.<br />
<br />
Tanpa aku sadari bu eka meraba kontolku yang saat itu sedang tegang-tegangnya, dan dia terkejut, "wooow besar sekali anumu... " Padahal aku punya ngga gede-gede amat, panjangnya 15 cm dan diameternya 2.3 cm aja yaaa standart lahhhh... Dan terjadilah percakapan antara aku dan bu eka:<br />
<br />
Saat itu dia berbisik padaku "aku masih perawan looo... " di iringi dengan desahan.<br />
<br />
Lalu jawabku "oh yaaa, saya juga masih perjaka bu...<br />
<br />
" bu eka: jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat... (tanpa basa basi lagi) lalu jawabku malu<br />
<br />
aku: "ngga ah bu , saya ngga berani!!"<br />
<br />
bu eka: "ayolah... (dengan nada memelas)"<br />
<br />
aku: "tapi di mana bu? (tanyaku!)"<br />
<br />
bu eka: "di hotel aja biar aman"<br />
<br />
aku: "tapi saya ngga punya uang bu"<br />
<br />
bu eka : "ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!"<br />
<br />
Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun langsung beraksi tanpa basa basi lagi. ia melucuti bajunya satu persatu sambil di iringi dengan desahan... yang pertama ia lepaskan adalah jilbab yang menutupi kepalanya,<br />
<br />
Lalu baju, kemudian rok panjangnya. dan tibala saat ia melepaskan bh nya, yang ku lihat saat itu adalah toket ibu yang putih mulus (mungkin karena sering di tutupi kalleeee) dan putingnya yang masih merah. dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya dia bertanya padaku..<br />
<br />
"mau bantuin ngga... " lalu hanya ku jawab dengan mengangguk saja. tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putis tipis.<br />
<br />
yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. da n timbullah suara desahan yang membuata tegang kontolku ah... ahh... ahhhhshhhh... terruussss... ohhh... yeahhh... oooohhhhh... au... udahh dong ibu ngga tahan lagi... ooohhhh... yeah... o... o... oo... ohhhh... tanpa ku sadari ada cairan yang membasahi wajahku.<br />
<br />
Cairan putih ituku hisap dan ku tumpahkan ke dalam mulutnya, ternyata bu eka suka "mau lagi donggg... " lalu aku kembali menghisap pepek bu eka yang basah dan licin kuat-kuat...<br />
<br />
<a href="http://poker899.net/"> "aaahhhh... ahhh... aarrgghh... uh... uh... uh... uh... ouuu... yeah... dan di sela teriiakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya crroot... crooot...</a><br />
<br />
di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu eka dan selangkangannya ku buka lebar2, lalu ak u mencoba memasukkan kontolku ke dalam pepeknya bu eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. saat ku tekan kepala kontolku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak<br />
<br />
"ahhhh... ahhhh.ahhhhh... ahhhhh... , sakitttt... ahhh... pelan-pelan dong... " seakan tak perduli kutekan lagi.<br />
<br />
Kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat "ahhhhhhh... aaaaaa... aaaauuuuu... , sakit... ohh... oh... ooghhhhhh... "<br />
<br />
Aku paksakan saja... akhirnya tembus juga. "ahhhhhhhhhh... aaaaahhhhhh... , sakitttttttt... " bu eka berteriak keras sekali...<br />
<br />
Sambil ku dorong kontontolku maju mundur pelan dan ku percepat goyanganku. "aahhhhhh... auhhhhhhhh... u.h... u.u... hh... a... u... u... hhhhh.hh.h.h. h...<br />
<br />
Dia terus menjerit kesakitan, dan sekitar 20 kali goyanganku aku terasa seperti mau keluar. Lalu aku arahkan kontolku ke mulutnya dan... croot... ... crroootttt... sekitar 5 kali muncrat mulut bu eka telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putoh kenta (maklum udah 2 minggu ngga ngocok)<br />
<br />
Selang beberapa menit aku baru menyadari kalau pepek bu eka mengeluarkan cairan seperti darah. Lalu ibu eka cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi bu eka langsung menyepong kontolku sambil tiduran di lantai.<br />
<br />
Ternyata walaupun perawan bu eka pandai sekali berpose. Lalu ku pegang pinggul bu eka dan mengarahkan ke posisi menungging. Lalu aku arahkan kontolku ke pepek bu eka, lalu ku genjot lagi...<br />
<br />
Ohhh... oh... o... h.h.h.h.hh... h.hhhhh... h... hhhhhhh... hhhhh... yeahhhhh oouu... yesssss... ooohhhhh... yeahhhhh... saat aku sudah mulai bosan ku cabut kontolku lalu ku arah kan ke buritnya<br />
<br />
"sakit ngga... "<br />
<br />
laluku jawab "paling dikit bu... "<br />
<br />
aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit lalu bu eka berkakta<br />
<br />
"ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa... "<br />
<br />
laluku kentot lagi pepeknya tapi sekarang beda waktu aku memeasukkan kontolku ke dalam, baru sedikit saja sudah di telan oleh pepeknya.<br />
<br />
Ternyata pepek bu eka mirip dengan lumpur hidup. aku mengarahkan kontolku lagi ahhh... ahhh... ahhh... ahh... oooouuuhh... yeah... ou... ou... ohhhhhh... dan saat sekitar 15 kali goyangan ku bu eka melepaskan kontolku<br />
<br />
"aku mau keluar... "<br />
<br />
lalu ku jawab "aku juga bu... , kita keluarin di dalem aja buu... " "iya deeh jawabnya... " lalu kumasukkan lagi kontol ku kali ini aku menusukknya kuatkuat. aaahhhh... ahhhh... aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhhh...<br />
<br />
saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya crroooot... crootttt... aku mendengar kata-katanya "nikmat sekali... "<br />
<br />
Dan aku pun tidur sampai pagi dengan menancapkan kontolku di dalam pepeknya dengan posisi berhadapan ke samping.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-30373625785013769032018-05-01T16:53:00.000+07:002018-05-01T16:53:15.035+07:00CERITA SEX - NGENTOT BERTIGA DI VILLA<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><u>NGENTOT BERTIGA DI VILLA</u></span></h2>
<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.org/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
Ketika dalam perjalanan menuju ke puncak kami berlima sudah mengetahui bahwa diatas terjadi cuaca buruk,<br />
badai dan kabut, namun kami tetap melanjutkan pendakian,<br />
<br />
Setelah waktu sudah malam kami sepakat untuk beristirahat karena kabut semakin tebal dan<br />
cuaca sangat dingin, tak lama kita beristirahat saya dan teman teman<br />
mendengar akan orang meminta pertolongan,<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjAhNrDr07gfurAbyzciyK_wkzLcKLolhFTC9SDiJoOCeEtqpVNDN35l3IXL7j3eiJPlyYx4U_Y0L9nCkSgxo5H42gwHO4HoZB2lLzdi9kWhKCAL6QB35KZzmVd-YxaA0z78pyF6iDoGCt/s1600/maxresdefault.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjAhNrDr07gfurAbyzciyK_wkzLcKLolhFTC9SDiJoOCeEtqpVNDN35l3IXL7j3eiJPlyYx4U_Y0L9nCkSgxo5H42gwHO4HoZB2lLzdi9kWhKCAL6QB35KZzmVd-YxaA0z78pyF6iDoGCt/s640/maxresdefault.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></b></span></div>
<br />
<br />
Toooollllloooongggggg,?tedengar suara minta tolong, saya kira hanya halusinasiku saja, terus aku tanya<br />
pada teman temanku, kamu dengar suara tadi enggak iya aku juga dengar<br />
jawab Jack kepadaku,<br />
<br />
Suara itu terdengar kedua kalinya, saya berfikir gini aja kalau terdengar suara lagi kita sama sama<br />
mencari dimana sumber suara tersebut, Tooooollllllloooonngggggg kami<br />
tersesat suara cewek terdengar lagi menggema, kemudian kita menghampiri<br />
sumber suara tersebut bersama sama, dengan susah payah akhirnya sampai<br />
juga dilokasi mereka.<br />
<br />
Saya Santi mas,ini Ira dan yang itu Verakata Santi memperkenalkan diri.<br />
Saya Andy,ini Jack, Iwan, Budi dan Rudybalasku. Kami dari kota SM,Mapala Undip.Masmas darimana?<br />
<br />
Dari Sl, deket kok dari gunung ini Kenapa kalian disini, kok jauh dari jalur pendakian?tanyaku.<br />
<br />
Awalnya kami melihat sekelompok pendaki menerabas lewat jalan tikus, tapi karena kabut dan badai tadi,<br />
kami kehilangan arah hingga tersesat disinitimpal Ira.<br />
<br />
Vera kenapa tuh kok kayaknya dah kena hypotermiakataku sambil mendekati Vera.Kulihat Vera sudah menggigil.<br />
<br />
Kami sebenarnya berlima, tapi tadi waktu di Pos I yg dua nyerah, tu Vera yang ngotot pengen naik, badai2 juga nekat jadinya kayak gitukata Ira<br />
<br />
Gawat, perlu perawatan ni, untung masih ringan kalo udah berat waduh susah.Apalagi kalian didasar jurang, dan kabut kayaknya masih lama. Kita cari tempat yg agak landai dan terlindung dulu,Iwan ama Rudy buat api unggun, kita bermalam, besok pagi<br />
kita turun.<br />
<br />
Vera satu sleeping bag ama aku, biar panas tubuhnya cepet balik kataku<br />
<br />
Kok ama cowok, kan bukan muhrim protes Santi.<br />
<br />
Ni darurat San, dia perlu panas tubuh.Kalo hypotermia harus cepat2 dikembalikan suhu tubuhnya.Percaya deh ama kita.kata Jack.<br />
<br />
Kalian langsung aja masuk sleeping bag masing2,istirahat.Besok pagi kita turun.<br />
<br />
Vera sudah masuk dalam sleeping bagku.<br />
Ver, maaf apa yang aku lakukan ini<br />
demi kamu agar hyportemiamu tidak berlanjut, dan jangan berpikir<br />
macam2.kataku berbisik .Vera menganggu lembut.<br />
<br />
Kamu lepasin semua pakaianmu termasuk bramu<br />
Kok kata Vera ragu.<br />
Sudah penjelasannya besok kalo sudah dibawah, yg terpenting nanti suhu tubuhku bisa tersalur ke tubuhmu dan<br />
nafasmu jadi lebih lancar jika tanpa bra. Toh kamu kan didalam sleeping bag,gak ada yang liat kecuali akukataku<br />
<br />
Tapi Vera masih agak ragu tapi akhirnya dia melepas pakaiannya.Aku menyusul masuk ke sleeping bag, dan kubuka seluruh pakaiannku, kecuali CD.<br />
<br />
Kupeluk tubuhnya,teteknya yang tidak begitu besar.Ku hilangkan pikiran2 mesum.Kubiarkan pipiku beradu dengan pipinya. Semakin lama tubuhnya semakin hangat.Tubuh mungilnya yang tadi<br />
menggigil sudah berangsurangsur pulih.Sayang dalam sleeping bag yang sempit dan gelap tidak bisa kulihat kemolekan tubuh kecil dalam dekapanku.Nafasnya mulai teratur.<br />
<br />
Sebenarnya dalam kondisi ini Vera sudah pulih dari hypotermia, dan seharusnya aku sudah bisa keluar dari sleeping bag, tapi otak mesumku kembali menerawang.Penisku mulai menegang dihimpit paha Vera,sengaja ku gesekgesek hingga semakin membesar.<br />
<br />
Pikiranku semakin kotor,pelan2 ku turunkan CDku dan ku lepas.Kulepas pelan2 CD Vera,Vera sedikit berontak tapi kemudian dia sendiri yang melepas CDnya.Kita berdua sudah benar2 bugil dalam sebuah sleeping bag sementara kabut sudah berangsurangsur menghilang.Kuselipkan kontolku diantara pahanya yang hangat,terasa sebuah gundukan dengan jembi yg belum begitu banyak membuat aku semakin konak.Perlahan tangaku mulai bergerilya diantara teteknya yang tidak<br />
begitu besar dengan puting yang mendongak keatas,semakin lama terasa semakin kencang kuberanikan diri mencium kening dan bibirnya.<br />
<br />
Vera membalas dengan lembut.Nafasnya memburu, sedikit kudengar dia<br />
mendesah.Ku gesek2 kontolku diantara pahanya,Vera semakin erat memelukku.Hampir saja aku masukkan kontolku dalam memeknya yg sudah basah, hingga aku sadar bahwa aku sudah kebablasan.Tujuanku adalah menyembuhkan Vera dari hypotermia, bukan menidurinya.<br />
<br />
Maaf Ver, aku keracunan nafsu birahi.Gak boleh berbuat mesum di gunung.Ini pantangan.kataku sambil menghentikan aksiku.<br />
<br />
Iya mas,gak apa apa kok.Aku juga menikmati kok.Baru kali ini aku telanjang dalam dekapan cowok.Dan baru kali ini aku bisa merasakan burung cowok yang sedang tegak.Aku juga<br />
horny kok masjawab Vera.Kami menunggu pagi telanjang berpelukan.<br />
<br />
Setelah pagi, sebelum teman2 bangun aku dan Vera berpakaian dan keluar sleeping bag.Berpelukan di api unggun yg hampir mati tapi masih memancarkan kehangatan.<br />
<br />
Matahari sudah menghangatkan udara gunung yg dingin, kami berkemas setelah sarapan buat tenaga untuk turun dari gunung, maklum kami harus naik dulu untuk mencapai alur pendakian<br />
terdekat, kalau turun lewat trabasan sangat curam, kasihan cewek2 yang<br />
kelelahan.<br />
<br />
Sudah hampir sore, ketika kami sampai dititik awal pendakian.<br />
Kalo langsung pulang mungkin sampai rumah jam 910 malem ni, gimana? Santi bingung.<br />
<br />
Gini aja, kita menginap di TW aja banyak Villa kok.Ini gak musim pendakian dan gak musim liburan, jadi banyak villa kosong. kataku.<br />
<br />
Ya udah gitu juga bolehjawab Santi.<br />
<br />
Kami mencari Villa, dan dapet sebuah Villa deket pasar dengan 5 kamar.Budi dan Iwan tidak ikut menginap dengan alasan besok pagi masih ada tugas, dan dua teman Santi yang turun<br />
duluan juga tidak ketemu waktu dibasecamp, dan yang pasti sudah pulang.<br />
<br />
Setelah membersihkan diri,kami menghabiskan waktu melihat tv diruangan tengah sambil ngobrol hingga<br />
larut malam.Santi dan Ira sudah masuk kedalam kamar masing2.Jack dan Rudy udah dari tadi tenggelam dikasur kecapaian.Hanya tinggal aku dan Vera.<br />
<br />
Mas nanti tidur dimana?Yang kosong tinggal satu kamar mas.kata Vera<br />
<br />
Aku gampang Ver, tidur disini pake sleeping bag juga gak apaapa kok jawabku.<br />
<br />
Jangan ah, kasihan mas, mas sekamar ama aku saja. Muat kok ranjangnya buat berdua<br />
<br />
Emang gak apaapa kamu?<br />
<br />
Yeee, mas ini.Digunung kita berdua sesleepingbag.kata Vera sambil menarik tanganku.<br />
<br />
Aku menurut mengikuti Vera, gimana gak nurut diajak ama cewek imut.<br />
<br />
Tidak aku sangka sampai dikamar Vera langsung memelukku dan berbisikYang digunung lanjutin dong, pengen<br />
<br />
Serius kamu kanbelum lengkap aku bicara, Vera sudah melancarkan ciumannya,kubalas dengan mesra.<br />
<br />
Tanpa banyak cakap kami sudah telanjang bulat.Ku tatap dia dari ujung kaki sampai ujung kepala,<br />
sungguh suatu pemandangan yang sangat indah. Tubuhnya yang mungil, mulus tanpa cacat.Tetek dengan puting yang mendongak membuat kontolku semakin menegang.Dengan gemas Vera meremas kontolku dan sesekali mengocoknya. Ku biarkan dia membelai2 kepala burung dan kantung telurnya.Vera bersimpuh didepanku, aku duduk ditepian ranjang.Vera mulai menciumi kepala penisku<br />
dan mengulumnya.<br />
Walau hanya kepala penis yang muat dimulutnya tapi membuat rasaku sampai diawang2.Aku merem melek merasakan kenikmatan, sampil sesekali aku meremas teteknya yang mengeras.<br />
<br />
Aku angkat Vera ke ranjang, aku<br />
mengambil posisi 69, aku jilatin lubang memeknya,ku jilati itilnya yang<br />
berwarna merahmuda.Sungguh Vera masih perawan. Semakin lama lidahku<br />
semakin liar dilubang Vera.<br />
<br />
Masss terusss,aku sudah nggak tahan<br />
nihhhh. sesekali Vera mendesah.Aku semakin liar.Tubuh Vera semakin<br />
bergetar,memeknya semakin banjir dengan air birahi.<br />
<br />
Mas. aau aaahhhhh.ahhh..hhhhhhVera mencapai klimaks.Vera mengejang kemudian lemas.Peluhku berjatuhan di hawa dingin gunung.<br />
<br />
Aku berbalik, kuciumi Vera.Ku peluk dia eraterat.<br />
<br />
Mas, enak bener.Tapi burung mas belum masuk ke memek..kata Vera merajuk.<br />
<br />
Kamu yakin Ver, kamu kan masih Virgin<br />
<br />
Aku kan yang ngajak mas, aku yang<br />
pengin.Aku pengin ngrasain burung masuk memek.Mas gak usah tinggal<br />
pilih, mau atau tidak.Please takut, aku nggak minta tanggung jawab<br />
mas.Mas give me your cock.Vera merajuk.<br />
<br />
Ku belai lembut rambut Vera.Ku bisik lembut.<br />
<br />
Ok honey, I give it.Tapi aku istirahat sebentar, kamu juga capek kan.Mas buat kopi dulu ya.kataku.<br />
<br />
Dengan memakai baju sekenanya aku<br />
keluar kamar,sambil melihat keadaan dikamar sebelah.Tapi ketika aku<br />
membuka pintu kamar, kulihat Ira sudah didepan pintu,bajunya sedikit<br />
terbuka tanpa memakai bra,tangannya ada diantara paha, seolaholah habis<br />
masturbasi.Aku tersadar bahwa tadi aku belum menutup pintu,dan seluruh<br />
aktifitas sexku dilihat olah Ira.<br />
<br />
Sssttt, kamu tadi ngintip ya Ir?bisikku<br />
<br />
Nggak, pintunya kebuka.Aku liat waktu aku mau buat minum.sanggah Ira.<br />
<br />
Kok bajumu awut2an..kataku<br />
<br />
Masak gak tau juga, liat gituan aku<br />
juga pingin masskata Ira seraya membuka bajunya.Buset tu nenen bagus<br />
amat, lebih gede dari punya Vera tapi nggak gede2 banget.Putingnya<br />
berwarna ping sungguh menggoda untuk dikulum.<br />
<br />
Ya sudah kita main bertiga, masuk aja aku mau buat kopi dulu biar fit.Tunggu aku ya sayangkataku sambil mencium bibir Ira.<br />
<br />
Setelah membuat kopi, aku masuk<br />
kekamar,tak lupa aku kunci pintu kamar.Vera dan Ira sudah telanjang<br />
menantiku diatas ranjang.Tanpa babibu langsung ku buka bajuku.Ira<br />
langsung menyerang daerah selangkanganku, sementara Vera mengulum<br />
lidahku.Vera semakin liar menciumi dadaku, menjilat2 putingku.Dan Ira<br />
semakin liar mengulum penisku, sesekali menjilat kantung telurku.Kami<br />
berubah posisi, Vera merangkak diatasku, memeknya tepat berada<br />
dimukaku,dan Ira masih dibawah menyedot2 batang penisku.Ku jilati memek<br />
Vera,kujilati clitorisnya yang semakin basah.Vera mendesah,kadang<br />
menggoyanggoyangkan pantatnya.<br />
<br />
Masss eennnnakkkkk, geliiii. ahhhhh masssssssssVera semakin meracau.<br />
<br />
Masss masssukkkiiinnn udah gak tahan nihhhh<br />
<br />
Aku berbalik, kutindih<br />
Vera,pelanpelan kumasukkan kepala burungku ke memeknya yang<br />
sempit.Susah mencari lubangnya.Vera lebih mengangkang seolah melebarkan<br />
lubangnya. Dengan perjuangan berat akhirnya, bles kepala burung masuk<br />
kesarangnya.<br />
<br />
Aku tarik sebentar dan aku masukkan lagi lebih dalam.Darah keperawanan menetes diatas ranjang melewati ujung penisku.<br />
<br />
Teruss massss.<br />
<br />
Kuulangi lagi, aku masukkan dan aku<br />
keluarkan.Kuulang pelanpelan hingga seluruh batang penisku masuk<br />
kedalam memeknya.Kusodok pelan dan beraturan.<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/register.php">Ouhhhh ahsssssss. masss akuu duluanMasss croott dalemmm ajaaaahhhhh, udah gak sakiiiittt tapi enakkkk</a><br />
<br />
Mendengar rintihan Vera, kupercepat<br />
sodokanku.Sungguh memek perawan enak tiada tara.Sekitar lima<br />
menit,seluruh spermaku sudah mendesak mau<br />
keluar..Arrgggghhhhhhhhhhhhhhhhhh..kusodok kedalam dan kubiarkan<br />
spermaku memancar ke dalam dinding rahimnya.Memeknya berdenyut seolah<br />
memijat batang penisku.Aku terkulai.<br />
<br />
Mas Andy jahat, aku belum klimaks nikata Ira sambil menepuk pantatku.<br />
<br />
Tenang Ir, aku masih kuat kok.Istirahat sebentar ya<br />
<br />
Kulihat Vera terkulai lemas, badannya<br />
basah dengan keringat.Dia tersenyum padaku,Mas aku bahagia. Ku ambil<br />
tisu, ku bersihkan memek Vera dari darah perawan dan spermaku.Aku<br />
beranjak ke kamar mandi, membersihkan sisa2 darah perawan Vera.Ira<br />
mengikutiku,Ira menyabuni penisku hingga bersih.Mendapat rangsangan2<br />
lagi penisku langsung berdiri tegak.Melihat keadaan itu tidak<br />
disiasiakan Ira, Ira kembali mengulum batang penisku, aku hanya bisa<br />
mendesis keenakan.Dalam guyuran shower aku jilati teteknya, sementara<br />
tanganku gerilya didaerah pangkal paha.Ira mendesah, badannya semakin<br />
bergetar.Sesekali melenguh dengan katakata tidak jelas.<br />
<br />
Masss. asssshh.masss nakkkaaallll.<br />
<br />
Aku jongkok diantara pahanya,Ira<br />
sedikit mengangkang.Kujilati itil pinknya sambil kuremas2 jembutnya yang<br />
lebat.Semakin lama semakin basah, lidahku semakin liar dilubang<br />
kenikmatannya.Tanganku meremas putingnya sesekali dia memegang kepalaku<br />
menekan agar aku semakin liar dimemeknya<br />
<br />
Masss Annnn. aku hammpirrr<br />
keluarrrr.aaahhhhhhhhhhhTubuhnya mengejang,tapi aku sudah terlanjur<br />
memuncak.Tanpa banyak cakap aku berdiri, aku balik dia dengan sedikit<br />
menungging. Tangan Ira bergelayutan dibesi gantungan baju, ku sodok dia<br />
dari belakang.Memeknya masih terasa sempit, terasa legit.Ira kembali<br />
meracau,tubuhnya yang mulus bergoyanggoyang mengimbangi sodokanku<br />
<br />
Masss give me more ,,,harderteriak Ira.Aku sudah hampir klimaks, tapi aku tahan, kuingin menikmati sensasi ini.<br />
<br />
Ku balik dia hingga posisi kami<br />
berhadapan, penisku kembali aku hujamkan ke memek Ira. Ira semakin<br />
bergetar.Dengan kontol yang masih didalam memek aku gendong dia keluar<br />
kamar mandi,ku bawa ke ranjang.Diranjang semakin liar,dengan kaki Ira<br />
dipundakku hingga penetrasiku semakin jauh kedalam,kusodok dengan<br />
liarnya<br />
<br />
Ohhhhh. terussssssssssss. aku dah mau keluarrrrrrrrrggggg..<br />
<br />
Tahan Ir, aku juga mau keluar. semakin liar aku menggenjot penisku keluar masuk.<br />
<br />
Arghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhdisodokan<br />
terakhir kubiarkan batang penisku amblas ke lubang memeknya yang<br />
berdenyut2, spermaku memancar membasahi lubang kenikmatan Ira.Kami<br />
berdua terkulai lemas.Akhirnya kami bertiga tidur berpelukan dalam<br />
kepuasan yang dahsyat.<br />
<br />
Keesokan harinya sebelum teman2 yang<br />
lain bangun setelah membersihkan diri, aku keluar kamar dan berpura2<br />
tidur didepan tv, dan Ira kembali kekamarnya.<br />
<br />
Dan kemudian kita berpisah setelah saling bertukar alamat dan nomer telpun, pulang ke rumah masingmasih.<br />
Pastinya setiap aku ke kota SM, aku selalu menyempatkan bertemu Ira dan Vera.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></span></b></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-25081720324870890802018-04-27T13:20:00.000+07:002018-04-27T13:20:50.939+07:00CERITA SEX - PELAMPIASAN HASRAT DENGAN TEMAN LAMA KU<h2 style="text-align: center;">
<b><u><span style="font-size: x-large;">PELAMPIASAN HASRAT DENGAN TEMAN LAMA KU</span></u></b></h2>
<br />
<b><a href="http://poker899.org/">Poker Online Terpercaya</a></b><br />
<b><a href="http://poker899.org/">Klik Disini...!!!</a></b><br />
<br />
<br />
Saat Aku sedang menonton tv dikamar, saat itu juga Naya baru keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian baju tidur, dan dia sebelum tidur selalu menyempatkan diri untuk cuci muka, kamar tidur kami memang dilengkapi dengan kamar madni dalam dan TV, sehingga kami bisa tidur sambil tiduran, saat ini Naya sedang berbaring disampingku dan dia mau memejamkan mata untuk tidur.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7YlA1aMdf1Jw1vKg5-bzJlJaXPN-hxFwKyBwyp-ZFOTLSf__mc7KSHDE0RxGZM0gRNBkmcui9zR-GBnnE8mtzS2lAqnnIh4X4Gz8tVIVKjyg5JEv_8FAxWeD265nCbtrykS1THb3pdZPg/s1600/28763754_1864173636935132_2252521655953784832_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="394" data-original-width="320" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7YlA1aMdf1Jw1vKg5-bzJlJaXPN-hxFwKyBwyp-ZFOTLSf__mc7KSHDE0RxGZM0gRNBkmcui9zR-GBnnE8mtzS2lAqnnIh4X4Gz8tVIVKjyg5JEv_8FAxWeD265nCbtrykS1THb3pdZPg/s640/28763754_1864173636935132_2252521655953784832_n.jpg" width="518" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Nonton Film Bokep Semi</span></b></a></div>
<br />
<br />
“Naya! Kok langsung tidur sih?” “Mm..?”<br />
<br />
Naya membuka matanya. Lalu ia duduk dan menatapku. Kemudian ia tersenyum manis. Woow.. burungku semakin mengeras. Naya mendekatkan wajahnya ke wajahku. Tangannya yang lembut halus membelai wajahku. Jantungku berdetak cepat. Kurangkul tubuhnya yang mungil dan hangat. Terasa nyaman sekali. Naya mencium pipiku. “Cupp..!”<br />
<br />
“Tidur yang nyenyak yaa..” katanya perlahan.<br />
<br />
Lalu ia kembali berbaring dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial benar. Cuma begitu saja? Aku terbengong beberapa saat.<br />
<br />
“Naya! Faayy..!” aku mengguncang-guncang tubuhnya.<br />
<br />
“Umm.. udah maleem.. Naya ngantuk niih..”<br />
<br />
Kalau sudah begitu, percuma saja. Dia tidak akan bangun. Padahal aku sedang birahi tinggi dan butuh pernyaluran. Si “ujang” masih tegang dan penasaran minta jatah.<br />
<br />
Begitulah Naya. Sebagai istri, dia hampir sempurna. Wajah dan fisiknya enak dilihat, sifatnya baik dan menarik. Perhatiannya pada kebutuhanku sehari-hari sangat cukup. Hanya saja, kalau di tempat tidur dia sangat “hemat”.<br />
<br />
Nafsuku terbilang tinggi. Sedangkan Naya, entah kenapa (menurutku) hampir tidak punya nafsu seks. Tidak heran meskipun sudah lebih setahun kami menikah, sampai saat ini kami belum punya anak. Untuk pelampiasan, aku terkadang selingkuh dengan wanita lain. Naya bukannya tidak tahu. Tapi tampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkannya.<br />
<br />
Nafsuku sulit ditahan. Rasanya ingin kupaksa saja Naya untuk melayaniku. Tapi melihat wajahnya yang sedang pulas, aku jadi tidak tega. Kuciumrambutnya. Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Naya. Siapa tahu dalam mimpi, Naya mau memuaskanku? Hehehe..<br />
<br />
Esoknya saat jam istirahat kantor, aku makan siang di Citraland Mall. Tidak disangka, disana aku bertemu dengan Ami, sahabatku dan Naya semasa kuliah dahulu. Kulihat Ami bersama dengan seorang wanita yang mirip dengannya. Seingatku, Ami tidak punya adik. Ternyata setelah kami diperkenalkan, wanita itu adalah adik sepupu Ami. Fita namanya. Heranjuga aku, kok saudara sepupu bisa semirip itu ya? Pendek kata, akhirnya kami makan satu meja.<br />
<br />
Sambil makan, kami mengobrol. Ternyata Fita seperti juga Ami, tipe yangmudah akrab dengan orang baru. Terbukti dia tidak canggung mengobrol denganku. Ketika aku menanyakan tentang Joe (suami Ami, sahabatku semasa kuliah), Ami bilang bahwa Joe sedang pergi ke Surabaya sekitar duaminggu yang lalu untuk suatu keperluan.<br />
<br />
“Paling juga disana dia main cewek!” begitu komentar Ami. Aku hanya manggut-manggut saja. Aku kenal baik dengan Joe, dan bukan halyang aneh kalau Joe ada main dengan wanita lain disana. Saat Fita permisi untuk ke toilet, Ami langsung bertanya padaku. “Van, loe ama Naya gimana?”<br />
<br />
“Baek. Kenapa?”<br />
<br />
“Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main cewek. Kok bisa ya akur ama Naya?” Aku diam saja.<br />
<br />
Aku dan Naya memang lumayan akur. Tapi di ranjang jelas ada masalah. Kalau dituruti nafsuku, pasti setiap hari aku minta jatah dari Naya. Tapi kalau Naya dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali!<br />
<br />
Itu juga harus main paksa. Seingatku pernah terjadi dalam sebulan aku hanya dua kali dijatah Naya. Jelas saja aku selingkuh! Mana tahan?<br />
“Kok diem, Van?” pertanyaan Ami membuyarkan lamunanku.<br />
<br />
“Nggak kok..”<br />
“Loe lagi punya masalah ya?”<br />
“Nggaak..”<br />
“Jujur aja deh..” Ami mendesak.<br />
<br />
Kulirik Ami. Wuih, nafsuku muncul. Aku jadi teringat saat pesta di rumah Joe. Karena nafsuku sudah sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun hilang.<br />
<br />
“Cerita doong..!” Ami kembali mendesak.<br />
<br />
“Mi.., loe mau pesta “assoy” lagi nggak?” aku memulai. Ami kelihatan kaget.<br />
<br />
“Eh? Loe jangan macem-macem ya Van!” kecam Ami. Aduh.., kelihatannya dia marah.<br />
<br />
“Sorry! Sorry! Gue nggak serius.. sorry yaa..” aku sedikit panik.<br />
<br />
Tiba-tiba Ami tertawa kecil.<br />
<br />
“Keliatannya loe emang punya masalah deh.. Oke, nanti sore kita ketemulagi di sini ya? Gue juga di rumah nggak ada kerjaan.”<br />
<br />
Saat itu Fita kembali dari toilet. Kami melanjutkan mengobrol sebentar, setelah itu aku kembali ke kantor.<br />
<br />
Jam 5 sore aku pulang kantor, dan langsung menuju tempat yang dijanjikan. Sekitar sepuluh menit aku menunggu sebelum akhirnya telepon genggamku berdering. Dari Ami, menanyakan dimana aku berada. Setelahbertemu, Ami langsung mengajakku naik ke mobilnya. Mobilku kutinggalkan disana. Di jalan Ami langsung menanyaiku tanpa basa-basi.<br />
<br />
“Van, loe lagi butuh seks ya?”<br />
<br />
Aku kaget juga ditanya seperti itu. “Maksud loe?”<br />
<br />
“Loe nggak usah malu ama gue. Emangnya Naya kenapa?”<br />
<br />
Aku menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku.<br />
<br />
“Mi.. Naya itu susah banget.. dia bener-bener pelit kalo soal begitu. Loe bayangin aja, gue selalu nafsu kalo ngeliat dia. Tapi dia hampir nggak pernah ngerespon. Kan nafsu gue numpuk? Gue butuh enyaluran dong!<br />
<br />
Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang gue paksa dia.”<br />
<br />
Ami tertawa. “Maksudnya loe perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri diperkosa sih?”<br />
<br />
“Dia nggak marah kok. Lagi gue perkosanya nggak kasar.”<br />
<br />
“Mana ada perkosa nggak kasar?” Ami tertawa lagi. “Dan kalo dia nggak marah, perkosa aja dia tiap hari.”<br />
<br />
“Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Gue nggak tega kalo begitu..”<br />
<br />
“Jadi kalo sekali-sekali tega ya?”<br />
<br />
“Yah.. namanya juga kepepet.. Udah deh.. nggak usah ngomongin Naya lagi ya?”<br />
<br />
“Oke.. kita juga hampir sampe nih..”<br />
<br />
Aku heran. Ternyata Ami menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat. Dari tadi aku tidak menyadarinya.<br />
<br />
“Mi, apartemen siapa nih?”<br />
<br />
“Apartemennya Fita. Pokoknya kita masuk dulu deh..”<br />
<br />
Fita menyambut kami berdua. Setelah itu aku menunggu di sebuah kursi, sementara Fita dan Ami masuk ke kamar. Tidak lama kemudian Ami memanggilku dari balik pintu kamar tersebut. Dan ketika aku masuk, si<br />
<br />
“ujang” langsung terbangun, sebab kulihat Ami dan Fita tidak memakai pakaian sama sekali. Mataku tidak berkedip melihat pemandangan hebat itu. Dua wanita yang cantik yang wajahnya mirip sedang bertelanjang bulat di depanku. Mimpi apa aku?<br />
<br />
“Kok bengong Van? Katanya loe lagi butuh? Ayo sini..!” panggil Ami lembut.<br />
<br />
Aku menurut bagai dihipnotis. Fita duduk bersimpuh di ranjang.<br />
<br />
“Ayo berbaring disini, Mas Ivan.”<br />
<br />
Aku berbaring di ranjang dengan berbantalkan paha Fita. Kulihat dari sudut pandangku, kedua bagian bawah payudara Fita yang menggantung mempesona. Ukurannya lumayan juga. Fita langsung melucuti pakaian atasku, sementara Ami melucuti pakaianku bagian bawah, sampai akhirnya aku benar-benar telanjang. Batang kemaluanku mengacung keras menandakan nafsuku yang bergolak.<br />
<br />
“Gue pijat dulu yaa..” kata Ami.<br />
<br />
Kemudian Ami menjepit kemaluanku dengan kedua payudaranya yang montok itu. Ohh.., kurasakan pijatan daging lembut itu pada kemaluanku. Rasanya benar-benar nyaman. Kulihat Ami tersenyum kepadaku. Aku hanya mengamatibagaimana kedua payudara Ami yang sedang digunakan untuk memijat batang penisku.<br />
<br />
“Enak kan, Van?” Ami bertanya.<br />
<br />
Aku mengangguk. “Enak banget. Lembut..”<br />
<br />
Fita meraih dan membimbing kedua tanganku dengan tangannya untuk mengenggam payudaranya. Dia membungkuk, sehingga kedua payudaranyamenggantung bebas di depan wajahku.“Van, perah susu gue ya?” pintanya nakal. Aku dengan senang hati melakukannya. Kuperah kedua susunya seperti memerah susu sapi, sehingga Fita merintih-rintih.<br />
<br />
“Ahh.. awww.. akh.. terus.. Van.. ahh.. ahh..” Payudara Fita terasa legit dan kenyal. Aku merasa seperti raja yangdilayani dua wanita cantik. Akhirnya Ami menghentikan pijatan spesialnya. Berganti tangan kanannya menggenggam pangkal si “ujang”.<br />
<br />
“Dulu diwaktu pesta di rumah gue, kontol loe belum ngerasain lidah gue ya?” kata Ami, dan kemudian dengan cepat lidahnya menjulur menjilat si “ujang” tepat di bagian bawah lubangnya.<br />
<br />
Aku langsung merinding keenakan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian kurasakan hangat, lembut, dan basah pada batang kemaluanku. Si “ujang” telah berada di dalam mulut Ami, tengah disedot dan dimainkan dengan lidahnya. Tidak hanya itu, Ami juga sesekali mengemut telur kembarku sehingga menimbulkan rasa ngilu yang nikmat. Sedotan mulut Ami benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujung kemaluanku dengan kuat. Enaknya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat kelaminku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan sperma.<br />
<br />
“Mi.. gue.. udah mau.. ke.. luar..”<br />
<a href="http://poker899.org/register.php">Ami semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya kemaluanku menyemprotkan sperma berkali-kali ke dalam mulut Ami.</a> Lemas badankudibuatnya. Tanganku yang beraksi pada payudara Fita pun akhirnya berhenti. Ami terus mengulum dan menyedot kemaluanku, sehingga menimbulkan rasa ngilu yang amat sangat. Aku tidak tahan dibuatnya.<br />
<br />
“Aahh.. Ami.. udahan dulu dong..!”<br />
<br />
“Kok cepet banget keluar?” ledeknya.<br />
<br />
“Uaah.., gue kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus.” aku membela diri.<br />
<br />
“Oke deh, kita istirahat sebentar.”<br />
<br />
Ami lalu menindih tubuhku. Payudaranya menekan dadaku, begitu kenyal rasanya. Nafasnya hangat menerpa wajahku. Fita mengambil posisi diselangkanganku, menjilati kemaluanku. Gairahku perlahan-lahan bangkit kembali. Kuraba-raba kemaluan Ami hingga akhirnya aku menemukan daging kenikmatannya. Kucubit pelan sehingga Ami mendesah perlahan. Kugunakan jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara jari manisku kugunakan untuk mengorek liang sanggamanya. Desahan Ami semakin terdengar jelas. Kemaluannya terasa begitu basah. Sementara itu Fita terus saja menjilati kemaluanku. Tidak hanya itu, Fita mengosok-gosok mulut dan leher si “ujang”, sehingga sekali lagi bulu kudukku merinding menahan nikmat.<br />
<br />
Kali ini aku merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja aku membalik posisi tubuhku, menindih Ami yang sekarang jadi telentang. Dan langsung kusodok lubang sanggamanya dengan batang kemaluanku. Ami mendesis pendek, lalu menghela nafasnya. Seluruh batang kemaluanku terbenam ke dalam rahim Ami. Aku mulai mengocok maju mundur. Ami melingkarkan tangannya memeluk tubuhku. Fita yang menganggur melakukan matsurbasi sambil mengamati kami berdua yang sedang bersatu dalam kenikmatan bersetubuh. Ami mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai akhirnya berteriak saat mencapai puncak kenikmatannya, berbeda denganku yang lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme.<br />
<br />
Kucabut batang kemaluanku dari vagina Ami, dan langsung kuraih tubuh Fita. Untuk mengistirahatkan si “ujang”, aku menggunakan jari-jariku untuk mengobok-obok vagina Fita. Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Fita mengerang keras. Kujilati dan kugigit lembut sekujur payudaranya, kanandan kiri. Fita meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu. Setelah kurasakan cukup merangsang Fita, aku bersedia untuk main course.<br />
<br />
Fita nampaknya sudah siap untuk menerima seranganku, dan langsung mengambil doggy style. Vaginanya yang dihiasi bulu-bulu keriting Nampak sudah basah kuyup. Kumasukkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya dengan pelan tapi pasti. Fita merintih-rintih keras saat proses penetrasi berlangsung. Setelah masuk seluruh penisku, kudiamkan beberapa saat untuk menikmati kehangatan yang diberikan oleh jepitan vagina Fita.Hangat sekali, lebih hangat dari milik Ami. Setelah itu kumulai menyodok Fita maju mundur.<br />
<br />
Fita memang berisik sekali! Saat kami melakukan sanggama, teriakan-teriakannya terdengar kencang. Tapi aku suka juga mendengarnya.Kedua payudaranya bergelantungan bergerak liar seiring dengan gerakan kami. Kupikir sayang kalau tidak dimanfaatkan, maka kuraih saja kedua danging kenyal tersebut dan langsung kuremas-remas sepuasnya. Nafsuku semakin memuncak, sehingga sodokanku semakin kupercepat, membuat Fita semakin keras mengeluarkan suara. <a href="http://poker899.org/jackpot.php">“Aaahh.. Aaahh.. Gue keluaar.. Aaah..” teriak Fita dengan lantang.</a><br />
<br />
Fita terkulai lemas, sementara aku terus menyetubuhinya. Beberapa saat kemudian aku merasa mulai mendekati puncak kepuasan.<br />
<br />
“Fit.. gue mau keluar nih..”<br />
<br />
Fita langsung melepaskan kemaluannya dari kemaluanku, dan langsung mengulum kemaluanku sehingga akhirnya aku memuntahkan spermaku di dalam mulut Fita, yang ditelan oleh Fita sampai habis.<br />
<br />
Aku berbaring, capek. Nikmat dan puas sekali rasanya. Ami berbaring di sisiku. Payudaranya terasa lembut dan hangat menyentuh lengan kananku.Fita masih membersihkan batang kemaluanku dengan mulutnya.<br />
<br />
“Gimana Van? Puas?” Ami bertanya.<br />
<br />
“Puas banget deh.. Otak gue ringan banget rasanya.”<br />
<br />
“Gue mandi dulu ya?” Fita memotong pembicaraan kami. Lalu ia menuju kamar mandi.<br />
<br />
“Gue begini juga karena gue lagi pengen kok. Joe udah dua minggu pergi. Nggak tau baliknya kapan.” Ami menjelaskan.<br />
<br />
“Nggak masalah kok. Gue juga emang lagi butuh sih. Lain kali juga gue nggak keberatan.”<br />
<br />
“Huss! Sembarangan loe. Gue selingkuh cuma sekali-sekali aja, Cuma pengen balas dendam ama Joe. Dia suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya ama loe!”<br />
<br />
Aku diam saja. Ami bangkit dari ranjang dan mengingatkanku.<br />
<br />
“Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti Naya bingung lho!”<br />
<br />
Aku jadi tersadar. Cepat-cepat kukenakan pakaianku, tanpa mandi terlebih dahulu. Setelah pamit dengan Fita, Ami mengantarku kembali ke Citraland. Disana kami berpisah, dan aku kembali ke rumah dengan mobilku. Di rumah, tentu saja Naya menanyakan darimana saja aku sampai malam belum pulang. Kujawab saja aku habis makan malam bersama teman.<br />
<br />
“Yaa.. padahal Naya udah siapin makan malem.” Naya kelihatan kecewa. Sebenarnya aku belum makan malam. Aku lapar.<br />
<br />
“Ya udah, Ivan makan lagi aja deh.. tapi Ivan mau mandi dulu.” Kataku sambil mencium dahinya.<br />
<br />
Naya kelihatan bingung, tapi tidak berkata apa-apa.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></span></b></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-66860956477180637532018-04-27T11:23:00.003+07:002018-04-27T13:36:25.022+07:00CERITA SEX - NIKMATNYA GOYANGAN TANTE YULI<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><u>NIKMATNYA GOYANGAN TANTE YULI</u></span></h2>
<br />
<a href="http://poker899.org/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.org/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Bermula kenalan yang tidak sengaja di atas bus patas AC, setiap pagi aku naik bus dari terminal di kawasan Jakarta Timur. Sampai suatu hari ada seorang wanita yang naik bersamaan denganku. Kalau diperhatikan wanita ini tampak biasa saja usianya, kuperkirakan sekitar 35-an, tetapi dengan setelan blazer dan rok mini yang ketat warna biru tua, sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih. Hari itu dia naik bersamaku dan di luar dugaanku dia duduk di sampingku, padahal ada bangku lain yang kosong, tapi okelah kuanggap itu adalah wajar. Tapi sungguh aku tidak berani menegur, kadang kala aku melirik ke arah pahanya yang putih dan sedikit di tumbuhi bulu-bulu halus dipermukaannya. Hal ini membuatku betah duduk bersamanya selain juga wanginya membuatku sangat bangga bisa duduk berdampingan dengannya.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK_xOlrSVVf6jJJY3IhhW7nTVAD_6VOZuOJHyrKaUfCwI2t2oKvFA3nGTN7Jkm5cJ6-kbF5MF4kJD7pPxqLnYq0raj5TohVf9O2QHN9RbjthhS8F8XWFaJ__z5p2gVmAOiqgBis7tYXNXJ/s1600/ef78bb4f82f4e802f835c767ac0db7c9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="269" data-original-width="236" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK_xOlrSVVf6jJJY3IhhW7nTVAD_6VOZuOJHyrKaUfCwI2t2oKvFA3nGTN7Jkm5cJ6-kbF5MF4kJD7pPxqLnYq0raj5TohVf9O2QHN9RbjthhS8F8XWFaJ__z5p2gVmAOiqgBis7tYXNXJ/s640/ef78bb4f82f4e802f835c767ac0db7c9.jpg" width="561" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<br />
<br />
Begitulah hingga hari ketiga hal yang sama terjadi lagi dan kali ini kucoba, mau iseng-iseng berhadiah, maka kutegur dia, “Selamat pagi Mbak..!” “Pagi juga..” si Mbak menjawab dengan senyum yang cantik di mataku, lalu kubuka pembicaraan “Kayaknya sudah 3 hari berturut-turut kita sama-sama terus.. ya? Mbak mau turun dimana sih..?” dia jawab “Di Sarinah Mas..” dan aku bertanya, “Apa Mbak kerja disana..?” lalu dijawab, “Oh tidak, aku kerjanya dekat Sarinah..” Lalu terjadilah percakapan biasa meliputi kemacetan lalu lintas sampai dia tanya balik, aku bekerja dimana, lalu kubilang di komputer, dan dia bilang bahwa kantornya banyak pakai komputer. Lalu dia berkata, “Boleh dong minta kartu nama”, maka kuberikan sebuah kartu nama, tapi waktu kuminta kartu namanya, dia tidak kasih dengan alasan tidak punya. Rupanya hari ini hari baikku dan segera kutahu namanya “YULI” (bukan sebenarnya), selanjutnya kami selalu bersama-sama setiap pagi dan telepon pun mulai berdering dengan segala basa basi.<br />
<br />
Suatu ketika aku tidak melihat dia selama 5 hari berturut-turut. Aku sempat menunggu, sampai telat tiba di kantor. Kuhubungi telepon di kantornya juga tidak masuk, akhirnya dia telepon juga, katanya sakit. Tepatnya hari Senin aku kembali bertemu, kali ini tanpa mengenakan seragam hanya memakai celana jean’s dan kaos T-shirt sehingga dadanya yang montok itu tampak jelas membuat perhatian orang-orang di sekitar kami, kali ini dia mengajakku untuk bolos, “Mas aku butuh bantuan nih”, katanya.<br />
Lalu aku tanya, “Apa yang bisa aku bantu..?”<br />
“Mas, kalau bisa hari ini nggak usah ke kantor temenin aku ke Bogor yuk.. kalau Mas nggak keberatan lho..?”<br />
Aku berpikir sejenak, lalu aku tanya lagi, “Memang kamu mau nggak kerja hari ini?”<br />
“Aku sedang ada masalah nih, ya.. agak pribadi sih, kira-kira bisa nggak Mas.”<br />
Aku nggak pikir lagi lalu kujawab, “Ya.. dech aku temenin..”, dalam hati sih, wah kasihan ini customer aku yang sudah pada janjian.<br />
<br />
Dengan alasan keperluan keluarga aku ijin tidak masuk, aku jalan-jalan sama Yuli ke rumah temannya di kota Bogor. Setiba disana aku dikenalkan sama temannya namanya Nia, mereka bicara berdua di belakang, sementara aku di ruang depan seorang diri, setelah itu mereka kembali lagi dan kita mengobrol bersama-sama. Rupanya si Nia punya janji dengan temannya kalau mau pergi jadi kita tinggal berdua saja di rumah itu. Sambil mengobrol di karpet dan nonton TV, dengan manja Yuli tiduran di pahaku, sambil bercerita macam-macam dan aku menjadi pendengar yang baik, sampai dia bertanya,<br />
“Capek nggak Mas ditidurin pahanya gini..?”<br />
Lalu aku jawab, “Ah nggak apa-apa kok Mbak!” dalam hati sih pegel juga nih sudah itu batang kemaluan aku agak sedikit bangun gara-gara aku mengintip dadanya yang montok dan putih. Dia pakai BH yang cuma separuh (atas lebih terbuka) jadi gundukan daging di dadanya agak menonjol, di luar dugaan dia tanya lagi. Tapi kali ini tanyanya nggak tahu lagi, iseng barangkali,<br />
“Burungnya nggak keganggu kan ditidurin sama aku?” lalu aku jawab sekenanya saja,<br />
“Keganggu sih nggak, cuman agak bangun”, eh dia tersenyum, sambil memegang batang kemaluanku,<br />
“Biarin deh bangunin saja, pengen tahu, kayak apa sih!”<br />
“Ya sudah bangunin saja”, jawabku pasrah sambil berharap hal itu beneran,<br />
“Ah yang benar Mas? kalau gitu buka dong biar aku bangunin”,<br />
“Jangan di sini Mbak, nanti kalau Mbak Nia datang gimana kita”,<br />
“Oh tenang saja si Nia pulangnya baru ntar sore, dia teman baik aku, aku sering nginap disini, dia juga suka nginap dirumah aku”, terus aku diam saja.<br />
“Ayo dong di buka, katanya burungnya pengen dibangunin!”<br />
<br />
Dalam keadaan duduk dan menyandar di dinding di tambah lagi Yuli yang tiduran tengkurap di kakiku, jadi agak repot juga aku buka jeansku, cuma aku ploroti sampai batas paha saja. Begitu dia lihat batang kemaluanku, langsung di genggamnya sambil berkata,<br />
“Ini sih masih tidur, ya? biar aku bangunin!”<br />
Lalu mulai dikocok dan tangan yang sebelah lagi mengelus bagian kepala, membuatku merasa geli tapi nikmat. Lalu ketika batang kemaluanku mulai mengeras, dia semakin mendekatkan wajahnya dan mulai menjilat dengan ujung lidahnya di sekitar bagian bawah kepala kemaluanku. Sekali-kali dia gigit-gigit kecil, hal ini membuat aku merem melek, akhirnya kukatakan,<br />
“Mbak buka T-shirnya dong!”<br />
“Lho kenapa Mas?” katanya. Aku menjawab,<br />
“Pengen lihat saja!”<br />
<br />
Lalu sambil tersenyum dia bangun dan mulai membuka ikat pinggang, kancing celana dan retsleting celana jeansnya, sehingga perut bagian bawahnya tampak putih dan sedikit tampak batas celana dalamnya, lalu dia tarik T-shirt ke atas dan dilepaskan, sehingga dengan jelas aku lihat pemandangan indah dari dadanya yang montok (BH no 36), dan selanjutnya dia mulai menurunkan celana jeansnya, sekarang tinggal pakai BH dan celana dalam saja. Oh.. CD-nya yang mini sekali, betapa indah tubuh wanita ini montok dan sekel setelah itu kembali dia tiduran ke posisi semula.<br />
<br />
Tapi kali ini dia tidak hanya memainkan batang kemaluan aku tetapi sudah mulai dimasukkan ke dalam mulutnya. Terasa lidahnya bermain di atas kepala kemaluan aku dan oh.. nikmatnya. Sambil membuka baju, aku mencoba mengangkat pantatku agar lebih masuk, rupanya dia tahu maksudku, dia masukan full sampai ke tenggorokannya, aku tidak pernah mengukur batang kemaluanku sendiri tapi di dalam mulutnya batang kemaluanku terasa sudah mentok dan masih tersisa di luar kira kira 2 ruas jari orang dewasa, sampai Yuli sempat tersendak sesa’at. aku pun segera berputar lalu merebahkan badan sehingga posisi sekarang seperti 69.<br />
<br />
Kubiarkan dia mempermainkan kemaluanku, sementara aku ciumi paha bagian dalam Yuli yang mulus dan putih, sambil meremas bagian pantatnya yang masih tertutup celana dalam. Pelan pelan kutarik celana dalamnya, sampai terlihat dengan jelas bulu lebat di sekitar kemaluannya sehingga kontras dengan warna kulitnya yang putih, begitu lebatnya sampai ada bulu yang tumbuh di sekitar lubang duburnya. Oh, indah sekali panorama yang ada di depanku, dan aku pun mulai menjilat vaginanya yang wangi sebab kelihatannya dia rajin pakai shampo khusus untuk vagina. Pada sa’at itu terdengar suara merintih yang lirih.<br />
<br />
“Oh Mas aku nggak tahan nih.. ah”, dan dia tampak bersemangat. Lubang kemaluannya mulai berlendir, buah dadanya mengeras, akhirnya aku bangun dan kubalikkan tubuhnya dan kulepas BH-nya, sehingga tampak tubuhnya yang montok dalam keadaan bugil. Kuperhatikan dari atas sampai bawah tampak sempurna sekali, putih, mulus, bulu kemaluannya tampak lebat. Waktu kuperhatikan itu, tangannya terus memegang batang kemaluanku, akhirnya kurenggangkan kedua pahanya dan kuangkat sehingga tampak jelas lubang vagina dan anusnya.<br />
<br />
Lalu kutarik pelan-pelan batang kemaluanku dari mulutnya dan merubah posisi. Kupeluk dia sambil menciumi bibir, leher, serta telinganya. Hal ini membuat dia terangsang sambil berkata lirih, “Mas masukin saja Mas..!” lalu aku bangun dan aku pandang dia, dan kuatur posisi kedua kakinya dilipat sehingga pahanya menempel di dadanya. Lalu aku berjongkok dan kupegang batanganku dan kuarahkan ke vaginanya lalu kutempelkan kepala kemaluanku.<br />
<br />
Kutekan sedikit demi sedikit, dan dia mulai merintih, tangannya mencekram tanganku dengan kuat, matanya memejam, kepalanya bergoyang kiri dan kanan dan vaginanya basah hebat. Ini membuat kepala kemaluanku basah, dan aku mulai berirama keluar masuk, tetapi hanya sebatas kepalanya saja. Kini ia mulai mencoba menggoyangkan pinggangnya dan mencoba menekan agar batang kemaluanku masuk total tapi aku pertahankan posisi semula dan mempermainkannya terus. Akhirnya karena tidak tahan dia pun memohon, “Mas.. oh.. masukin saja Mas, nggak kuat nih.. ohh.. Mas”, pintanya. Akhirnya aku mulai mendorong batang kemaluanku perlahan tapi pasti.<br />
<br />
Dengan posisi jongkok dan kedua kakinya berada di atas pundakku, aku mulai menciumi dengkulnya yang halus itu, Mbak Yuli pun mulai menggoyangkan pinggangnya ke atas dan ke bawah, kira-kira 10 menit kemudian dia mulai merenggang dan gerakannya tidak stabil sambil merintih.<br />
“Mas.. ooh.. Sstt”, dadanya dibusungkan, tampak putingnya menonojol.<br />
“Ayo Mas.. akhh.. terus.. Mas..” aku pun mulai memompa dengan irama lebih cepat, sesekali dengan putaran sehingga bulu kemaluanku mengenai bagian klitorisnya. Hal ini yang menyebabkan Mbak Yuli “Orgasme” atau klimaks, dan terasa cairan hangat menyiram batang kemaluanku, tubuhnya merenggang hebat.<br />
<br />
“Mas Ohh.. psstt.. akh..” nafasnya memburu, sesa’at kemudian dia terdiam dan aku pun menghentikan goyanganku. Kutarik pelan-pelan batang kemaluanku dan setelah dicabut tampak ada bekas cairan yang meleleh membasahi permukaan vaginanya. Nafasnya tampak ngos-ngosan seperti orang habis lari. Aku pun duduk terdiam dengan kemaluan masih tegang berdiri, Mbak Yuli pun tersenyum. Sambil tiduran kembali di atas kedua pahaku dan rambutnya terurai sambil dia pandangi batang kemaluanku yang masih berdiri. Tangannya memegang sambil berkata,<br />
“Mas ini nikmat sekali, diapaiin sih kok bisa segede begini.” Lali kujawab,<br />
<br />
“Ah ini sih ukuran normal orang asia”, dan dia bilang,<br />
“Tapi ini termasuk besar juga lho Mas.” aku hanya terdiam sambil mengambil sebatang rokok, lalu menyulutnya, dan kulihat Mbak Yuli tetap mempermainkan batang kemaluanku dan berkata,<br />
<br />
“Kasih kesempatan 5 sampai 10 menit lagi ya Mas, biar aku bisa nafsu lagi”, aku terdiam hanya menganggukan kepala. Ronde kedua dimulai, di rebahkan badanku lalu dia ambil posisi di atas badanku, dia kangkangin kedua pahanya, dipegangnya batang kemaluanku yang masih keras dan tegang lalu dimasukan ke dalam lubang vaginanya, dan dia pun mulai melakukan gerakan naik dan turun, seperti penunggang kuda. Kedua buah dadanya berayun-ayun lalu secara reflek kupegang kedua putingnya dan kupilin pilin, membuat Mbak Yuli terangsang hebat.<br />
<br />
Kira-kira hampir setengah jam kemudian aku merasakan spermaku akan segera keluar. Segera aku balikkan tubuhnya dan kupompa kembali vaginanya dengan nafsu, Mbak Yuli merasakan aku akan melepaskan spermaku, dia segera berkata,<br />
“Mas keluarin di luar saja, aku ingin lihat”, aku diam saja sesa’at kemudian Mbak Yuli mulai merintih,<br />
<a href="http://poker899.org/jackpot.php">“Aduh Mas ohh.. nikmat.. Mas.. akhh.. mass”, akhirnya Mbak Yuli kembali orgasme membuat</a> vaginanya basah. Hal ini membuat aku semakin nikmat. Akhirnya aku tak mau menahan lebih lama spermaku, terasa sudah di ujung tak dapat kutahan lagi.<br />
<br />
Segera kutarik batang kemaluanku, tangan kananku mengocok batang kemaluanku sendiri dan tangan kiri menekan pangkal batang kemaluanku sendiri. Pada sa’at itu Mbak Yuli memasukan salah satu jarinya kelubang anusku membuat spermaku muncrat banyak sekali berhamburan di atas dada, perut, dan diatas rambut kemaluannya. Akupun segera berbaring di sampingnya, istirahat sebentar, lalu kekamar mandi untuk mandi bersama.<br />
<br />
Dikamar mandi kami saling menyabuni, sambil kuremas kedua buah dadanya yang basah oleh sabun. Mbak Yuli pun memainkan batang kemaluanku yang masih setengah tidur tapi masih saja mengeras. Lama-lama aku tegang lagi karena permainan tangan Mbak Yuli dengan sabunnya, waktu aku tanya,<br />
“Mbak tadi kok minta dikeluarin di luar kenapa?” dia hanya bilang senang melihat kemaluan laki laki lagi keluar spermanya.<br />
“Mas ini bangun lagi ya?” Aku hanya mengangguk sambil tanya,<br />
“Boleh dimasukin lagi nggak?” Dia mengangguk sambil berkata,<br />
“Dari belakang ya Mas!” sambil membalikan badan yang masih penuh sabun dan posisi setengah membungkuk. Kedua tangannya berpegang di sisi bak kamar mandi dan kedua kakinya direnggangkan sehingga tampak jelas sekali lubang vaginanya, juga lubang anusnya. aku jongkok dibelakangnya sambil mempermainkan lidahku di sekitar vagina dan kedua pantatnya, lamat-lamat kudengar desahan suara diantara gemericik air yang mengalir ke bak mandi. Segera kuambil sabun sebanyak mungkin kugosok di batang kemaluanku, lalu kugenggam batang kemaluanku dan kepala kemaluanku kutempel di permukaan lubang vaginanya.<br />
<br />
Terdengar desahan dan aku mulai menggerakkan batang kemaluanku maju mundur, nikmat sekali dan Mbak Yuli pun tampak menikmati dengan menggerakkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri. Kurang lebih 10 menit Mbak Yuli kembali ke puncak kenikmatan. Lendir hangat kembali membasahi batang kemaluanku. Aku bertanya,<br />
“Keluar lagi Mbak?” ia hanya menganggukkan kepalanya, lalu pelan-pelan kembali kugerakkan batang kemaluanku maju mundur sambil menunggu Mbak Yuli terangsang lagi, kulihat lubang duburnya yang agak mencuat keluar, lalu kucoba masukan jari telunjukku ke dalam duburnya setelah aku beri sedikit sabun, terdengar sedikit rintihan,<br />
<a href="http://poker899.org/register.php">“Sstt.. ah Mas pelan-pelan”, rintihan yang membuat aku semakin nafsu, tiba tiba aku ingin sekali</a> mencoba untuk menikmati lubang duburnya yang kelihatannya masih “Perawan” itu, kutarik pelan batang kemaluanku yang masih basah dan licin itu akibat lendir dari lubang kemaluan Mbak Yuli.<br />
<br />
Kutempelkan kepala kemaluanku yang mengeras di permukaan duburnya, kupegang batang kemaluaku sehingga kepalanya mengeras. Aku mencoba menekan batang kemaluanku, karena licin oleh sabun maka kepala kemaluanku segera melesak ke dalam, dia pun mengeluh,<br />
“Akhh aduh mass.. sstt ohh!” aku berhenti sesaat, dan dia bertanya,<br />
“Kok dimasukin di situ Mas?” lalu kujawab dengan pertanyaan,<br />
“Sakit nggak Mbak?” Mbak Yuli diam saja, dan aku melanjutkan sambil berdiri agak membungkukkan badan, tangan kiriku melingkar di perutnya menahan badannya yang mau maju, dan tangan kananku berusaha memegang vaginanya mencari klitorisnya. Hal ini membuat dia terangsang hebat, dan kutekan terus sampai masuk penuh. Terasa olehku otot anusnya menjepit batang kemaluanku, permainan ini berlangsung 1/2 jam lamanya, dan kembali aku tak mampu menahan spermaku di dalam duburnya sambil kupeluk tubuhnya dari belakang, kutekan batang kemaluanku sedalam mungkin, tubuhku bergetar dan mengeluarkan cairan sperma dalam duburnya, kubiarkan sesaat batang kemaluanku di dalam anusnya sambil tetap memeluk tubuhnya dari belakang, dan tubuh kami masih berlumuran dengan sabun., Kami melepaskan nafas karena kecapaian lalu kami selesaikan dengan saling menyirami tubuh kami, lalu berpakaian dan duduk kembali menunggu Mbak Nia pulang, Mbak Yuli pun tertidur di sofa karena kecapaian.<br />
<br />
Ketika mulai senja kulihat Mbak Nia pulang dan aku membukakan pintu, dia bertanya,<br />
“Mana si Yuli?” aku tunjukan dan dia berkata,<br />
“Oh lagi tidur, capek kali ya?” aku hanya diam saja dan Mbak Nia masuk kamarnya, tiba-tiba aku ingin pipis dan aku ke kamar mandi melewati kamar Mbak Nia. Secara nggak sengaja aku melihat dari antara daun pintu yang tidak rapat, Mbak Nia sedang ganti baju, kulihat dia hanya mengenakan celana dalam saja. Tubuhnya bagus, putih bersih dan sangat berbentuk.<br />
<br />
Sesaat aku terpana dan ketika ia mengenakan baju aku buru-buru ke kamar kecil untuk pipis, dan waktu keluar dari kamar mandi, Mbak Nia tengah menunggu di depan pintu, sambil tersenyum dia bilang,<br />
“Tadi ngintip ya?” aku hanya tersenyum dan berkata,<br />
“Boleh lihat semuanya nggak?” dia menjawab,<br />
“Boleh saja tapi nggak sekarang, nggak enak sama..” sambil menunjukkan tangannya ke arah ruang tamu. Aku paham maksudnya, lalu dia masuk kamar mandi sambil tangannya menyempatkan meremas kemaluanku, aku segera kembali ke ruang tamu dan membangunkan Mbak Yuli.<br />
<br />
Akhirnya aku dan Mbak Yuli sering melakukan hubungan seks dengan berbagai style di motel, villa kadang-kadang di rumahku sendiri, dan ketika aku ingin ke rumahnya beliau selalu melarang dengan berbagai alasan. Ternyata Mbak Yuli ini sudah bersuami dan memiliki seorang anak, ini membuatku sangat kecewa. Di sa’at aku mulai benar benar mencintainya, dan Mbak Yuli pun sebenarnya menginginkan hal yang sama, tapi beliau sudah terikat oleh tali perkawinan. Hanya saja dia tidak pernah merasakan nikmatnya hubungan seks dengan sang suami, dan sa’at jumpa dengan diriku dia cukup lama mengambil keputusan untuk menjadikan diriku sebagai kekasihnya (PIL), katanya bersamaku dia menemukan apa yang dia inginkan (kata dia lho). Hubungan kami berlangsung setahun lebih sampai dia pindah bersama suaminya ke Surabaya. Tapi aku yakin suatu hari aku pasti ketemu lagi. Oh Mbak Yuli sayangku, ternyata kamu milik orang lain. Hingga sa’at ini aku masih berharap ketemu lagi, setiap pagi aku masih setia menunggu kamu, walau tidak ketemu tapi kenanganmu masih tersisa dalam hatiku.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></b></span></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-78975216188117051572018-04-24T14:38:00.001+07:002018-04-24T14:38:15.039+07:00CERITA SEX -DIPERKOSA BERULANG KALI<h2 style="text-align: center;">
<u><b><span style="font-size: x-large;">DIPERKOSA BERULANG KALI</span></b></u></h2>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.org/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Desy yang masih berumur 25 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir di sebuah toko serba ada di Jakarta. Dengan semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa risau melihat putriya sering mendapat giliran jaga dari malam hingga pagi. Desy lebih memilih bekerja pada shift tersebut, karena dari saat tengah malam sampai pagi, jarang sekali ada pembeli, sehingga Desy bisa belajar untuk kuliahnya siang nanti.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcmoU8XrtUv7o44cRaL_eUfLgYhwZvXTZEyMj7YM5X-SuTT0MTIbO8Hi3PNCoRtRn-Zg5qlAC6aUtfAv1OknECcbOkXCKwil191ITUabR6TTB6Jq7ymMGfZXrrB-jRDodzxRvcXXFaCtQw/s1600/edvcdcdascx.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="491" data-original-width="400" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcmoU8XrtUv7o44cRaL_eUfLgYhwZvXTZEyMj7YM5X-SuTT0MTIbO8Hi3PNCoRtRn-Zg5qlAC6aUtfAv1OknECcbOkXCKwil191ITUabR6TTB6Jq7ymMGfZXrrB-jRDodzxRvcXXFaCtQw/s640/edvcdcdascx.jpg" width="520" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<br />
<br />
Sampai akhirnya pada suatu malam, Desy mendapati dirinya ditodong oleh sepucuk pistol tepat di depan matanya. Yang berambut Gondrong, dan yang satu lagi berkumis tebal. Mereka berdua, menerobos masuk membuat Desy yang sedang berkonsentrasi pada bukunya terkejut.<br />
<br />
<br />
“Keluarin uangnya!” perintah si Gondrong, sementara si Kumis memutuskan semua kabel video dan telepon yang ada di toko itu. Tangan Desy gemetar berusaha membuka laci kasir yang ada di depannya, saking takutnya kunci itu sampai terjatuh beberapa kali.<br />
<br />
<br />
Setelah beberapa saat, Desy berhasil membuka laci itu dan memerikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu kepada si Gondrong, Desy tidak diperkenankan menyimpan uang lebih dari 100 ribu di laci tersebut. Karena itu setiap kelebihannya langsung dimasukan ke lemari besi. Setelah si Gondrong merampas uang itu, Desy langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas, hampir jatuh.<br />
<br />
<br />
“Masa cuma segini?!” bentak si Gondrong.<br />
<br />
“Buka lemari besinya! Sekarang!” Mereka berdua menggiring Desy masuk ke kantor manajernya dan mendorongnya hingga jatuh berlutut di hadapan lemari besi. Desy mulai menangis, ia tidak tahu nomor kombinasi lemari besi itu, ia hanya menyelipkan uang masuk ke dalam lemari besi melalui celah pintunya.<br />
<br />
<br />
“Cepat!” bentak si Kumis, Desy merasakan pistol menempel di belakang kepalanya. Desy berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak mengetahui nomor lemari besi itu. Untunglah, melihat mata Desy yang ketakutan, mereka berdua percaya.<br />
“Brengsek! Nggak sebanding sama resikonya! Iket dia, biar dia nggak bisa manggil polisi!” Desy di dudukkan di kursi manajernya dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki Desy juga diikat ke kaki kursi yang ia duduki. si Kumis kemudian mengambil plester dan menempelkannya ke mulut Desy.<br />
<br />
<br />
“Beres! Ayo cabut!”<br />
<br />
“Tunggu! Tunggu dulu cing! Liat dia, dia boleh juga ya?!”.<br />
<br />
“Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!”.<br />
<br />
“Gue pengen liat bentar aja!”.<br />
<br />
<br />
Mata Desy terbelalak ketika si Gondrong mendekat dan menarik t-shirt merah muda yang ia kenakan. Dengan satu tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya terlihat. Payudara Desy yang berukuran sedang, bergoyang-goyang karena Desy meronta-ronta dalam ikatannya.<br />
<br />
<br />
“Wow, oke banget!” si Gondrong berseru kagum.<br />
<br />
<br />
“Oke, sekarang kita pergi!” ajak si Kumis, tidak begitu tertarik pada Desy karena sibuk mengawasi keadaan depan toko.<br />
<br />
Tapi si Gondrong tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu Desy lewat BH-nya, setelah itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara Desy. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH Desy ditariknya, tubuh Desy ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH Desy terputus dan sekarang payudara Desy bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun.<br />
<br />
<br />
“Jangan!” teriak Desy. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh Desy mulut si Gondrong menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian Desy menjerit ketika si Gondrong mengigit puting susunya.<br />
<br />
<br />
“Diem! Jangan berisik!” si Gondrong menampar Desy, hingga berkunang-kunang. Desy hanya bisa menangis.<br />
<br />
“Gue bilang diem!”, sembari berkata itu si Gondrong menampar buah dada Desy, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Desy.<br />
Kemudian si Gondrong bergeser dan menampar uang sebelah kanan. Desy terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sementara si Gondrong terus memukuli buah dada Desy sampai akhirnya bulatan buah dada Desy berwarna merah.<br />
<br />
<br />
“Ayo, cepetan cing!”, si Kumis menarik tangan si Gondrong.<br />
<br />
“Kita musti cepet minggat dari sini!” Desy bersyukur ketika melihat si Gondrong diseret keluar ruangan oleh si Kumis. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi Desy bersyukur ia masih hidup. Melihat sekelilingnya, Desy berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya. Di meja ada gunting, tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali.<br />
<br />
<br />
“Hey, Roy! Tokonya kosong!”.<br />
<br />
“Masa, cepetan ambil permen!”.<br />
<br />
“Goblok lo, ambil bir tolol!”.<br />
<br />
<br />
Tubuh Desy menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di bagian depan toko. Dari suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal yang ada di lingkungan itu. Mereka baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun. Desy mengeluarkan suara minta tolong.<br />
<br />
<br />
“sstt! Lo denger nggak?!”.<br />
<br />
“Cepet kembaliin semua!”.<br />
<br />
“Lari, lari! Kita ketauan!”.<br />
<br />
Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam kantor manajer. Ia terperangah melihat Desy, terikat di kursi, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya mengacung ke arahnya.<br />
<br />
<br />
“Buset!” berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai.<br />
<br />
“Hei, liat nih! Ada kejutan!”<br />
<br />
<br />
Desy berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tertutup plester.<br />
<br />
<br />
Satu demi satu berandalan itu masuk ke dalam kantor. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima! Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh Desy, yang terus meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka.<br />
<br />
<br />
“Gila! Cewek nih!”.<br />
<br />
“Dia telanjang!”.<br />
<br />
“Tu liat susunya! susu!”.<br />
<br />
“Mana, mana gue pengen liat!”.<br />
<br />
“Gue pengen pegang!”.<br />
<br />
“Pasti alus tuh!”.<br />
<br />
Bawahnya kayak apa ya?!”.<br />
<br />
<br />
Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan Desy yang sudah terikat erat. Kelima berandal itu maju dan merubung Desy, tangan-tangan meraih tubuh Desy. Desy tidak tahu lagi, milik siapa tanga-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting susunya. Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke lubang telinga Desy.<br />
<br />
<br />
“Ayo, kita lepasin dia dari kursi!” Mereka melepaskan ikatan pada kaki Desy, tapi dengan tangan masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh Desy. Melihat ruangan kantor itu terlalu kecil mereka menyeret Desy keluar menuju bagian depan toko.<br />
<br />
<br />
Desy meronta-ronta ketika merasa ada yang berusaha melepaskan kancing jeansnya. Mereka menarik-narik jeans Desy sampai akhirnya turun sampai ke lutut. Desy terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum Desy sempat membalikkan badannya, tiba-tiba terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian Desy merasakan sakit yang amat sangat di pantatnya. Desy melihat salah seorang berandal tadi memegang sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya!<br />
<br />
“Bangun! Bangun!” ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis merah timbul di pantat Desy. Desy berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang sekarang menghajar perut Desy.<br />
<br />
<br />
“Bangun! naik ke sini!” berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas meja layan hingga berjatuhan ke lantai. Desy berusaha bangun tapi tidak berhasil. Lagi, sebuah pukulan menghajar buah dadanya. Desy berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri. Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. “Kalo dia gerak, pukul aja!”<br />
<br />
<br />
Langsung saja Desy mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan membawa segulung plester besar. Ia mendorong Desy hingga berbaring telentang di atas meja.<br />
<br />
<br />
Pertama ia melepaskan tangan Desy kemudian langsung mengikatnya dengan plester di sudut-sudut meja, tangan Desy sekarang terikat erat dengan plester sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam Desy dan mengikatkan kaki-kaki Desy ke kaki-kaki meja lainnya. Sekarang Desy berbaring telentang, telanjang bulat dengan tangan dan kaki terbuka lebar menyerupai huruf X.<br />
<br />
<br />
“Waktu Pesta!” berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata Desy terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi memegang pinggul Desy dan menariknya hingga mendekati pinggir meja. Kemudian ia menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang.<br />
<br />
<br />
“Waktunya masuk!” ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina Desy. Desy melolong kesakitan. Air mata meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk. Temannya naik ke atas meja, menduduki dada Desy, membuat Desy sulit bernafas.<br />
<br />
<br />
Kemudian ia melepaskan celananya, mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Desy ditariknya hingga lepas. Desy berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di atasnya. Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya penis tadi di mulut Desy.<br />
<br />
<br />
Pandangan Desy berkunang-kunang dan merasa akan pingsan, ketika tiba-tiba mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit. Semprotan demi semprotan masuk, tanpa bisa dimuntahkan oleh Desy. <a href="http://poker899.org/jackpot.php">Desy terus menelan cairan tadi agar bisa terus mengambil nafas.</a><br />
<br />
<br />
Berandal yang duduk di atas dada Desy turun ketika kemudian, berandal yang sedang meperkosanya di pinggir meja bergerak makin cepat. Ia memukuli perut Desy, membuat Desy mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya. Ia kemudian memegang buah dada Desy sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks.<br />
<br />
Tangannya meremas dan menarik buah dada Desy ketika tubuhnya bergetar dan sperma pun menyemprot keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina Desy. Sementara itu berandal yang lainnya berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, ketika pimpinan mereka mencapai puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar dan jatuh di muka, rambut dan dada Desy.<br />
<br />
<br />
Desy tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di toko tadi, masih terikat erat di atas meja. Ia tersadar ketika menyadari dirinya terlihat jelas, jika ada orang lewat di depan tokonya. Desy meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Ia menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari plester yang mengikatnya. Setelah beberapa lama mencoba Desy berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi.<br />
<br />
<br />
“Wah, wah, wah!” terdengar suara laki-laki di pintu depan. Desy terkejut dan berusaha menutupi dada dan vaginanya dengan kedua tangannya.<br />
<br />
<br />
“Tolong saya!” ratap Desy.<br />
<br />
“Tolong saya Pak! Toko saya dirampok, saya diikat dan diperkosa! Tolong saya Pak, panggilkan polisi!”<br />
<br />
“Nama lu Desy kan?” tanya laki-laki tadi.<br />
<br />
“Bagaimana bapak tahu nama saya?” Desy bingung dan takut.<br />
<br />
“Gue Roy. Orang yang kerjaannya di toko ini lo rebut!”.<br />
<br />
“Saya tidak merebut pekerjaan bapak. Saya tahu dari iklan di koran. Saya betul-betul tidak tahu pak! Tolong saya pak!”.<br />
<br />
“Gara-gara lo ngelamar ke sini gue jadi dipecat! Gue nggak heran lo diterima kalo liat bodi lo”.<br />
<br />
<br />
Desy kembali merasa ketakutan melihat Roy, seseorang yang belum pernah dilihat dan dikenalnya tapi sudah membencinya. Desy kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya, membuat Raoy naik pitam. Ia menyambar tangan Desy dan menekuknya ke belakang dan kembali diikatnya dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga Desy betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat Desy kesakitan, ia menggeliat dan buah dadanya semakin membusung keluar.<br />
<br />
<br />
“Lepaskan! Sakit! aduuhh! Saya tidak memecat bapak! Kenapa saya diikat?”<br />
<br />
“Gue tadinya mau ngerampok nih toko, cuma kayaknya gue udah keduluan. Jadi gue rusak aja deh nih toko”.<br />
<br />
<br />
Ia kemudian melepaskan ikatan kaki Desy sehingga sekarang Desy duduk di pinggir meja dengan tangan terikat di belakang. Kemudian diikatnya lagi dengan plester.<br />
<br />
Kemudian Roy mulai menghancurkan isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak ditendang jatuh. Kemudian Roy mulai menghancurkan kotak pendingin es krim yang ada di kanan Desy. Es krim beterbangan dilempar oleh Roy. Beberapa di antaranya mengenai tubuh Desy, kemudian meleleh mengalir turun, melewati punggungnya masuk ke belahan pantatnya.<br />
<br />
<br />
Di depan, es tadi mengalir melalui belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengalir ke vagina Desy. Rasa dingin juga menempel di buah dada Desy, membuat putingnya mengeras san mengacung. Ketika Roy selesai, tubuh Desy bergetar kedinginan dan lengket karena es krim yang meleleh.<br />
<br />
<br />
“Lo keliatan kedinginan!” ejek Roy sambil menyentil puting susu Desy yang mengeras kaku.<br />
<br />
<br />
“Gue musti kasih lo sesuatu yang anget.”<br />
<br />
Roy kemudian mendekati wajan untuk mengoreng hot dog yang ada di tengah ruangan. Desy melihat Roy mendekat membawa beberapa buah sosis yang berasap. “Jangaann!” Desy berteriak ketika Roy membuka bibir vaginanya dan memasukan satu sosis ke dalam vaginanya yang terasa dingin karena es tadi.<br />
<br />
<br />
Kemudian ia memasukan sosis yang kedua, dan ketiga. Sosis yang keempat putus ketika akan dimasukan. Vagina Desy sekarang diisi oleh tiga buah sosis yang masih berasap. Desy menangis kesakitan kerena panas yang dirasakannya.<br />
<br />
<br />
“Keliatannya nikmat!” Roy tertawa.<br />
<br />
“Tapi gue lebih suka dengan mustard!” Ia mengambil botol mustard dan menekan botol itu. Cairan mustard keluar menyemprot ke vagina Desy. Desy menangis terus, melihat dirinya disiksa dengan cara yang tak terbayangkan olehnya.<br />
<br />
<br />
Sambil tertawa Roy melanjutkan usahanya menghancurkan isi toko itu. Desy berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini. Tubuh Desy bergerak lunglai jatuh.”<br />
<br />
<br />
“Hei! Kalo kerja jangan tidur!” bentak Roy sambil menampar pipi Desy.<br />
<br />
“Lo tau nggak, daerah sini nggak aman jadi perlu ada alarm.”<br />
<br />
<br />
Desy meronta ketakutan melihat Roy memegang dua buah jepitan buaya. Jepitan itu bergigi tajam dan jepitannya keras sekali. Roy mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan Desy, menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu Desy. Desy menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya. Kemudian Roy juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata Desy bercucuran di pipi.<br />
<br />
<br />
Kemudian Roy mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, mengulurnya dan kemudian mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Ketika pintu itu didorong Roy hingga membuka keluar, Desy merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit kesakitan.<br />
<br />
<br />
“Nah, udah jadi. Lo tau kan pintu depan ini bisa buka ke dalem ama keluar, tapi bisa juga disetel cuma bisa dibuka dengan cara ditarik bukan didorong. Jadi gue sekarang pergi dulu, terus nanti gue pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan bunyi!”<br />
<br />
<br />
“Jangan! saya mohoon! mohon! jangan! jangan! ampun!”<br />
<br />
<br />
Roy tidak peduli, ia keluar dan tidak lupa memasang kunci pada pintu itu hingga sekarang pintu tadi hanya bisa dibuka dengan ditarik. Desy menangis ketakutan, puting susunya sudah hampir rata, dijepit. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan<br />
<br />
<br />
Tubuh Desy berkeringat setelah berusaha melepaskan diri tanpa hasil. Lama kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu, Desy melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan meminta-minta.<br />
Gelandangan itu melihat tubuh Desy, telanjang dengan buah dada mengacung.<br />
<br />
Gelandang itu mendorong pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Kemudian ia meraih pegangan pintu dan mulai menariknya.<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/register.php">Desy berusaha menjerit “Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!”</a>, tapi gelandangan tadi tetap menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya. Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya. Desy menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan.<br />
<br />
<br />
Desy tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas di rangka besi meja kasir. Sedangkan kakinya juga terikat terbuka lebar pada kaki-kaki meja kasir. Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Udara dingin saja membuat puting susunya mengacung tegang. Memar-memar menghiasi seluruh tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya.<br />
<br />
<br />
Desy merasakan sepasang tangan berusaha membuka belahan pantatnya dari belakang. Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke liang anusnya. Desy menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di belakangnya sedang memegang sebuah botol bir.<br />
<br />
“Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi.”<br />
<br />
<br />
“Tapi Mbak, pantat Mbak kan belon.” gelandangan itu berkata tidak jelas.<br />
<br />
“Jangan!” Desy meronta, ketika penis gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya. Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari penisnya tidak bisa masuk ke dalam anus Desy. Lalu ia berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan memutar-mutarnya masuk ke liang anus Desy.<br />
<br />
<br />
Desy menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus Desy tersayat-sayat ketika gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus Desy bisa membesar.<br />
<br />
<br />
Setelah beberapa saat, gelandangan tadi mencabut botol tadi. Tutup botol bir itu sudah dilapisi darah dari dalam anus Desy, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan penisnya ke dalam anus Desy yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir.<br />
<br />
<br />
Gelandang tadi mulai bergerak kesenangan, sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia bergerak cepat dan keras sehingga Desy merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap gelandangan tadi bergerak maju. Desy terus menangis melihat dirinya disodomi oleh gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin, tapi gelandangan tadi terus bergerak makin makin cepat, tangannya meremas buah dada Desy, membuat Desy menjerit karena puting susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin. Akhirnya dengan satu erangan, gelandang tadi orgasme, dan Desy merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan tadi jatuh terduduk lemas di belakang Desy.<br />
<br />
“Makasih ya Mbak! Saya puas sekali! Makasih.” gelandangan tadi melepaskan ikatan Desy. Kemudian ia mendorong Desy duduk dan kembali mengikat tangan Desy ke belakang, kemudian mengikat kaki Desy erat-erat. Kemudian tubuh Desy didorongnya ke bawah meja kasir hingga tidak terlihat dari luar.<br />
<br />
<br />
Sambi terus mengumam terima kasih gelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa beberapa botol bir keluar dari toko. Desy terus menangis, merintih merasakan sperma gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian Desy jatuh pingsan kelelahan dan shock. Ia baru tersadar ketika ditemukan oleh rekan kerjanya yang masuk pukul 6 pagi.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Nonton Film Bokep Semi</span></b></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Klik Disini...!!!</span></b></a></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-72724037766480305052018-04-24T12:30:00.001+07:002018-04-24T12:30:09.083+07:00CERITA SEX - PENYANYI CAFE PERAWAN BISPAK<h2 style="text-align: center;">
<u><span style="font-size: x-large;">PENYANYI CAFE PERAWAN BISPAK</span></u></h2>
<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.org/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Malam itu aku dinner dengan clientku di sebuah cafe. Sebuah band tampil menghibur pengunjung cafe dengan musik jazz. Lagu “I’m Old Fashioned” dimainkan dengan cukup baik. Aku memperhatikan sang penyanyi. Seorang gadis berusia kira-kira 26 tahun. Suaranya memang sangat jazzy.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjafyjjmBZADcwG8XMp8yHRtzSb7kQFQLGhhZXFmCzjkA-ykHKZShIJPwhp93SWg0RlMQNwG9uy1z7MjimU6_BkqQzzECxuSuRPOrj4FMHBiCEK3Awh1McGkE1mhM4sFhHae58ZwvHxeufg/s1600/asdasdasdasd.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="480" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjafyjjmBZADcwG8XMp8yHRtzSb7kQFQLGhhZXFmCzjkA-ykHKZShIJPwhp93SWg0RlMQNwG9uy1z7MjimU6_BkqQzzECxuSuRPOrj4FMHBiCEK3Awh1McGkE1mhM4sFhHae58ZwvHxeufg/s640/asdasdasdasd.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Nonton Film Bokep Semi</span></b></a></div>
<br />
<br />
Gadis ini wajahnya tidak terlalu cantik. Tingginya kurang lebih 160 cm/55 kg. Tubuhnya padat berisi. Ukuran payudaranya sekitar 36B. Kelebihannya adalah lesung pipitnya. Senyumnya manis dan matanya berbinar indah. Cukup seksi. Apalagi suaranya. Membuat telingaku fresh.<br />
<br />
<br />
“Para pengunjung sekalian.. Malam ini saya, Felicia bersama band akan menemani anda semua. Jika ada yang ingin bernyanyi bersama saya, mari.. saya persilakan. Atau jika ingin request lagu.. silakan”.<br />
<br />
<br />
Penyanyi yang ternyata bernama Felicia itu mulai menyapa pengunjung Cafe. Aku hanya tertarik mendengar suaranya. Percakapan dengan client menyita perhatianku. Sampai kemudian telingaku menangkap perubahan cara bermain dari sang keyboardist. Aku melihat ke arah band tersebut dan melihat Felicia ternyata bermain keyboard juga.<br />
<br />
<br />
Felicia bermain solo keyboard sambil menyanyikan lagu “All of Me”. Lagu Jazz yang sangat sederhana. Aku menikmati semua jenis musik dan berusaha mengerti semua jenis musik. Termasuk jazz yang memang ‘brain music’. Musik cerdas yang membuat otakku berpikir setiap mendengarnya.<br />
<br />
<br />
Felicia ternyata bermain sangat aman. Aku terkesima menemukan seorang penyanyi cafe yang mampu bermain keyboard dengan baik. Tiba-tiba aku menjadi sangat tertarik dengan Felicia. Aku menuliskan request laguku dan memberikannya melalui pelayan cafe tersebut.<br />
<br />
“The Boy From Ipanema, please.. And your cellular number. 081xx. From Boy.”, tulisku di kertas request sekaligus menuliskan nomor HP-ku. Aku melanjutkan percakapan dengan clientku dan tak lama kemudian aku mendengar suara Felicia.<br />
<br />
<br />
“The Boy From Ipanema.. Untuk Mr. Boy..?”<br />
<br />
Bahasa tubuh Felicia menunjukkan bahwa dia ingin tahu dimana aku duduk. Aku melambaikan tanganku dan tersenyum ke arahnya. Posisi dudukku tepat di depan band tersebut. Jadi, dengan jelas Felicia bisa melihatku. Kulihat Felicia membalas senyumku. Dia mulai memainkan keyboardnya.<br />
<br />
<br />
Sambil bermain dan bernyanyi, matanya menatapku. Aku pun menatapnya. Untuk menggodanya, aku mengedipkan mataku. Aku kembali berbicara dengan clientku. Tak lama kudengar suara Felicia menghilang dan berganti dengan suara penyanyi pria. Kulihat sekilas Felicia tidak nampak. Tit.. Tit.. Tit.. SMS di HP-ku berbunyi.<br />
<br />
<br />
“Felicia.” tampak pesan SMS di HP-ku. Wah.. Felicia meresponsku. Segera kutelepon dia.<br />
<br />
“Hai.. Aku Boy. Kau dimana, Felicia?”<br />
<br />
“Hi Boy. Aku di belakang. Ke kamar mandi. Kenapa ingin tahu HP-ku?”<br />
<br />
<br />
“Aku tertarik denganmu. Suaramu sexy.. Sesexy penampilanmu” kataku terus terang. Kudengar tawa ringan dari Felicia.<br />
<br />
<br />
“Rayuan ala Boy, nih?”<br />
<br />
“Lho.. Bukan rayuan kok. Tetapi pujian yang pantas buatmu yang memang sexy.. Oh ya, pulang dari cafe jam berapa? Aku antar pulang ya?”<br />
<br />
<br />
“Jam 24.00. Boleh. Tapi kulihat kau dengan temanmu?”<br />
<br />
“Oh.. dia clientku. Sebentar lagi dia pulang kok. Aku hanya mengantarnya sampai parkir mobil. Bagaimana?”<br />
<br />
<br />
“Okay.. Aku tunggu ya.”<br />
<br />
“Okay.. See you soon, sexy..”<br />
<br />
Aku melanjutkan sebentar percakapan dengan client dan kemudian mengantarkannya ke tempat parkir mobil. Setelah clientku pulang aku kembali ke cafe. Waktu masih menunjukkan pukul 23.30.<br />
<br />
<br />
Masih 30 menit lagi. Aku kembali duduk dan memesan hot tea. 30 menit aku habiskan dengan memandang Felicia yang menyanyi. Mataku terus menatap matanya sambil sesekali aku tersenyum. Kulihat Felicia dengan percaya diri membalas tatapanku. Gadis ini menarik hingga membuatku ingin mencumbunya.<br />
<br />
Dalam perjalanan mengantarkan Felicia pulang, aku sengaja menyalakan AC mobil cukup besar sehingga suhu dalam mobil dingin sekali. Felicia tampak menggigil.<br />
<br />
<br />
“Boy, AC-nya dikecilin yah?” tangan Felicia sambil meraih tombol AC untuk menaikkan suhu. Tanganku segera menahan tangannya. Kesempatan untuk memegang tangannya.<br />
<br />
“Jangan.. Udah dekat rumahmu kan? Aku tidak tahan panas. Suhu segini aku baru bisa. Kalau kamu naikkan, aku tidak tahan..” alasanku.<br />
<br />
Aku memang ingin membuat Felicia kedinginan. Kulihat Felicia bisa mengerti. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap perlahan. Felicia diam saja.<br />
<br />
<br />
“Kugosok ya.. Biar hangat..” kataku datar. Aku memberinya stimuli ringan. Felica tersenyum. Dia tidak menolak.<br />
<br />
<br />
“Ya.. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kamu suka jazz juga ya?”<br />
<br />
“Hampir semua musik aku suka. Oh ya, baru kali ini aku melihat penyanyi jazz wanita yang bisa bermain keyboard. Mainmu asyik lagi.”<br />
<br />
“Haha.. Ini malam pertama aku main keyboard sambil menyanyi.”<br />
<br />
<br />
“Oh ya? Tapi tidak terlihat canggung. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak memakai scale altered dominant ya?” aku kemudian memainkan tangan kiriku di tangannya seolah-olah aku bermain piano.<br />
<br />
<br />
“What a Boy! Kamu tahu jazz scale juga? Kamu bisa main piano yah?” Felicia tampak terkejut. Mukanya terlihat penasaran.<br />
<br />
<br />
“Yah, dulu main klasik. Lalu tertarik jazz. Belum mahir kok.” Aku berhenti di depan rumah Felicia.<br />
<br />
“Tinggal dengan siapa?” tanyaku ketika kami masuk ke rumahnya. Ya, aku menerima ajakannya untuk masuk sebentar walaupun ini sudah hampir jam 1 pagi.<br />
<br />
<br />
“Aku kontrak rumah ini dengan beberapa temanku sesama penyanyi cafe. Lainnya belum pulang semua. Mungkin sekalian kencan dengan pacarnya.”<br />
<br />
<br />
Felicia masuk kamarnya untuk mengganti baju. Aku tidak mendengar suara pintu kamar dikunci.<br />
<br />
Wah, kebetulan. Atau Felicia memang memancingku? Aku segera berdiri dan nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Felicia berdiri hanya dengan bra dan celana dalam. Di tangannya ada sebuah kaos.<br />
<br />
<br />
Kukira Felicia akan berteriak terkejut atau marah. Ternyata tidak. Dengan santai dia tersenyum.<br />
<br />
<br />
“Maaf.. Aku mau tanya kamar mandi dimana?” tanyaku mencari alasan. Justru aku yang gugup melihat pemandangan indah di depanku.<br />
<br />
“Di kamarku ada kamar mandinya kok. Masuk aja.”<br />
<br />
<br />
Wah.. Lampu hijau nih. Di kamarnya aku melihat ada sebuah keyboard. Aku tidak jadi ke kamar mandi malah memainkan keyboardnya. Aku memainkan lagu “Body and Soul” sambil menyanyi lembut. Suaraku biasa saja juga permainanku. Tapi aku yakin Felicia akan tertarik. Beberapa kali aku membuat kesalahan yang kusengaja. Aku ingin melihat reaksi Felicia.<br />
<br />
“Salah tuh mainnya.” komentar Felicia. Dia ikut bernyanyi.<br />
<br />
<br />
“Ajarin dong..” kataku.<br />
<br />
Dengan segera Felicia mengajariku memainkan keyboardnya. Aku duduk sedangkan Felicia berdiri membelakangiku. Dengan posisi seperti memelukku dari belakang, dia menunjukkan sekilas notasi yang benar. Aku bisa merasakan nafasnya di leherku. Wah.. Sudah jam 1 pagi. Aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Aku memalingkan mukaku. Kini mukaku dan Felicia saling bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Kalau ditolak, berarti dia tidak bermaksud apa-apa denganku. Jika dia diam saja, aku boleh melanjutkannya. Kemudian tangannya menepis halus tanganku. Kemudian dia berdiri. Aku ditolak.<br />
<br />
<br />
“Katanya mau ke kamar mandi?” tanyannya sambil tersenyum. Oh ya.. Aku melupakan alasanku membuka pintu kamarnya.<br />
<br />
“Oh ya..” aku berdiri.<br />
<br />
<br />
Ada rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Tapi aku tak menyerah. Segera kuraih tubuhnya dan kupeluk. Kemudian kuangkat ke kamar mandi!<br />
<br />
<br />
“Eh.. Eh, apa-apaan ini?” Felicia terkejut. Aku tertawa saja.<br />
<br />
<br />
Kubawa dia ke kamar mandi dan kusiram dengan air! Biarlah. Kalau mau marah ya aku terima saja.<br />
<br />
<br />
Yang jelas aku terus berusaha mendapatkannya. Ternyata Felicia malah tertawa. Dia membalas menyiramku dan kami sama-sama basah kuyup. Segera aku menyandarkannya ke dinding kamar mandi dan menciumnya!<br />
<br />
<br />
Felicia membalas ciumanku. Bibir kami saling memagut. Sungguh nikmat bercumbu di suhu dingin dan basah kuyup. Bibir kami saling berlomba memberikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya dan membukanya. Kemudian bra dan celana pendeknya. Sementara Felicia juga membuka kaos dan celanaku. Kami sama-sama tinggal hanya memakai celana dalam. Sambil terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut dan merangsang payudaranya. Sementara tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya dan sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya aku bisa meraih vaginanya. Menggosok-gosoknya dengan jariku.<br />
<br />
<br />
“Agh..” kudengar rintihan Felicia. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat dan basah. Perlahan aku merasakan penisku ereksi.<br />
<br />
<br />
“Egh..” aku menahan nafas ketika kurasakan tangan Felicia menggenggam batang penisku dan meremasnya.<br />
<br />
<br />
Tak lama dia mengocok penisku hingga membuatku makin terangsang. Tubuh Felicia kuangkat dan kududukkan di bak air. Cukup sulit bercinta di kamar mandi. Licin dan tidak bisa berbaring. Sewaktu Felicia duduk, aku hanya bisa merangsang payudara dan mencumbunya. Sementara pantat dan vaginanya tidak bisa kuraih. Felicia tidak mau duduk. Dia berdiri lagi dan menciumi puting dadaku!<br />
<br />
<br />
Ternyata enak juga rasanya. Baru kali ini putingku dicium dan dijilat. Felicia cukup aktif. Tangannya tak pernah melepas penisku. Terus dikocok dan diremasnya. Sambil melakukannya, badannya bergoyang-goyang seakan-akan dia sedang menari dan menikmati musik. Merasa terganggu dengan celana dalam, aku melepasnya dan juga melepas celana dalam Felicia. Kami bercumbu kembali.<br />
<br />
Lidahku menekan lidahnya. Kami saling menjilat dan menghisap.<br />
<br />
<br />
Rintihan kecil dan desahan nafas kami saling bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi. Suhu yang dingin membuat kami saling merapat mencari kehangatan. Ada sensasi yang berbeda bercinta ketika dalam keadaan basah. Waktu bercumbu, ada rasa ‘air’ yang membuat ciuman berbeda rasanya dari biasanya.<br />
<br />
<br />
Aku menyalakan shower dan kemudian di bawah air yang mengucur dari shower, kami semakin hangat merapat dan saling merangsang. Aliran air yang membasahi rambut, wajah dan seluruh tubuh, membuat tubuh kami makin panas. Makin bergairah. Kedua tanganku meraih pantatnya dan kuremas agak keras, sementara bibirku melumat makin ganas bibir Felicia. Sesekali Felicia menggigit bibirku.<br />
<br />
Perlahan tanganku merayap naik sambil memijat ringan pinggang, punggung dan bahu Felicia. Dari bahasa tubuhnya, Felicia sangat menikmati pijatanku.<br />
<br />
<br />
“Ogh.. Its nice, Boy.. Och..” Felicia mengerang.<br />
<br />
Lidahku mulai menjilati telinganya. Felicia menggelinjang geli. Tangannya ikut meremas pantatku.<br />
<br />
<br />
Aku merasakan payudara Felicia makin tegang. Payudara dan putingnya terlihat begitu seksi.<br />
<br />
Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan.<br />
<br />
<br />
“Payudaramu seksi sekali, Felicia.. Ingin kumakan rasanya..” candaku sambil tertawa ringan. Felicia memainkan bola matanya dengan genit.<br />
<br />
<br />
“Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.<br />
<br />
“Enak lho..” sambungnya sambil menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir. Perlahan ujung lidahku mendekati putingnya. Aku menjilatnya persis di ujung putingnya.<br />
<br />
“Ergh..” desah Felicia. Caraku menjilatnya lah yang membuatnya mengerang.<br />
<br />
Mulai dari ujung lidah sampai akhirnya dengan seluruh lidahku, aku menjilatnya. Kemudian aku menghisapnya dengan lembut, agak kuat dan akhirnya kuat. Tak lama kemudian Felicia kemudian membuka kakinya dan membimbing penisku memasuki vaginanya.<br />
<br />
<br />
“Ough.. Enak.. Ayo, Boy” Felicia memintaku mulai beraksi.<br />
<br />
<br />
Penisku perlahan menembus vaginanya. Aku mulai mengocoknya. Maju-mundur, berputar, Sambil bibir kami saling melumat. Aku berusaha keras membuatnya merasakan kenikmatan. Felicia dengan terampil mengikuti tempo kocokanku. Kamu bekerja sama dengan harmonis saling memberi dan mendapatkan kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. Mirip dengan Ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Aku belum pernah bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.<br />
<br />
“Agh.. Agh..” Felicia mengerang keras. Lama kelamaan suaranya makin keras.<br />
<br />
<br />
“Come on, Boy.. Fuck me..” ceracaunya.<br />
<br />
Rupanya Felicia adalah tipe wanita yang bersuara keras ketika bercinta. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat<br />
menghunjamkan penisku. Lama-lama tempoku makin cepat. Beberapa saat kemudian aku berhenti. Mengatur nafas dan mengubah posisi kami.<br />
<br />
<br />
Felicia menungging dan aku ‘menyerangnya’ dari belakang. Doggy style. Kulihat payudara Felicia sedikit terayun-ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, kemudian memasukkan jariku.<br />
<br />
<br />
“Hey.. Perih tau!” teriak Felicia. Aku tertawa.<br />
<br />
“Sorry.. Kupikir enak rasanya..” Aku menghentikan memasukkan jari ke anusnya tetapi tetap bermain-main di sekitar anusnya hingga membuatnya geli.<br />
<br />
<br />
Cukup lama kami berpacu dalam birahi. Aku merasakan saat-saat orgasmeku hampir tiba. Aku berusaha keras mengatur ritme dan nafasku.<br />
<br />
“Aku mau nyampe, Felicia..”<br />
<br />
“Keluarin di dalam aja. Udah lama aku tidak merasakan semburan cairan pria” Aku agak terhenti. Gila, keluarin di dalam. Kalau hamil gimana, pikirku.<br />
<br />
<br />
“Aman, Boy. Aku ada obat anti hamil kok..” Felicia meyakinkanku. Aku yang tidak yakin. Tapi masa bodoh ah. Dia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Felicia berteriak makin keras.<br />
<br />
“Yes.. Aku juga hampir sampe, Boy.. come on.. come on.. oh yeah..”<br />
Saat-saat itu makin dekat.. Aku mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. Membuat saraf-saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..<br />
<br />
<br />
“Aku orgasme. Sesaat kemudian kurasakan tubuh Felicia makin bergetar hebat. Aku berusaha keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang-kejang mengalami puncak kenikmatan.<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/register.php">“Aarrgghh.. Yeeaahh..” Felicia menyusulku orgasme.</a><br />
<span style="text-align: center;"><br /></span>
<span style="text-align: center;">Dia menjerit kuat sekali kemudian membalikkan badannya dan memelukku. Kami kemudian bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat tubuhnya, memijat kepalanya dan mencumbu hidung, pipi, leher, payudara dan kemudian perutnya. Aku membuatnya kegelian ketika hidungku bermain-main di perutnya. Kemudian kuangkat dia.</span><br />
Mengambil handuk dan mengeringkan tubuh kami berdua. Sambil terus mencuri-curi ciuman dan rabaan, kami saling menggosok tubuh kami. Dengan tubuh telanjang aku mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya dan kembali menciumnya. Felicia tersenyum puas. Matanya berbinar-binar.<br />
<br />
<br />
“Thanks Boy.. Sudah lama sekali aku tidak bercinta. Kamu berhasil memuaskanku..”<br />
Pujian yang tulus. Aku tersenyum. Aku merasa belum hebat bercinta. Aku hanya berusaha melayani setiap wanita yang bercinta denganku. Memperhatikan kebutuhannya.<br />
<br />
Aku sangat terkejut ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi lupa mengunci pintu!! Seorang wanita muncul. Aku tidak sempat lagi menutupi tubuh telanjangku.<br />
<br />
“Ups.. Gak usah terkejut. Dari tadi aku udah dengar teriakan Felicia. Tadi malah sudah mengintip kalian di kamar mandi..” kata wanita itu. Aku kecolongan. Tapi apa boleh buat. Biarkan saja. Kulihat Felicia tertawa.<br />
“Kenalin, dia Gladys. Mbak.. Dia Boy.” aku menganggukkan kepalaku padanya.<br />
“Hi Gladys..” sapaku.<br />
Kemudian aku berdiri. Dengan penis lemas terayun aku mencari kaos dan celana pendek Felicia dan memakainya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Sudah jam 2 pagi. Aku harus pulang.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></span></b></div>
<br />Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-58184562293297516712018-04-19T17:23:00.000+07:002018-04-19T17:23:22.960+07:00CERITA SEX - PEMBANTUKU MANIAK SEX<h2 style="text-align: center;">
<u><span style="font-size: x-large;">PEMBANTUKU MANIAK SEX</span></u></h2>
<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.org/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Sepeninggal Lastri, kami mendapat seorang pembantu baru dari sebuah yayasan penyalur tenaga kerja yaitu seorang wanita berumur 23 tahun bernama Atun. Atun berambut lurus sebahu, berperawakan sedang , berkulit sawo matang dengan wajah yang manis, tinggi sekitar 160 cm , badan ramping dengan berat badan sekitar 50 kg, dengan tetek yang besarnya sedang saja. Yang agak istimewa dari penampilan Atun adalah matanya yang bagus dengan lirikan-lirikan yang kelihatannya sedikit nakal.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEGcQOpNppG6rywSVr9Wy7-njDFrieWYcJWs00e4-tCtNFTOQDtzi08lsy0T9W31vahVlLMAVatQzR0ulx24KtPwHqC-qDdnPdG1ZRg1ejEzkaxoS0VsMJ_ZYRzM44eIG0JKMcQUXwgEQQ/s1600/CKEBeAwVAAADOW4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEGcQOpNppG6rywSVr9Wy7-njDFrieWYcJWs00e4-tCtNFTOQDtzi08lsy0T9W31vahVlLMAVatQzR0ulx24KtPwHqC-qDdnPdG1ZRg1ejEzkaxoS0VsMJ_ZYRzM44eIG0JKMcQUXwgEQQ/s640/CKEBeAwVAAADOW4.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<br />
<br />
Hari pertama kedatangannya , saat memperkenalkan diri , ia tampak tidak banyak bicara, hanya saya melihat bahwa matanya sering melirik dan memperhatikan celana saya terutama pada bagian kemaluan. Saya berpikir, ” akh, nakal juga nih… “. Ternyata Atun ini baru menikah dua bulan lalu dan karena desakan kebutuhan ekonomi saat ini sedang terpisah dari sang suami yang bekerja menjadi TKI di Timur Tengah.<br />
<br />
Setelah beberapa hari bekerja pada kami, ternyata Atun cukup rajin dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Memasuki minggu kedua, saya mendapat gilirin kerja shift dari kantor, yaitu shift ke 2, sehingga saya harus mulai bekerja mulai dari jam 15:00 sampai dengan jam 23:00. Jadi bila pulang telah larut malam, biasanya isteri saya sudah tidur dan bila ia tidur, ia mempunyai kebiasaan tidur yang sangat lelap dan sangat susah sekali untuk dibangunkan ; dan bila saya terbangun pada pagi hari, isteri sudah berangkat kerja, sehingga biasanya kami hanya berhubungan melalui telephone saja atau ia menuliskan pesan dan menempelkannya di kulkas.<br />
<br />
Suatu malam sepulang kerja, Atun seperti biasa membuka pintu dan setelah itu ia biasanya menyiapkan air panas untuk saya mandi. Sedang saya asyik mandi dan menggosok-gosok tubuh saya, saya mendengar suatu bunyi halus dibalik pintu kamar mandi, sambil berpura-pura tidak tahu saya tiba-tiba menunduk dan mencoba melihat dari celah yang ada dibawah pintu tersebut.<br />
<br />
” hah….” , saya kaget juga, karena disitu terlihat sepasang kaki yang dalam posisi sedang men-jinjit menempel dipintu kamar mandi. Wah, ternyata saya sedang diintip , oleh siapa lagi kalau bukan Atun. Saya tetap pura-pura tidak tahu saja dan mulai memasang aksi ; saya mulai menggosok-gosokan sabun kebagian ****** saya, meremas-remas sehingga ****** saya pun mulai bangun dan menjadi keras, sambil terus meng-kocok-kocok ****** saya, saya juga berusaha untuk berkonsentrasi mendengar suara dibelakang pintu itu. Dari situ terdengar desahan halus yang sedikit lebih keras dari tarikan nafas.<br />
“Naah…lo….rasain ” , kata saya dalam hati. Selesai mandi, saya langsung saja keluar dengan memakai handuk yang dililitkan kebadan bagian bawah saya, ****** saya masih dalam posisi menegang keras, jadi terlihat menonjol dari balik handuk. Saya tetap berpura-pura tidak tahu apa-apa dan berjalan kearah belakang untuk menaruh pakaian kotor.<br />
“pep…..pak….. bapak mau emm.. makan”, sapa Atun ,<br />
“oh… enggak Tun, sudah makan… tolong bikinkan kopi saja”, jawab saya sambil saya perhatikan wajahnya. Ternyata wajah Atun terlihat pucat dengan tangan yang agak gemetaran.<br />
“eeh…kamu kenapa Tun,…..sakit yaa ?”, tanya saya<br />
“ah , tidak pak….. saya cuma sedikit pusing aja”, jawab Atun<br />
“Iyaa…Tun….saya juga sedikit pusing… apa kamu bisa mijitin kepala saya”<br />
“beb…bis…bisa pak”, jawab Atun tergagap, sembari matanya terus menerus melirik kearah ****** saya yang menyembul. Sayapun masuk kekamar dan mengganti handuk dengan sarung tanpa memakai celana dalam lagi, dan tidak lupa memeriksa isteri saya; setelah saya perhatikan ternyata isteri saya tetap tertidur dengan pulas sekali. Sayapun duduk disofa didepan televisi sambil menunggu Atun membawa kopi, yang kemudian ditaruhnya dimeja didepan saya.<br />
“Tun….tolong nyalakan tv-nya”<br />
Atun berjalan kearah televisi untuk menyalakan , saat televisi telah menyala saya bisa melihat bayangan tubuh Atun dari balik dasternya. “wah….boleh juga”, terasa denyutan di ****** saya, nafsu saya mulai memuncak.<br />
“Tun…. tolong kecilkan sedikit suaranya”, kata saya, Saat ia mengecilkan suara televisi itu, Atun sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali , Atun ternyata tidak memakai BH dan puting teteknya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta diputar.<br />
“lagi sedikit Tun….” kata saya mencari alasan untuk dapat melihat lebih jelas. Aduh , denyutan di ****** saya pun makin keras saja.<br />
“Ayo ..Tun..pijitin kepala saya” kata saya sambil bersandar pada sofa. Dengan agak ragu, Atun mulai memegang kepala saya dan mulai memijat-mijat kepala saya dengan lembut.<br />
“nah..gitu….baru enak, kata saya lagi, “tapi film-nya kok jelek banget yaa…”<br />
“iya..pak…film-nya film tua..” katanya.<br />
“kamu mau lihat film baru”, kata saya sambil langsung berdiri dan menuju kearah lemari televisi untuk mengambil sebuah laser disk dan langsung saja memasangnya, film itu dibintangi oleh Kay Parker, sebuah film jenis hardcore yang sungguh hot. Atun kembali memijat kepala saya sambil menanti adegan film tersebut.<br />
<br />
Saat adegan pertama dimana Kay Parker mulai melakukan french kiss dan meraba ****** lawan mainnya , tangan Atun mengejang dikepala saya, terdengar ia menarik nafas panjang dan pijatan tangannya bertambah keras. Saya mengangkat kepala dan melihat keatas kearah Atun; terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji matanya kelihatan seperti tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi melihat adegan demi adegan yang diperankan oleh Kay Parker. Sekitar seperempat jam kemudian, terasa pijatan dikepala saya berkurang, karena hanya satu tangannya saja yang dipakai untuk memijat sedangkan setelah saya tengok kebelakang ternyata tangannya yang satu lagi terjepit diantara selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok. Desahan nafasnya menjadi keras buru memburu. Atun terlihat bagai orang sedang mengalami trance dan tidak sadar akan perbuatannya.<br />
<br />
Saya langsung saja berdiri dan menuju kebelakangnya; sarung saya jatuhkan kelantai dan dalam keadaan telanjang saya tekan ****** saya ke arah belahan pantatnya sedangkan mulut saya mulai menjalar ke leher Atun, menjilat-jilat sambil menggigit pelahan-lahan. Kedua tangan saya bergerak kearah teteknya yang menantang dan meremas-remas sambil sesekali memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang. Atun tetap seperti orang yang tidak sadar, matanya hanya terpaku kelayar kaca melihat bagaimana Kay Parker menjepit pinggang lawan mainnya sambil mengayunkan pinggulnya ke kanan kekiri. Dengan cepat saya membuka dasternya sampai terlepas; Atun diam saja juga saat saya memelorotkan celana dalamnya. Sambil tetap memeluknya dari belakang, saya menggeser kakinya agar selangkangannya lebih terbuka sehingga saya bisa mengarahkan ****** saya ke lubang memeknya. Saat kepala ****** saya mulai memasuki memeknya yang sudah basah, Atun sedikit tersentak, tapi saya terus menyodok kedalam sehingga ****** saya terbenam seluruhnya.<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/register.php">“aaaaaaaakh…..pak” , desah Atun lirih, “ennnaaaak….paaaaak”</a><br />
Saya tetap menekan dan kemudian mulai menarik ****** saya. Waah…. memek Atun bagaikan menjepit ****** saya dan seperti tidak mau melepaskan ****** saya. Memek Atun ternyata sempit sekali dan ****** saya terasa bagaikan dihisap-hisap dan diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang sungguh nikmat sekali. Saya menarik dan menekan dengan kuat secara berulang-ulang sehingga biji saya terdengar beradu dengan pantat Atun yang mulus, plak….plak….plak….. saya tetap memeluknya dari belakang dengan tangan kiri yang tetap berada di tetek sedangkan jari tangan kanan saya berada di dalam mulut Atun.<br />
<br />
Mulut Atun menghisap-hisap jari saya bagaikan anak bayi yang telah kelaparan mendapatkan susu ibunya , matanya terpejam bagai orang sedang bermimpi. Badannya separuh , dari pinggang keatas condong kedepan, membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan pinggangnya berusaha untuk mengimbangi gerakan maju mundur yang saya lakukan. Bila saya menekan ****** saya untuk membenamkannya lebih dalam kelubang memeknya, Atun segera mendorong pantatnya kebelakang untuk menyambut gerakan saya dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bergantian. Aah ….. Atun, ternyata luar biasa enaknya memek kamu. Saya benar-benar menikmati tubuh dan memek Atun. Kami melakukan gerakan-gerakan seperti ini selama beberapa waktu, sampai suatu saat badan Atun mengejang , kedua kaki nya juga mengejang serta terangkat kebelakang . Memeknya meremas dan menghisap-hisap ****** saya dengan keras dan berusaha untuk menelan ****** saya seluruhnya.<br />
<br />
“aaaaaaaaaaaaahhhhh …..” desah Atun panjang Akhirnya saya juga tidak tahan lagi, saya peluk badannya dan saya tekan ****** saya kuat-kuat kedalam memek Atun. Saya pun melepaskan cairan mani saya kedalam lubang memek Atun yang begitu hangat dan menghisap.<br />
“hhhhheeeeeeeeeh” creeet…….creettt…..creet tttt Kami berdua langsung lunglai dan tertekuk kearah sandaran sofa dengan posisi ****** saya masih ada di dalam jepitan memek Atun. Setelah kami recover, saya buru-buru memungut sarung, mematikan televisi dan berdua berjalan kearah belakang ; Atun langsung berbelok kekamarnya, tapi sebelumnya ia berkata halus, ” terima kasih yaa… pak” dan sambil tersenyum nakal ia meremas ****** saya. Saya langsung mandi lagi untuk membersihkan keringat yang mengalir begitu banyak, setelah itu ke kekamar berbaring sambil memeluk isteri saya dan tertidur lelap dengan puas. Dipagi hari saya tersentak bangun karena merasakan sepasang tangan yang mengelus-elus ****** saya, secara refleks saya melihat jam dinding dan melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.<br />
” looo ..” , pikir saya ” kok isteri saya tidak bekerja hari ini”<br />
Langsung saya mengangkat kepala melihat kebawah; lho…. ternyata bukan isteri saya yang sedang mengelus-elus ****** saya tetapi Atun yang sedang menunduk untuk mencium ****** saya, yang sudah keras dan tegang.<br />
“Tun….. ayo naik kesini”, kata saya kepadanya, sambil bangun terduduk saya menarik badannya dan mulai membuka dasternya, ternyata Atun sudah tidak memakai apa-apa dibalik dasternya. Langsung saya balikkan badannya dan mulai mencium memeknya yang wangi, sedangkan Atun langsung juga mengulum ****** saya dimulutnya yang kecil; waah Atun langsung cepat belajar dari tontonan film tadi malam rupanya.<br />
<br />
Saya mulai menjilat-jilat memeknya dan sesekali mengulum serta mempermainkan klentitnya dengan lidah saya, Atun tergelinjang dengan keras dan terdengar desahannya, “hheeeh….heeeehhh” Dari lubang memeknya mengalir cairan hangat dan langsung saja saya jilat ….. mmmh…enaknya… Setelah itu saya tarik Atun untuk jongkok di atas badan saya, sedangkan saya tetap terlentang dan Atun mulai menurunkan badannya dengan lubang memeknya yang sempit itu tepat kearah batang ****** saya yang sudah sangat tegang sekali.<br />
<br />
“hhhheeehhhh”….cleeeep, batang ****** saya masuk langsung kedalam lubang memeknya dan terbenam sampai keujung biji saya, “oooohh enak bener Tun….memek kamu” kata saya, Atun sudah tidak menjawab lagi, dia menaikkan pantatnya dan kemudian dengan cepat menurunkannya dan memutar-mutar pinggulnya dengan cepat sekali berkali-kali, sambil terpejam dia mendesah-desah panjang terus menerus karena keenakkan….. Batang ****** saya terasa mau putus karena enaknya memek Atun, benar-benar nikmat sekali permainan dipagi hari ini; Sesekali saya duduk untuk memeluknya dan terus meremas-remas teteknya yang keras. “ooooh …. Atun….ennaaaak” Atun kemudian berhenti sebentar dan memutarkan badannya sehingga pantatnya menghadap wajah saya, sambil terus menaik-turunkan pantatnya, memeknya tetap menjepit batang ****** saya dengan jepitan yang keras dan berdenyut-denyut…..Akh , akhirnya saya tidak tahan lagi, sambil memeluk pinggangnya saya berusaha menekan batang ****** saya sedalam-dalamnya dilubang memek Atun , badan Atun pun mengejang dan bersama-sama kita mencapai orgasme. Pagi hari itu saya dan Atun bermain sampai jam 13:00 siang, berkali-kali dan berbagai-bagai gaya dengan tidak bosan-bosannya.<br />
<br />
Sejak pagi itu, saya selalu dibangunkan oleh isapan lembut dari mulut mungil Atun, kecuali bila hari libur dimana isteri saya berada di rumah.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></b></span></div>
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></b></span><br />
<br />
<br />
<br />Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-82475329626625543262018-04-18T15:39:00.001+07:002018-04-18T15:39:29.445+07:00CERITA SEX - NGENTOT SAMA MAMAH TIRIKU<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><u>NGENTOT SAMA MAMAH TIRIKU</u></span></h2>
<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.org/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Nama ku Nando, Hari Minggu ini sebenarnya aku sedikit malas dgn permintaan ayahku agar aku mengantar Bu Titis (ibu tiriku), Ia adalah istri ke3 ayahku. Karena Bu Titis orangnya sangat judes, galak, pelit dan sombong, aku sangatsangat membencinya. Ia sebenarnya cantik dan seksi namun apa kata aku tak menyukainya karena dialah penyebab terjadinya perceraian antara ibu dan ayah kandungku.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1iOYUD_s6SCeluxT_e5fFVQ9ezCAmgkSyx0-efCfAqsm1lkLUpCC-lvqmdRQ55A2ZcIJPJ_lX2Jm3q4IjwmpIzrID-N3p-2s0Ycy1olpebw2cgzmOiPqF4pYjMNDMHXdWA4dDX2HiQq1K/s1600/Foto-Hot-Jelly-Jelo-Gadis-Model-Mojang-Bandung-Cantik-Seksi-Sange-Toge.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="589" data-original-width="408" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1iOYUD_s6SCeluxT_e5fFVQ9ezCAmgkSyx0-efCfAqsm1lkLUpCC-lvqmdRQ55A2ZcIJPJ_lX2Jm3q4IjwmpIzrID-N3p-2s0Ycy1olpebw2cgzmOiPqF4pYjMNDMHXdWA4dDX2HiQq1K/s640/Foto-Hot-Jelly-Jelo-Gadis-Model-Mojang-Bandung-Cantik-Seksi-Sange-Toge.jpg" width="442" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<br />
<br />
Bu Titis, Sebenarnya lebih tepat menjadi kakak ku, karena umurnya hanya tiga tahun lebih tua dari aku yg kini berumur 23 Tahun dan dia tdk begitu akrab dgn aku hanya saja aku menyaygi ayahku, aku menerima dia di rumah ayahku sebagai istri ke 3 ayahku. Sebenarnya rumahnya tdk terlalu jauh dari tempat tinggal kami. Setelah mengantarnya sampai dirumah Bu Titis, ternyata di rumah bu Titis yg lama tampak sepi, aku nyelonong aja masuk dan duduk di ruang tamu yg berdekatan dgn kamar ibu tiriku itu.<br />
<br />
Sekitar setengah jam aku menunggu, Bu Titis keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya, dia hanya berbalut handuk yg dililitkan ditubuhnya. Sehingga aku sekilas dapat melihat paha mulus Ibu Tiriku yg aduhai itu. Keadaan itu membuatku berniat menyetubuhinya. Sebagai pria normal dan sdh biasa bersetubuh dgn wanita, nafsu birahi ku bergejolak disuguhi pemandangan seperti itu. Tanpa berpikir panjang, perlahan aku mengikuti langkah ibu tiriku masuk ke kamar.<br />
<br />
Bu Titis yg sedang berdiri sambil melepaskan handuk yg melilit ditubuhnya sama sekali tak menygka kehadiranku yg ikut masuk ke kamarnya. Bu Titis sangat terkejut saat aku mulai mendekap dgn kuat tubuhnya sambil menciumi lehernya dari belakang. Bu Titis berteriak keras, tetapi dgn cekatan tangan ku yg kuat membungkam mulutnya.<br />
<br />
Aku mendorong tubuhnya keranjang hingga terjatuh dan terlentang lalu menindihnya. Bu Titis mencoba memberontak tp siasia, aku terlalu kuat baginya. Dgn mudah aku meringkusnya. Aku menyumpal mulutnya dgn tanganku utk beberapa saat. Aku menelikung kedua tangannya kebelakang dan menahan dgn kuat kedua kaki nya. Memaksanya agar lebih menikmati permainan yg baru akan di mulai.<br />
<br />
Bu Titis mulai putus asa dan memohan agar tdk dipaksa melayani nafsuku. Aku tahu kalau dia sdh kehabisan tenaga, dgn santai aku mulai menciumi dan menjilat toketnya nya, secara bergantian. Bentuk tubuhnya berbeda dgn cewekcewek yg pernah ku tiduri. Lebih sintal dgn ukuran dada yg pas di genggaman tanganku.<br />
<br />
Lumayan lama aku menjilati toket ibu tiriku itu, dan kini wajah ku merangkaki perutnya dgn mulut yg terus menjilati bagian tubuhnya. Tanganku merabaraba selangkangan dan mencucukcucuk lubang memeknya yg menggunduk dan tampak montok. Sesaat kemudian aku memindahkan jilatanku keselangkangannya.<br />
<br />
Ooooohhhhh Jangan Do, Tolong hentikan pintanya<br />
<br />
Aku tdk memperdulikanya ocehan si berengsek itu, Kedua tangannya ku buka lebarlebar dan kembali ku hisap toketnya dan ku gigit gigit putingnya.<br />
<br />
Jangan Nando, Ampun.. tolong hentikan.. Pintanya sambil menangis<br />
<br />
Desahan dan permohonan kembali terjadi ketika ku lumat seluruh toketnya sebelah kanan dan ku masukan hingga hampir seluruh mulutku. Ia mulai kehabisan akal utk melarangku dan kini dia hanya bisa pasrah dan menangis.<br />
<br />
Nikmat bukan..? Tanya ku Nakal sambil tersenyum<br />
<br />
Bu Titis hanya terdiam dan menangis, ia kini mulai terangsang dan mendesisdesis, saat lidah ku menyapu setiap puting toketnya dan turun ke selangkangannya. Setiap jilatanku begitu dahsyat melebihi ayahku. Kini lidahku ku arahkan ke bibir memeknya dan ku gigit tonjolan klitorisnya.<br />
<br />
Ugggghhhhhh, Sakit Nando.. desahan bu Titis dgn lantang<br />
<br />
Tak ku hentikan sampai disitu, ku sedot klitorisnya perlahanlahan sambil memainkan lidahku ke bibir memeknya. Tampak sekilas wajah bu Titis menikmati alur permainanku yg semakin lama semakin hot. Ku hentikan sejenak permainanku dan ku beranjak meninggalkan kamarnya. Aku segera ke dapur mencari air utk mengkonsumsi obat kuat yg telah ku beli jauhjauh hari di toko online.<br />
<br />
Setelah menelan obat kuat, aku kembali ke kamar. Ternyata kamar bu Titis telah di kunci dari dlm, Dgn marah ku gedorgedor pintunya. Tanpa memberikan waktu utknya berfikir meloloskan diri dariku, segera ku dobrak dgn seluruh tenaga. Tak beberapa lama kemudian pintu pun terbuka.<br />
<br />
Aku sempat gugup ketika melihat bu Titis sedang memegang hp nya dan mencari beberapa nomer yg akan di hubungi, ku dekatinya dgn perlahan sambil menanggalkan pakaianku. Aku tersenyum padana, tampak mukanya semakin ketakutan melihat k0ntolku yg sdh mengeras. Tanpa ku suruh, ia pun mulai melepaskan genggaman HPnya dan mulai mundur ke dinding.<br />
<br />
Kenapa sayang..? Mau lapor papa..?? Silahkan kataku sambil mendekatinya.<br />
<br />
Dia hanya menggelengkan kepalanya, Aku segera mendekatnya dan langsung memeluknya sambil menciumi bibirnya. Ia menolak ciuman ku namun ku pegang erat pipinya dan mencekiknya.<br />
<br />
Jangan sakitin aku Do.. Pintanya dgn nafas tersenggalsenggal<br />
<br />
Aku mulai mengurangi cekikanku dan ku ciumi lagi bibirnya. Ciuman ku berikut ini di terima dgn pasrah sambil tetap berdiri. Ciumanku kulai turun ke lehernya, toketnya dan kini sampai di memeknya. Ku angkat kaki kirinya ke atas tempat tidur dan ia hanya mengikuti gaya yg ku inginkan. Memeknya tampak terbuka dan tanpa panjang lebar ku sodorkan lidahku ke liang memeknya.<br />
<br />
Oooohhhhhhh..!! Desahannya dgn mata sedikit terpejam dan memegang kepalaku.<br />
<br />
Ku sedot dan ku jilati seluruh bagian memeknya yg merah merekah dan berbulu tipis itu. Perlahan Bu Titis merasakan lubang memeknya mulai basah dgn air kenimatanya. Aku yg tahu kalau Bu Titis sdh terangsang, semakin bersemangat menjilati dan menyedotnyedot klitorisnya.<br />
<br />
Nafas Bu Titis ngosngosan menahan nafsu birahinya. Aku sangat lihai merangsang Bu Titis. Membuat suasana menjadi berbalik. Kini Bu Titis sdh tak sabar lagi menunggu ku utk segera meneroboskan k0ntolku ke liang memeknya.<br />
<br />
Beberapa saat kemudian aku menyudahi jilatanku pada memeknya. Aku mulai merebahkannya di kasur dgn kakinya yg masih menyentuh lantai. Tampaknya Bu Titis sdh tak sabar lagi meraih dan mengocokngocok k0ntol ku, kemudian Bu Titis mengarahkan k0ntol ku ke lubang memeknya.<br />
<br />
Eiiittttzzzzzz jangan terburuburu sayang pintaku sambil mulai mendekatkan k0ntolku ke mulutnya.<br />
<br />
Ku sodorkan k0ntolku dan ia mulai mengulumnya perlahanlahan. Ku sentakkan k0ntolku hingga ke tenggorokannya dan tampak bu Titis kehabisan nafas. Aku tak menghiraukannya, ku tekan dlmdlm k0ntolku dan kutahan.<br />
<br />
mmmmppphhhhh Terdengar suaraisan keluar dari mulutnya.<br />
<br />
Aku semakin bersemangat utk mengulanginya lagi. Ku ulang beberapa kali gaya tersebut dan OOOOHHHHHHH.. seMburan spermaku tepat masuk ke tenggorokannya. Ia berusaha melepaskan k0ntolku dari mulutnya namun semua itu siasia, aku semakin menekannya dlmdlm dan tiga kali semburan membuatnya harus menelan spermaku nikmat itu.<br />
<br />
Ku lepaskan perlahanlahan k0ntolku dari mulutnya dan kini ku dekatkan k0ntolku ke bagian belahan dadanya dan ku goyangkan maju mundur. K0ntolku masih menegang akibat obat kuat yg ku konsumsi. Ku remas kedua buah dadanya yg masih ranum itu dan kutempelkan kuatkuat ke k0ntolku seraya mengoyangkan k0ntolku maju dan mundur.<br />
<br />
Cukup Nando, Jangan kasar dong. Please Pintanya sambil menahan perih di bagian toketnya.<br />
<br />
Aku berhenti sejenak dan mengulanginya lagi. Setelah puas memainkan Tits Job tersebut, aku mulai mengarahkan k0ntolku ke memeknya yg sedari tadi basah. Ku tekan kepala k0ntolku perlahanlahan sampai bagian kepala k0ntolku mulai terbenam sebagian dan CLUPPPZZZ, kutekan kuatkuat hingga seluruh k0ntolku masuk kelubang memeknya..<br />
<br />
OOOHHHHHHH!!!! Rintihan ibu tiriku seraya memegang kedua pergelangan tanganku.<br />
<br />
Sejenak ku biarkan k0ntolku terbenam sambil kuarahkan bibirku ke bagian lehernya dan menjilati lekuk lehernya yg berkeringa itu. Hampir 30 detik kudiamkan k0ntolku di lubangnya dan kini mulai kusentak dan ku pompa memeknya dgn irama yg semakin tinggi. Kedua tangan bu Titis memegang dan menjambak perlahanlahan rambutku. Lidahnya mulai nakal menelusuri leherku seperti tak mau kalah dgn permainanku.<br />
<br />
Desis dan desahannya semakin menjadijadi. Aku pun terus mencium lehernya dan sesekali mengarahkan lidahku ke arah telinganya dgn desahandesahan yg membuatnya semakin merinding dan bertambah nafsu. Genjotan k0ntolku masih semakin menjadijadi. Tak ku beri dia kesempatan utk beristirahat, kini tanganku mengarah ke bukit kembarnya seraya meremasnya dgn begitu nafsu.<br />
<br />
Oooohhhhh.. Pelan Nando, Aaaahhhhhhh, aaahhhhhh, pelan dong desahnya dgn nada terengahengah sambil memejamkan mata.<br />
<br />
Hampir 1 jam bermain dgn gaya ini dan kini ku mulai hampir mencapai orgasme. Sodokanku mulai kupercepat dan tangan bu Titis mulai memelukku dgn erat. Tak habis akal utk mempermainkannya, kali ini ku gigit bagian Kuping tepat di lubang antingnya.<br />
<br />
Oooohhhhhhh Desisnya<br />
<br />
Ku arahkan lidahku keleher dan kugigit lagi lehernya, kali ini dgn sedikit bejat dan kuat. Sodokanku masih sekuat tadi, dan bu Titis hanya bisa mendesah dan terus mendesah. Saat tubuhku mulai menegang, ia pun berusaha melepaskan k0ntolku dari memeknya tp ku tak beri dia kesempatan utk melakukan itu dan<br />
<br />
CROOOOOOTTTTTTTTCROOOOOOTTTTCROOOOOTTTT..<br />
<br />
Tumpahan spermaku di liang memeknya membuatnya melototin aku tanda tak terima dgn perilakuku. Aku benamkan k0ntolku utk beberapa saat dan ku genjot lagi, kali ini dgn irama yg membuatnya kalang kabut nikmat bukan kepalang. 5 Menit ku genjot dan AHHHHHHHHHH..UUUFFFFTTT!! Desahan mautnya pun keluar dari mulut seksinya tanda dia telah mencapai surga dunia orgasmenya.<br />
<br />
Segera ku tarik keluar k0ntolku dan menunggu cairan spermaku menetes keluar dari lubang memeknya dan mulai ku oleskan cairan sperma yg menetes ke k0ntolku. Aku melihat ia mulai lemas tak berdaya. Ku pegang rambutnya da kutarik kepalanya mengarah kek0ntolku dan ku paksa dia mengoral k0ntolku. Ia tak bisa menolak keinginanku, dgn tubuh lemas ia melakukan oral dgn baik dan masih penuh nafsu. Ia tak menygka ketika ia ku suruh berbalik membelakangiku dan Kusentakan k0ntolku tepat keliang anusnya<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/register.php">Oooohhhhhh.. Jangan disitu Nando, Sakit!! Jeritnya sambil melirik ke belakang menatap ku.</a><br />
<br />
Dgn nafsunya ku tekan kuatkuat ke lubang anusnya dan memompanya. Sempit banget anus ibu tiriku ini. Ia gak bisa menolaknya dan hanya menerima ujaman k0ntolku di lubang anusnya. Ia merasa sakit yg sangat namun hanya bisa memohon dan menangis. 10 menit melakukan anal seks yg dahsyat denganya dan akhirnya<br />
<br />
CREEETTTT..CREETTTTT Spermaku mulai keluar tak terelakkan masuk ke anusnya. Ku diamkan beberapa saat dan kulepas k0ntolku dari lubang anusnya.<br />
<br />
Ku balikan badannya dan kususruh dia mengoral lagi k0ntolku utk yg terakhir. Setelah selesai mengulum k0ntolku, aku menuju kamar mandi. Dia hanya menangis terseduh2 dan ku ancam kalau sampai bokap ku tau apa yg kulakukan denganya, maka aku tak segansegan membunuhnya.<br />
<br />
Kejadian ini sering terulang kembali saat rumahku sepi dan lenggang. Aku melakukannya selalu dgn memaksanya melakukan halhal yg belum diketahui dan dgn cara dipaksa. Ia sekarang malah senang dgn perlakuanku itu dan sering memintaku untuk menyiksanya sebelum di ngentot.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></b></span></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-46725355073328134962018-04-18T14:40:00.003+07:002018-04-18T14:40:47.542+07:00CERITA SEX - BERCINTA SAMA MBAK DEWI<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><u>BERCINTA SAMA MBAK DEWI</u></span></h2>
<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.org/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Sebutlah nama saya Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil saya Andy saja.<br />
Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20 tahun). Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh Mbak Dewi (salah seorang karyawati XX di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama kurang lebih 2 tahun). Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang Mbak Dewi berikan dan ajarkan kepada saya.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfPYEdqWXjIr9P37H1p843ATALZln8Gtf9QBlZQaw0y7YxcA0QcwLF0omB64Y4gQNNpkxcVnCM90gobm6gWPrRNubLgB_xDeI9UZYQEsSt4pNxY1RyzKSDzE6K1GThTw5kxuxyJ03WkLo1/s1600/The-Legend-Of-Bibie-Julius.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="693" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfPYEdqWXjIr9P37H1p843ATALZln8Gtf9QBlZQaw0y7YxcA0QcwLF0omB64Y4gQNNpkxcVnCM90gobm6gWPrRNubLgB_xDeI9UZYQEsSt4pNxY1RyzKSDzE6K1GThTw5kxuxyJ03WkLo1/s640/The-Legend-Of-Bibie-Julius.jpg" width="492" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<br />
<br />
Hubungan saya dengan Mbak Dewi bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu Mbak Dewi selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa Mbak Dewi justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan. Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya.<br />
<br />
Bagi saya sendiripun Mbak Dewi adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih. Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan.<br />
<br />
Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya Mbak Dewi langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja.<br />
<br />
Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Dewi melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tak meragukan kesetiaannya.<br />
<br />
Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali Mbak Dewi melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut.<br />
<br />
Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka Mbak Dewi tega menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat menyayangi Mbak Dewi sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan. Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut. Mbak Dewi setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku.<br />
<br />
Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, Mbak Dewi ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam.<br />
<br />
Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini Mbak Dewi sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku.<br />
<br />
Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka. Di kampus pun Mbak Dewi seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa.<br />
<br />
Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama Mbak Dewi seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti. Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan.<br />
<br />
Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal Mbak Dewi. Setelah itu paling sering justru Mbak Dewi sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex.<br />
<br />
Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan. Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu saya merasa hanya Mbak Dewi saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya Mbak Dewi sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.<br />
<br />
Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Dewi sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak Mbak Dewi seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya.<br />
<br />
Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila Mbak Dewi sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya Mbak Dewi sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Dewi selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas.<br />
<br />
Dengan manja Mbak Dewi mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah. “Mmm ..cupp .. kau hebat sekali Andy .. mm ..sebentar sayang .. aku ke kamar mandi dulu yaa .. cupp ..”, bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya. “Oooh .. kau luar biasa sekali Dewi .. benar-benar membuatku terangsang ..”, ujarku takjub. “O yaa .. mm ..sabar sayang .. tunggu saja giliranmu ..mm ..cupp .. aku juga menginginkan semburanmu Andy ..hh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu sayang ..mm ..”, bisiknya genit. Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya Mbak Dewi hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur.<br />
<br />
Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit Mbak Dewi sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku. Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya terlalu cepat.<br />
<br />
Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .. kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya. Mbak Dewi sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan .. Pyuurr .. untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur. “Fuuhh .. kau keluar lagi Dewi .. nikmat ya sayang ..”. “Aaahh ..Andy ..nngghh ..uuwwhh ..oohh ..”, pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang.. Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina Mbak Dewi yang mulai menutup rapat lagi.<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/register.php">“Aaww ..uuhh .. Andy ..”, rintihnya nikmat sambil memelukku lagi.</a> Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan. Mbak Dewi hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti. ” Su ..sudah Andy .. a ..aku lemas sekali .. aku bisa keluar lagi ..oohh .. ja ..jangan .. jangan sekarang Andy .. ooww .. ooww ..uuhh .. yaahh .. “, rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar.<br />
<br />
Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya. Dan .. pyuur .. cairan orgasme Mbak Dewi langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair. “Wooww .. kau luar biasa sekali Dewi .. mm .. kau cepat sekali keluar sayang ..”, ujarku takjub. “Nngg ..hh ..su ..sudah Andy .. aku lemas sekali .. oohh .. ayo dong Andy sekarang giliranmu .. beri aku semburanmu sayang ..”, rintihnya lemas. “Mmm .. sebentar lagi sayang .. kau menggairahkan sekali Dewi .. hh ..aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ..”, ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya. “Nngghh .. ja ..jangan Andy ..a..aaku lemas sekali ..aaww ..”, rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya. ” Ooohh Dewi .. ahh .. nikmat sekali sayang ..”, erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat. ” A.. ahh ..Andy .. a..aku bisa pingsan sayang .. nngghh .. ja ..jangan teruskan Andy ..aaww .. oohh .. duh gusti .. uuhh .. ooww .. ooww yaahh ..”, pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya. “Wooww .. Dewii .. kau luar biasa sekali sayang .. mm .. oohh .. vaginamu mudah sekali terangsang sayang..”, ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan.<br />
<br />
Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar. ” Aahh .. A..andy .. su ..sudah ..sudah sayang .. aku sudah lemas sekali ..”, rintihnya semakin lemah. Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas. Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat. “Andy .. kenapa kau belum juga keluar sayang .. oohh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang .. a ..aku sudah lemas sekali Andy ..”, bisiknya masih kelelahan. “Fuuhh .. nanti saja sayang .. kita istirahat dulu ..”, ujarku penuh kasih sayang. Aku jadi tak tega melihatnya. “Andy .. jangan begitu sayang .. lakukanlah .. aku juga ingin melihatmu puas ..ayo dong sayang .. jangan bersikap begitu ..”, bisiknya mesra. “Tapi kau masih letih Dewi .. kau bisa keluar lagi nanti ..”, ujarku khawatir. “Hehh .. lakukanlah Andy .. aku tak peduli sayang .. atau ..atau aku akan meng-onani alat vitalmu ..”, ujarnya nakal. “Wooww ..kau nakal sekali Dewi .. tadi kau minta berhenti .. mm ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mm cupp ..ok .. kau ingin melihatku puas juga sayang ..”, bisikku penuh gairah. Mbak Dewi tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra. “He-eh .. Andy .. kau tahu aku sangat menyukainya sayang .. semburan hangatmu yang mm ..”, bisiknya lembut penuh gairah.<br />
<br />
Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya. Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda Mbak Dewi akan segera orgasme kembali. “Andy ..ooh ..Andy ..duh gusti .. aku mau keluar lagi .. ooh .. oohh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a..a ..aku.. ooww ..oww ..uuww ..”, pekiknya kuat menahan rasa nikmat. ” Keluarkanlah Dewi .. yaahh .. aku ingin merasakan semburanmu ..sshh ..” “A..andy .. sekaraang ..sekarang .. aakkhh .. oowwhgk “, teriaknya tertahan. Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan .. Pyuurr .. Kembali Mbak Dewi memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmm .. tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar.<br />
<br />
Kali ini Mbak Dewi benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan. “Mmm .. aku menyukai rasanya sayang .. aah .. kau menikmatinya Dewiku sayang ..”, ujarku puas melihatnya tak berdaya. “A..andy .. a..a..aku su..sudah tak kuat lagi sayang .. oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ..”, rintihnya lemas. ” Aku tahu sayang .. sekarang tidurlah .. kau kelihatan capek sekali ..”, ujarku mesra. “Ka ..kau bagaimana sa..sayang ..”, bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan. ” Sudahlah Dewi .. tidak apa-apa ..tidurlah ..”, kataku pelan.<br />
<br />
Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian. ” Oohh ..Andy ..aku akan memuasimu setelah ini sayang .. mmhh ..hh ..hh..”, rintihnya perlahan sambil mengatur napas. ” Sudahlah Dewi .. tidurlah dulu .. nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ..Ok ..!”, bisikku penuh kasih sayang. Dewi mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></b></span></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-3510896060584999212018-04-16T16:35:00.003+07:002018-04-16T16:35:30.344+07:00CERITA SEX - NIKMATNYA NGENTOT SAMA TUKANG NASI UDUK<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><u>NIKMATNYA NGENTOT SAMA TUKANG NASI UDUK</u></span></h2>
<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.org/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Sebelumnya aku perkenalkan diri, namaku Asep (samaran), 21 tahun, tinggi 171 cm, berat yang ideal. Aku tergolong cowok yang cakep dan banyak sekali yang naksir aku, tapi yah.. gimana ya! aku punya penis yang cukup besar untuk bisa bikin cewek klepek-klepek dan tidak tahan untuk beberapa kali orgasme.<br />
<br />
<br />
Kepala batang kemaluan yang besar dan ditumbuhi rambut yang cukup rapi, rata dan tidak gondrong karena nanti bisa mengganggu cewek untuk “karaoke”. Aku mempunyai daya sex yang tinggi sekali. Aku bisa melakukan onani sampai 3 – 4 kali. Hobiku nonton bokep, sehingga aku cukup mahir dalam gaya-gaya yang bisa buat cewek kelaparan sex. Setelah nonton film bokep aku tidak lupa untuk onani.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGGfn-K_pS9eqt3F2VZUbhJpWwu-O7hdTvsgtzHsoPJrde15epry0TGGx3BvyzbgIdkjIAVI7Pon9nc3LsrjJaZB1eRS5VFvxEZwhQdWWdYzDzKiG4vnugPScouGcVv2LI8w0aWhvkjyZU/s1600/foto-hot-Tante-girang-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="375" data-original-width="500" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGGfn-K_pS9eqt3F2VZUbhJpWwu-O7hdTvsgtzHsoPJrde15epry0TGGx3BvyzbgIdkjIAVI7Pon9nc3LsrjJaZB1eRS5VFvxEZwhQdWWdYzDzKiG4vnugPScouGcVv2LI8w0aWhvkjyZU/s640/foto-hot-Tante-girang-1.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<br />
<br />
cerita panas Kisah ini berawal dari membeli nasi kuning di pagi hari. Seperti biasa tiap pagi perutku tidak bisa diajak kompromi untuk berunding tentang masalah makan, langsung saja setelah merapikan diri (belum mandi nih) langsung mencari makanan untuk mengganjal perut yang “ngomel” ini. Setelah beberapa lama putar-putar dengan motor, aku ketemu dengan seorang cewek yang menjual nasi kuning yang laris sekali. Setelah kuparkir di samping tempat jualannya itu, lalu aku ngantri untuk mendapat giliran nasi kuning. Aku kagum sekali dengan penjual nasi kuning ini.<br />
<br />
<br />
Kuketahui namanya Naning, umurnya kira-kira 25 tahun dan dia memiliki wajah yang natural sekali dan cantik, apalagi dia kelihatan baru mandi kelihatan dari rambut yang belum kering penuh. Dia tingginya 165 cm dan berat yang ideal (langsing dan seksi) dengan rambut yang pendek sebahu. Dia memiliki susu yang cukupan (34), cukup bisa untuk dikulum dan dijilat kok.<br />
<br />
<br />
Waktu itu Naning memakai kaos oblong yang agak longgar dan celana batik komprang. Aku mengambil posisi di sampingnya, tepatnya di tempat pengambilan bungkus nasi kuning yang letaknya agak ke bawah. Dari posisi itu aku dengan leluasa melihat bentuk susu Naning yang dibungkus kaos dan BH, walaupun tidak begitu besar aku suka sekali dengan susunya yang masih tegak dan padat berisi.<br />
<br />
<br />
Sesekali aku membayangkan kalau memegang susu Naning dari belakang dan meremas-remas serta sesekali memelintir-lintir puting susunya dengan erangan nafsu yang binal, wouw, asik tenan dan ee.. penisku kok jadi tegang! Saat Naning mengambil bungkusan nasi kuning di depanku, aku bisa melihat dengan jelas susu Naning yang terbungkus BH, putih, mulus dan tegak, nek! Aku semakin menegakkan posisi berdiriku untuk lebih bisa leluasa melihat susu Naning yang mulus itu. Weoe.. ini baru susu perawan yang kucari, padet dan putih serta masih tegak lagi..<br />
<br />
Ya.. andaikan..! kata hati berharap besar untuk mencoba vagina dan susu untuk dijilati, pasti dia suka dan menggeliat deh. Setelah beberapa menit kemudian, pembeli sudah tidak ada lagi tinggal aku sebagai pembeli yang terakhir. “Mau beli nasi kuning, Mas?” sapanya mengambil bungkus nasi di depanku, aku tidak langsung jawab karena asik sekali melihat susu Naning menggelantung itu.<br />
<br />
“E.. Mas jadi beli nggak sih..” Sapa Naning agak ketus. “Oh.. ya Mbak, 1 saja ya.. sambel tambah deh..” sambil gelagapan kubalas sapaan Naning. Aku yakin tadi si Naning mengetahui tingkah lakuku yang memandangi terus dadanya yang aduhai itu, oleh karena itu aku sengaja tanya-tanya apa saja yang bisa buat dia lupa dengan kejadian yang tadi.<br />
<br />
<br />
Dari hasil pembicaraan itu kami saling mengenal satu sama yang lain walaupun sebatas nama dan sekitarnya. Naning ini anak kedua dari tiga bersaudara, dia tidak kuliah lagi karena tuntutan orangtuanya untuk membantu berjualan nasi kuning saja. Aku berniat untuk membantu Naning untuk beres-beres dagangannya, karena aku tahu bahwa aku adalah pembeli terakhir dan nasi kuning sudah habis terjual.<br />
“E.. boleh nggak kalau Asep bantuin beres-beres barangnya?” rayuku. “Jangan! ngerepotin saja,” sambil malu-malu Naning berkata. “Nggak kok, boleh ya..” rayuku.<br />
<br />
<br />
Sampai beberapa menit aku merayu agar bisa membantu Naning untuk beres-beres dagangannya, akhirnya aku bisa juga. Memang sih, barang-barang untuk jualan nasi kuning tidak begitu banyak, jadi hanya perlu satu kali jalan saja. Aku membawa barang yang berat dan Naning yang ringan. Setelah sesampai di rumahnya. “Mas, diletakkan di atas meja saja, sebentar ya.. aku ke kamar mandi sebentar, kalau mau makan nasi kuningnya ambil sendok di dapur sendiri ya..” kata Naning dengan melanjutkan langkahnya ke kamar mandi.<br />
<br />
<br />
Setelah beberapa menit aku duduk-duduk dan mengamati rumahnya, aku terasa lapar sekali dan berniat untuk mengambil sendok di dapur yang letaknya tidak begitu jauh dari kamar mandi Naning. Sesampainya di dapur, terdengar Naning suara pintu dari kamar mandi, eh ternyata Naning barusan saja masuk ke kamar mandi dan kesempatan ini aku tidak sia-siakan saja. Aku berjalan pelan-pelan ke depan pintu kamar mandi itu dan jongkok di depan lubang pintu kamar mandi sehingga bisa melihat apa yang ada di dalam sana walaupun memang agak sempit sih.<br />
<br />
<br />
Wow.. wow.. aku melihat Naning yang masih berpakaian lengkap dan mulai dia meletakkan handuknya di tempat samping pintu kamar mandi, lalu pelan-pelan dia melepas kaos longgarnya dan terlihatlah susunya yang putih bersih tanpa cacat yang masih terbungkus dengan BH, dan perlahan-lahan dia melepaskan tali pengikat celana batik yang dipakainya dan menurunkan pelan-pelan dan ah.. terlihat pinggul yang oke sekali putih, dan paha dan betis yang ideal tenan dengan memakai CD yang tengah bawahnya menggelembung seperti bakpaw. Itu pasti vaginanya. Ah.. ayo cepetan buka dong, hati yang tidak sabaran ingin tau sekali isi CD itu. Dan akhirnya dia melepaskan ikatan BH dan.. berbandullah susu Naning yang merangsang batang kemaluanku untuk tegang (puting yang coklat kemerahan yang cukup besar untuk dipelintir deh.. ah) dan sialnya, Naning meletakkan BH-nya pas di lubang pintu sehingga pandanganku terhalang dengan BH Naning.<br />
<br />
<br />
Ya.. asem tenan, masak susunya udah ditutup, aku kecewa sekali dan aku kembali duduk di teras sambil makan nasi kuning sambil menutup pintu depan rumah Naning.<br />
Dan beberapa menit kemudian, Naning keluar dari kamar mandi, Ee.. dia pakai handuk yang dililitkan ke badannya. Handuk yang amat-amat mini sekali deh, panjangnya di dekat pangkal paha, oh.. indah sekali. Dia hanya pakai BH dan CD di dalam handuk, karena terlihat di pantatnya yang padat itu terawah CD-nya dan tali BH yang ada di bahunya.<br />
<br />
<br />
“Ee.. Mas Asep kenapa kok bengong?” “Oo.. e.. o.. tidak.. kok ini pedas,” sambil melanjutkan makannya. “Ya.. ambil saja minum di belakang, aku mau ganti dulu,” saut Naning sambil melangkah ke kamarnya yang letaknya di sampingku dan dia menutupnya tidak penuh. 2 menit kemudian, “Mas Asep bisa bantuin Naning ambilin bedak di kamar mandi, nggak?” “Ya.. sebentar!” aku langsung menuju ke kamar mandi dan mengambil bedak yang dia maksudkan. “Ini bedaknya,” aku masih di luar pintu kamar Naning.<br />
<br />
<br />
“Masuk saja Mas tidak dikunci kok,” saut Naning. Setelah aku membuka pintu dan masuk ke kamar Naning, terlihat Naning sedang di depan seperti sambil duduk dan dia tetap pakai handuk yang dia pakai tadi sambil menyisir rambut basahnya itu, sambil mendekat.<br />
“Ini Mbak bedaknya,” sambil menyodorkan bedak ke arah Naning. “E.. bisa minta bantuan nggak!” sambil membalikkan muka ke arahku. “Apa tuh..” “Bantuin aku untuk meratakan bedak di punggungku dong, aku kan tidak bisa meratakan sendiri,” kata Naning menerangkan permintaannya. “Apa? meratakan ke tubuh Mbak, apa tidak..” basa basiku.<br />
Sebelum kata itu berakhir, “Takut ketahuan ortuku ya.. atau orang lain, ortu lagi pergi dan kalau malu ya tutup saja pintu itu,” kata Naning. Aku melangkah ke arah pintu kamar Naning dan menutup pintu itu dan tidak lupa aku menguncinya, setelah itu aku balik ke arah Mbak Naning dan woow.. wowo.. wow.. woow.. dia sudah terkurap di atas ranjang dengan handuk yang tidak dililitkan lagi, hanya sebagai penutup bagian tubuh belakang saja.<br />
<br />
<br />
Dan aku menuju pinggir ranjang di samping Naning.<br />
“Udah, mulai meratakan saja, e.. yang rata lho..!” sambil menoleh ke belakang dan mengangkat kepalanya ke atas bantal. Aku mulai dari punggung atas mulus Naning, aku taburkan dulu bedak di sekeliling punggung atas Naning dan meratakan dengan tanganku. Ayy.. mulus sekali ini punggung, batang kemaluanku mulai tegang tapi aku tahan jangan sampai ketahuan deh. Meratakan dari atas punggung, ke samping kiri dan kanan, aku sengaja sambil mengelus-elus lembut, punggung Naning dan terdengar sayup-sayup nafas Naning yang panjang.<br />
<br />
Aku mulai menurunkan tanganku untuk meratakan ke bagian punggung bagian tengah yang masih tertutup oleh handuk. “Mas Asep, kalau handuknya menghalangi ya.. di lepas saja,” kata Naning sambil metutup matanya. “Ya.. boleh,” hati berdebar ingin tahu apa yang ada di dalam sana. Aku mulai menyingkap handuk dan ah.. wowowo terlihatlah punggung Naning dan pantat yang tegak putih terlihat bebas, batang kemaluanku tambah tegang saja melihat pemandangan yang begitu indahnya, kulit Naning memang sangat mulus tanpa cacat sama sekali. Aku mulai menaburkan bedak di atas punggung Naning sampai di atas pantat Naning yang masih tertutup oleh CD, setelah menaburkan bedak aku mulai meratakan dengan kedua tanganku ini. Ah.. aku juga bisa menikmati tubuh Naning yang belakang dengan meraba-raba dan mengelus-elus dengan lembut, aku sengaja tidak membuka kaitan BH-nya ya.. biar dia yang minta saja dibukakan.<br />
<br />
<br />
Sambil menyenggol-nyenggol kaitan BH Naning agar Naning merasa aku kehalangan dengan kaitan BH-nya itu dan.. “Mas, kaitan BH-nya dicopot saja biar bisa meratakan bedak dengan leluasa,” kata Naning yang masih menutupkan matanya, mungkin agar bisa menikmati rabaan dan elusan tanganku ini. Setelah kaitan BH aku buka dan BHnya masih tidak terlepas dari kedua tangan Naning (hanya kaitan BH yang lepas) terlihat olehku tonjolan susu Naning dari pinggir badannya yang mulus itu.<br />
<br />
<br />
Aku pelan-pelan melanjutkan meratan bedak lagi dan sedikit-sedikit turun ke samping badan Naning yang dekat dengan tonjolan susu Naning itu, dengan pelan-pelan aku meraba-raba dengan alasan meratakan bedak. Oh.. kental dan empuk, man! Saat itu juga Naning menarik nafas panjang dan “Sesstsst eh..” sambil menggigit bibir bawahnya. Aku tahu kalau ia sudah terangsang dan aku teruskan untuk meraba dan meremas sedikit tonjolan susu Naning yang ada di samping badannya itu walaupun puting susunya belum kelihatan, nafas dan erangan lembut masih terdengar walaupun Naning berusaha menyembunyikannya dariku.<br />
<br />
<br />
Aku tidak mau cepat-cepat. Aku melanjutkan meratakan di pinggang Naning, saat aku mengelus-elus di bagian kedua pinggangnya dia mengerang agak keras, “Ssts seestt.. ah.. geli Mas jangan di situ ah.. geli yang lain saja,” kata Naning sambil menutup mata dan menggigit bibir bawahnya yang seksi itu. Aku mulai menaburkan bedak ke kedua kaki Naning sampai telapak kakinya juga aku beri bedak, selangkangan Naning masih tertutup rapat otomatis aku tidak bisa melihat ke bagian tonjolan vagina yang masih tertutup oleh CD itu.<br />
<br />
Aku harus bisa bagaimana cara untuk membuka selangkangan ini biar tidak kelihatan, aku sengaja ingin mencicipi vagina Naning, akalku terus berputar. Aku mulai meratakan dari pangkal paha Naning, aku mengelus-elus dari atas dan ke bawah berulang kali sambil sedikit-sedikit berusaha melebarkan selangkangan Naning yang masih rapat itu dan lama-lama berhasil juga aku melebarkan selangkangan Naning dan terlihatlah CD Naning yang sudah basah di bagian vaginanya dan Naning sudah mulai terangsang berat, terlihat dari erangan yang makin lama makin keras saja.<br />
<br />
<br />
Aku mulai mengelus-elus di bagian paha atas yang dekat dengan pantat Naning masih terbungkus rapi CD-nya. Pelan-pelan aku menyentuhkan ibu jariku di bagian yang basah di CD Naning sambil pura-pura meratakan bedak di bagian dekat pangkal paha. Tersentuh olehku bagian basah CD Naning dan.. “Ah.. sstt stt.. ah.. eh.. sestt..” Naning makin menggigit bibir bawah dan mengangkat pantatnya sedikit ke atas tapi dia diam saja tidak melarangku untuk melakukan itu semua. Aku mulai memberanikan diri dan sekarang aku tidak segan-segan dengan sengaja memegang CD yang basah itu dengan ibu jariku.<br />
<br />
<br />
Aku terus memutar-mutarkan ibu jariku di permukaan vagina Naning yang masih tertutup oleh CD-nya itu, aku tekan dan putar dan gesek-gesek dan makin lama makin cepat gesekan dan tekanan ibu jariku ini. “Ah.. oh ye.. sstt ah.. terus.. jang.. an berhenti Sep.. oh.. ye..” Naning mulai terangsang berat dan tidak segan-segan mengeluarkan erangan yang keras. “Ya.. tekan yang keras.. Sep.. oh.. ye.. buka.. CD-nya Sep.. please..” permintaan Naning yang masih menutup matanya, sengaja aku tidak mau membuka CD-nya biar dia tersiksa dengan rabaan dan elusan nikmat ibu jari di permukaan vaginanya yang masih tertutup oleh CD-nya itu. “Ah.. Sep.. aku.. oh..”<br />
<br />
<br />
Naning menggeliat dan pantatnya naik-turun tidak beraturan ke kanan dan ke kiri dan aku mengerti kalau ini tanda ia mau orgasme pertama kalinya dan sengaja aku berhenti dan.. “Mbak Naning sekarang berbalik deh..” aku memotong orgasmenya dan dia berhenti menggeliat dan orgasmenya tertunda dengan perkataanku tadi dan sekarang dia berbalik, terlihat wajahnya mencerminkan kekecewaan yang sangat dalam atas tertundanya kenikmatan orgasme yang pertama kali untuk dia. Setelah badan Naning dibalikkan terlihat susu Naning yang putih itu walaupun masih tertutup secara tidak sempurna oleh BH yang kaitannya sudah terlepas.<br />
<br />
<br />
Belahan susu Naning terlihat sebagian permukaan susu terlihat tapi putingnya masih tersembunyi di BH. Dan CD yang sudah amat basah dan selangkangan Naning sudah dilebarkannya sendiri sehingga bisa melihat CD yang amat basah itu.<br />
Aku mulai menaburkan bedak di atas tubuh Naning tapi sedikit sekali. Aku mulai meraba di bagian leher Naning dengan masih menggigit bibir bawahnya dan mata tertutup rapat dan perlahan-lahan turun di dekat bongkahan dada yang aduhai itu dengan sedikit menyenggol-nyenggol BH-nya dan ternyata dia mengerti maksudku dan.. “Sep, lepas saja semua apa yang ada di tubuhku please, cepet Sep!” kata Naning yang masih menutup mata yang tidak sabaran untuk bercinta denganku karena sudah terangsang berat sekali, apalagi tertundanya orgasme pertamanya.<br />
<br />
<br />
Lalu aku pelan-pelan masukkan jari-jariku ke BH Naning, dia semakin mengerang keenakan, “Ssstss ah.. ye.. teruss..” kepal Naning ke kanan dan ke kiri apalagi ketika aku memegang puting susunya dan aku segera membuka BH Naning yang dari tadi tidak tahan rasanya aku mau lihat susu mulus Naning. Tuing.. tuing.. susu Naning kelihatan jelas di depan wajahku, pelan-pelan aku mulai meraba sekeliling permukaan dada Naning.<br />
“Ah.. ya.. Sep.. tengahnya Sep.. Sep.. ya.. oh.. te.. rus..” Naning memohon sambil menggigit bibir bawah Naning, aku langsung menjilat ujung puting Naning dengan ujung lidahku dengan sangat pelan-pelan sekali. “Ah.. scrut..” aku mencoba rasa puting Naning, aku putar-putar ujung lidahku di atas puting Naning dan di belahan susunya, dia menggeliat sambil mengangkat menurunkan dadanya sehingga menempel penuh di wajahku.<br />
<br />
<br />
Kuremas dan tekan susu Naning dengan kedua tanganku, lalu aku pelan-pelan turun ke pusar dengan tetap ujung lidahku bermain di atas perut Naning. “Ah.. sstt ah.. oh.. ye.. terus Sep.. ke bawah i.. ya..” aku rasa Naning sudah tidak sabar lagi, tangan Naning mulai memegang batang kemaluanku yang masih di dalam celana, dia meremas-remas dan mengelus-elus. Tangan kananku meraba CD Naning dan aku berusaha membuka CD-nya dan Naning membantuku dengan mengangkat pantatnya dan wow.. wow.. vaginanya basah sekali akibat rangsanganku tadi. Vagina Naning dengan bibir yang tipis dan di pinggir vagina tidak ada rambut tapi di atas vaginanya tumbuh rambut yang tipis rapi dengan bentuk segitiga yang pernah kulihat di BF.<br />
<br />
<br />
Aku langsung memainkan klitoris vagina Naning dengan ibu jariku. “Ah.. oh.. ya.. sstt terus.. cepat dong.. oh.. ya..” sambil mengangkat pantat dan menggerakkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri. Aku mulai memasukkan jari telunjuk ke dalam lubang vaginanya, dan aku terus mengocok lubang itu dengan pelan-pelan dan lama kelamaan kocokanku percepat dan tangan satunya memperlebar bibir vagina Naning dan lidahku memainkan k;itorisnya.<br />
“Ah.. ya.. ye.. terus.. jangan.. ber.. henti.. da.. lam..” katanya sambil patah-patah, dan 3 menit kemudian gerakannya semakin liar mengangkat pantat dan meremas keras-keras batang kemaluanku, aku mempercepat kocokan jariku di vaginanya. “Ah.. Sep.. aku.. tidak ta.. han.. ce.. petin.. ah.. sstt.. a.. ku kelu..” dia mengejang, beberaoa detik lamanya dan.. “Cur.. cur..” keluarlah cairan kental putih kenikmatan dari vagina Naning dan dia lemas di ranjang akibat orgasme yang hebat. Aku lalu menarik jariku dari dalam lubang vagina Naning dan menempel cairan kental itu, aku lalu berdiri di samping ranjang dan melepas seluruh pakaianku kecuali CD-ku.<br />
<br />
<br />
Sambil berdiri di samping ranjang Naning, aku melihat batang kemaluanku sudah berdiri dan sedikit-sedikit aku mengocok-ngocok batang kemaluanku dari luar CD agar tetap dalam keadaan ready. Lalu aku duduk di samping Naning yang masih tergeletak lemas dengan meremas-remas susunya dan melintir-lintir putingnya agar dia terangsang lagi dan tangan satunya mengocok-ngocok pelan batang kemaluanku.<br />
<br />
<br />
“Mbak Naning hebat deh..” sambil membisikkan dekat di telinganya. “Ah.. nggak.. kocokan kamu yang membuat aku terbang,” Naning terbangun dari kelemasannya. “Itu masih tanganku, gimana kalau batang kemaluanku yang mengaduk-aduk vagina Mbak?” sautku sambil tetap melintir-lintir puting susu Naning. “Sstt ah.. boleh.. cepet ya.. aku tidak tahan nih.. ah.. ye,” kata Naning sambil menahan rangsangan pelintiran puting dari tanganku. Lalu aku melebarkan selakanganku di depan Naning dan pelan-pelan Naning mengelus-elus dan mengocok dari luar CD dan dia tidak sabaran langsung dicopot CD-ku dan tuing.. tuing.. batang kemaluanku “ngeper” dan berdiri tegak di depan muka Naning.<br />
<br />
<br />
“Wow.. batang kemaluan kamu besar sekali.. kamu rawat ya..” kata Naning sambil mengocok pelan-pelan batang kemaluanku. “Iya.. Mbak biar tetap ready untuk Mbak Naning,” kataku sambil tetap melintir puting susu Naning yang menggelantung karena dia dalam posisi nungging. Naning langsung memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya, dia kulum batang kemaluanku dan jilati sampai rata, “Ah.. ya.. sstt ah..” erangku sambil meremas-remas susu Naning, tidak hanya batang kemaluanku yang ditelan oleh Naning, kedua “telur”-ku pun dilahapnya, “Plok.. plok..” bunyi sedotan mulut Naning di kedua “telur”-ku dan dilepas dan mulai mengocok-ngocok batang kemaluanku dengan mulutnya lagi. Jilatan, gigitan dan sedotan mulut Naning memang membuatku terbang, “Ah.. kamu memang hebat, ah.. ses.. ah.. ye..” pujiku ke Naning yang terus mengocok batang kemaluanku dengan mulut binalnya itu.<br />
<br />
<br />
5 menit bermain dengan mulut Naning, batang kemaluanku sudah tidak sabaran menerobos masuk vagina Naning yang merah merekah itu. Lalu aku berbaring terlentang di ranjang Naning dan Naning duduk di atas badanku, ternyata Naning mengerti apa mauku, dia langsung memegang batang kemaluanku dan didekatkan ke vaginanya. Naning tidak langsung memasukan batang kemaluanku ke vaginanya tapi digesek-gesekkan dahulu di permukaan vaginanya dan selanjutnya.<br />
“Bless.. sleep!” masuklah batang kemaluanku ke vagina Naning yang sudah penuh dengan lendir kenikmatan Naning.<br />
<br />
<br />
Naning mulai menaikkan pinggul dan menurunkannya kembali dengan pelan-pelan, “Aah.. batang kemaluanmu mantep.. Sep.. ah.. ye.. dorong.. Sep yang dalam.. ya!” erang Naning sambil berpegangan dengan dadaku. “Oph.. ya.. vagina kamu top.. Ning.. goyang.. te.. rus.. oh.. ye..” kata-kataku patah-patah karena kenikmatan tiada tara dari dinding vagina Naning yang meremas-remas batang kemaluanku, dan sambil meremas-remas susu Naning yang “ngeper” naik turun akibat goyangannya.<br />
<br />
<br />
Lama kelamaan goyangan Naning semakin cepat dan binal, “Ah.. ye.. kon.. tol.. kamu.. do.. rong.. Sep.. sstt ah.. ye.. oh.. ye..” erang Naning yang sudah tidak karuan goyangannya. Lalu aku pun mengimbangi goyangan Naning, aku pegang pinggulnya dan aku mengocok dengan cepat vagina Naning dengan batang kemaluanku dari bawah. “Plek.. plek.. plek.. plek..” suara benturan pantat mulus Naning dengan permukaan pinggulku. “Oh.. ya.. goyangan.. hebat..” kataku sambil mempercepat kocokan batang kemaluanku di vagina Naning dan sepuluh menit kemudian tubuh Naning menggeliat dan mulai menegang, Naning sedang dalam ambang orgasme yang kedua.<br />
<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/register.php">“Ah.. Sep.. aku.. ti.. tidak.. tah.. aku.. sstt ah.. ya.. ke.. luar.. ah..” kata Naning sambil menempelkan</a> badannya ke badanku dan dia semakin mempercepat gerakan pinggulnya untuk mengocok batang kemaluanku dan aku membantunya dengan mengangkat sedikit pantatnya dan mengocok dengan kecepatan penuh.<br />
<br />
<br />
“Ah.. aku.. tidak kuat.. lagi Sep.. aku mau.. ke.. luar.. ah.. sesstt.. ah..” dan akhirnya, “Ser.. ser..” terasa semprotan cairan hangat di ujung batang kemaluanku yang masih di dalam vagina Naning, tubuh Naning lemas dan aku belum orgasme dan aku ingin menuntaskannya. “Mbak aku belum keluar, tuh batang kemaluannya masih berdiri, bantuin ya.. keluarin spermanya!” aku bisikkan di telinga Naning yang masih lemas itu. “Kamu memang kuat sekali Sep.. masak kamu belum keluar juga,” kata Naning bangkit dari lemasnya sambil mengocok pelan-pelan batang kemaluanku yang masih tegang dari tadi.<br />
<br />
<br />
“Ya.. sedikit lagi nih.. nanggung kalau dibiarkan, entar bisa pusing,” sambil meremas-remas susu Naning. “Ya.. udah gimana lagi nih.. vaginaku masih kuat kok menahan kocokan batang kemaluanmu yang nakal itu,” sambil melepaskan kocokan tangannya di batang kemaluanku aku menyuruh Naning untuk nungging dan terlihatlah dengan jelas lubang dan vagina Naning yang amat basah dan merahitu. Aku mulai mencium pantat Naning yang semok itu, aku raba-raba di sekitar lubang anusnya dan aku jilati lubang anus Naning, ternyata dia mengerang keasyikan dan tanganku menggesek-gesek vagina Naning dan memasukan jari ke vaginanya.<br />
<br />
<br />
“Aah.. stt sstt ya.. Sep.. dimasukkan saja.. a.. aku tidak.. sabar.. manna kontolmu.. ma.. sukin cepat!” Naning tidak sabar sekali dengan kocokan batang kemaluanku. Aku mengarahkan batang kemaluanku ke vagina Naning dan aku memperlebar selangkangan Naning agar lebih leluasa untuk kocokan batang kemaluanku dan sedikit tekanan, “Bleess.. slleep..” batang kemaluanku langsung masuk ke lubang kenikmatan Naning dengan diiringi dengan erangan Naning menerima batang kemaluanku masuk. “Ah.. ye.. goyang.. Sep.. sstt..” Aku langsung mengocok vagina Naning dengan tempo yang sedang. “Auggh.. hem.. ye.. te.. rus.. cepat.. ah.. hm..” Naning pun ikut menggoyangkan pantatnya maju-mundur untuk mengimbangi kocokan batang kemaluanku, lalu aku tidak sabaran dan mempercepat kocokan batang kemaluanku. “Ya.. ya.. ya.. te.. rus.. ah.. ya.. da.. lam.. Sep.. aku.. ke.. luar..<br />
<br />
<br />
” Naning menggeliat tanda dia mau orgasme yang ketiga kalinya. “Ta.. han.. Ning.. aku juga.. mau.. ye.. ah.. ke.. luar..” aku makin mempercepat dengan memegang pinggul Naning. Beberapa menit, aku terasa mencapai puncak, terasa spermaku kumpul di ujung batang kemaluan dan mau aku semprotkan.<br />
“Ya.. kit.. a.. ba.. reng.. ya.. aku.. ke.. luar.. ya..” aku tidak kuat lagi menahan desakan sperma yang sudah penuh dan.. “Sa.. tu.. Du.. a.. Ti.. g.. crot.. crott ser.. ser..”aku menyemprotkan spermaku di dalam vagina Naning sampai lima semprotan dan Naning jatuh lemas tidak berdaya di atas ranjangnya, aku sedikit mengocok batang kemaluanku dan masih keluar sperma sisa di dalamnya.<br />
<br />
<br />
“Makasih ya.. Mbak Naning, vagina kamu cengkramannya bagus kok,” bisikku di telingnya. “Ah.. kamu bisa saja.. batang kemaluan kamu juga kocokannya hebat.. kapan-kapan aku mau lagi,” saut Naning sambil meraba-raba dadaku. Dan kami tidur bareng saat itu dengan tubuh yang telanjang tanpa apa-apa. Sampai beberapa jam kemudian aku terbangun dari tidurku, dan aku bangun dari tidurku dan melihat Mbak Naning tidak ada di sampingku dan aku keluar dari kamar Naning sambil membawa pakaianku dan aku masih telanjang.<br />
<br />
<br />
Ternyata Naning mandi dan aku sengaja menunggunya di ruang depan sambil mengocok-ngocok batang kemaluanku agar tegang lagi. Dan beberapa menit Naning keluar dan mendekatiku, “Lho.. kok tidak dipake bajunya, tuh.. batang kemaluan kamu berdiri lagi,” dan Naning duduk di sebelahku dengan pakai belitan handuk saja. “Ya.. Mbak aku mau pulang udah siang nih.. tapi Mbak..” kataku. “Apa lagi he..” sambil mengelus-elus pipiku. “Keluarin lagi dong, tidak usah dimasukin ya.. oral deh..” rayuku. “Ya.. udah.. kamu tenang saja ya..”<br />
<br />
Naning langsung jongkok di selakanganku dan melepas handuknya dan dia sekarang bugil. Langsung dia kulum dan jilati dengan buas sekali, hampir aku tidak tahan menerima perlakuan sepeti ini tapi aku berusaha menahan kocokan mulut binal Naning, dan sampailah beberapa menit aku tidak tahan lagi atas perlakuan Naning dan.<br />
“Croot.. croot..” semburan spermaku ke wajah, susu dan rambut Naning. “Ah.. ya.. terima kasih ya.. Mbak..” lalu aku memakai bajuku dan.. “Ya.. kembali, kalau ada waktu datang ya..” kata Naning sambil membersihkan semprotan spermaku di tubuhnya dengan handuk mandinya.<br />
<br />
<br />
Lalu aku pamitan untuk pulang. Dan hubungan kami tetap baik, hampir tiap hari aku beli nasi kuning Mbak Naning, kalau memang di rumah sepi aku dan Mbak Naning nge-sex terus, tapi kalau ada orangtuanya mungkin hanya batang kemaluanku di kocok sama tangannya saja. Ya.. gerak cepat tapi puas. Tapi sudah beberapa bulan ini Mbak Naning tidak jualan lagi sehingga nge-sex sama Mbak Naning jadi terganggu. Aku harap ada Mbak mbak yang lain yang lebih binal.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Nonton Film Bokep Semi</span></b></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://streambioskop.com/"><b><span style="font-size: large;">Klik Disini...!!!</span></b></a></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-26949824328528052622018-04-16T16:06:00.000+07:002018-04-16T16:06:04.698+07:00CERITA SEX - AKU DI GOYANG BRONDONG<h2 style="text-align: center;">
<u><b><span style="font-size: x-large;">AKU DI GOYANG BRONDONG</span></b></u></h2>
<br />
<br />
<br />
<a href="http://www.poker899.org/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://www.poker899.org/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Jam weker dimeja kamarku berdering pada jam 09 00 pagi, memang aku mensetting pada jam itu, karena tadi sampai terdengar adzan subuh aku masih belum bisa memejamkan mata untuk tidur . Aku menggeliatkan tubuhku terdengar kerotokan pada pinggangku, dengan malas aku bangkit dari tempat tidur.<br />
<br />
ups aku lupa kalau aku tadi tidur dengan tubuh telanjang bulat… kuliat tubuhku dari pantulan cermin besar mmm… dalam usia hampir kepala 4, kulihat tubuhku masih bagus dilihat… buah dadaku yang berukuran bra 36 B masih cukup kenyal, pinggangku masih ramping tak berlemak, pinggul dan pantatku kata mas Seno, almarhum suamiku adalah bagian yang terindah dari tubuhku, sangat seksi dan serasi dengan sepasang kakiku yang panjang.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfGhTS1GE_69YXJdm2lpwnUOEhP66v3O650ojMyhDSSqmGz4FdI9SCjIUMpsZV7wFNwZod2-dNhkrHPbp_NeZu3CMobVF5eC9gqkG7Dhq5EIYDYdBuo_Uw_X1KtOKSoJDKFOAKjpdXe1p4/s1600/tante+motok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfGhTS1GE_69YXJdm2lpwnUOEhP66v3O650ojMyhDSSqmGz4FdI9SCjIUMpsZV7wFNwZod2-dNhkrHPbp_NeZu3CMobVF5eC9gqkG7Dhq5EIYDYdBuo_Uw_X1KtOKSoJDKFOAKjpdXe1p4/s640/tante+motok.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/"><b>Nonton Film Bokep Semi</b></a></span></div>
<br />
<br />
wajahku…? kata mas Seno lagi, katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik… entahlah penilaian lelaki memang susah dijabarkan oleh perempuan… Sssssshhh… ooohhh… gila, lagi-lagi gairah birahiku meletup dengan tiba2… di depan cermin besar itu aku meremasi buah dada montokku sendiri yang kian mengencang… ammpuuuun… sudah 2 hari 2 malam ini aku sangat menderita karena birahi gila ini… entah berapa belas kali selama 2 hari 2 malam ini aku bermasturbasi sampe tubuhku benar-benar loyo.<br />
<br />
Bahkan pada hari pertama aku sempat melakukan masturbasi di belakang kemudi mobil di tengah keramaian jalan tol, saking ngga ketahan… Semalam, dengan diiringi adegan-adegan syur film bokep koleksi almarhum mas Seno… aku melampiaskan hasrat birahiku secara swalayan, mungkin lebih dari 10 kali sampai pagi menjelang.<br />
<br />
Maka betapa jengkelku, sekarang belum setengah jam mataku terbuka, gelegak birahi itu meletup lagi… kali ini aku melawan, aku masuk kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan shower air dingin… agak menggigil juga tubuhku… Aku memang wanita berlibido tinggi.<br />
Sejak ABG aku sudah mengenal masturbasi… menjelang lulus SMU aku mengenal persetubuhan dan berlanjut menjadi doyan disetubuhi… Masa kuliahku adalah masa euphoria sex, karena aku kuliah di Bandung sementara orang tuaku di Jakarta.<br />
<br />
pada awal masa kuliahku, aku pantas dijuluki pemburu seks … beberapa kali aku diusir dari tempat kost yg berbeda, dengan sebab yg hampir sama… yang aku ingat, sore pulang kuliah diantar teman kuliahku, aku lupa namanya… pokoknya keturunan Arab.<br />
<br />
aku lupa bagaimana awal mulanya, aku bisa nyepong kemaluan Arab ganteng itu di dalam kamarku dalam keadaan pintu ngga terkunci dan Ipah pembantu ibu kost yg nyinyir itu nyelonong masuk kamarku untuk menaruh pakaianku yg habis diseterikanya… aku tengah terkagum-kagum dengan volume batang kemaluan Arab ganteng yang lebih besar dari lenganku dan minta ampun panjangnya.<br />
<br />
Malam itu juga aku disidang dan harus keluar dari rumah kost itu Tapi buatku ga ada masalah karena malam itu si Arab ganteng memberikan tumpangan sementara di rumah kontrakannya… tentu saja gairah birahiku yang binal dimanjakan oleh Arab ganteng itu… sepanjang hari… bahkan sampai beberapa hari aku tinggal di rumah kontrakan si Arab ganteng yang berantakan…<br />
<br />
Kejadian yg lain pernah juga tengah malam, lagi seru-serunya ML sama cowok baruku… tiba-tiba pintu didobrak petugas ronda yang rupanya sudah lama memperhatikan kebiasaanku masukin cowok malam-malam… cowokku dengan tengilnya berhasil kabur…<br />
<br />
sementara aku lagi-lagi terpaksa harus cari kost baru lagi… Satu lagi yang ga bakal aku lupa, affairku dengan bapak kost, biar sudah tua tapi ganteng dan handsome dan yang membuatku bertekuk lutut… mmm… aksi ranjangnya boo’… selalu membuatku bangun kesiangan esoknya…<br />
<br />
sayang aku menikmati kencan ranjang dengan bapak kost baru tiga kali keburu ketangkap basah sama istrinya… abis siang bolong bapak itu ngajakin naik ranjang… apesnya lagi aku ga akan mampu menolak, kalo tetekku sudah kena diremasinya… baru mau dua kali aku mendapatkan orgasme… eeh…pintu di ketok-ketok dari luar dan terdengar suara ibu kost memanggil namaku…<br />
<br />
<br />
mendengar itu bapak kost yg sedang memainkan batang kemaluannya di liang sanggamaku, jadi gugup dan efeknya justru membuatnya orgasme, untung gak telat nyabut… pejunya berhamburan di atas perutku banyak sekali… bisa ditebak endingnya… aku harus angkat kaki dari rumah kost saat itu juga…<br />
<br />
Nasihat sahabat-sahabatku, banyak merubah perilaku seksualku yang liar… Dengan susah payah aku berhasil menekan hasrat birahiku yang memang luar biasa panas dan aku mengumbarnya… awalnya mana sanggup aku menahan seminggu tanpa aktivitas seksual… bakal uring-uringan dan kepala terasa pecah…<br />
<br />
Sampai akhirnya aku ketemu dengan mas Seno aktivis mapala kakak kelasku… ngga hanya sosoknya yang jantan… permainan ranjangnyapun luar biasa… permainannya yang agak kasar, mampu membuatku mengerang-erang histeris… Aku ga nyesel, harus married dengan mas Seno karena keburu hamil<br />
<br />
Buktinya aku berhasil menyelesaikan kuliah, walaupun sambil mengasuh Astari buah cintaku dengan mas Seno Status ekonomi kamipun tergolong bagus… Sampai akhirnya 5 tahun yg lalu, kecelakaan mobil di jalan tol merenggut mas Seno dari kami berdua…<br />
<br />
<br />
Selama 5 tahun menjanda, mungkin karena kesibukanku mengurus dan melanjutkan usaha mas Seno yang sedang menanjak pesat dan keberadaan Astari anak tunggalku sudah menginjak usia gadis remaja, aku hanya 2 kali terlibat affair dengan lelaki yg berbeda, itupun juga hanya having fun semata, penyegaran suasana disela-sela kesibukan bisnis… Kehidupan seksualku datar, tanpa gejolak… sesekali aktivitas masturbasi cukup memuaskanku…<br />
<br />
<br />
Setelah tubuh terasa segar, kukenakan kimono dan keluar kamar…<br />
<br />
<br />
” Heee… Ron kamu disini ? kok ga sekolah ?” Kudapati Ronie di belakang komputer Astari. Ronie adalah kakak kelas Astari yang hampir setahun ini akrab dengan anak gadisku itu Anak muda yang sopan dan pandai cerminan produk dari keluarga yang cukup baik dan mapan<br />
<br />
” Iya tante, saya hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi bisa pulang lebih awal dan tadi Tari minta tolong saya nungguin tante yg lagi sakit kali aja butuh apa-apa” Sahut Ronie sopan, membuatku terharu… Lumayan ngobrol dengan Ronie, penderitaanku agak berkurang…<br />
<br />
” Ron, kamu bisa mijit ga ? tolongin pijitin tante dong bentar… leher tante kaku…” pintaku ke Ronie tanpa canggung, karena memang kami sudah akrab sekali, bahkan buatku Ronie kaya anakku sendiri Ronie duduk menghadap punggungku pijatan demi pijatan kurasakan… tanpa kusadari sentuhan tangan lelaki muda itu terasa nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi perempuan… aku mulai mendesah resah…<br />
<br />
<br />
percikan api birahi dengan cepat membakarku tanpa ampun… sementara tanpa kusadari kimonoku sudah semakin melorot, terdesak tangan Ronie yang kini memijit daerah pinggangku, atas permintaanku sendiri untuk memijit lebih turun… uuuhh… dadaku terasa sesak akibat tete’ku yang semakin mengencang…<br />
<br />
<br />
aku ingin ada yang meremasinya… Sssshhh ooohhh… gilaaa… ngga tahaann… kupegang kedua tangan Ronie, tangan kiriku memegang tangan kirinya dan tangan kananku memegang tangan kanannya kutarik kedepan melingkari tubuhku dan kutangkupkan di buah dadaku…<br />
<br />
<br />
” Eehh… tante…?” bisik Ronie bingung dari belakang tubuhku<br />
<br />
<br />
” Ron… tolong remasi tete’ tante…” desisku resah… merasakan sentuhan tangan lelaki pada buah dadaku yg tengah mengencang… Benar-benar hilang sosok Ronie yg sehari-hari adalah pacar Astari anakku yang ada dibenakku saat itu Ronie adalah lelaki muda bertubuh tegap… Ooouuh… Ronie mulai meremasi kemontokan buah dadaku…<br />
<br />
<br />
” Yaaaaahh hhh…hhh… enaaaak Ronn ulangi lagi sayaaang oooohhh… ” tubuhku menggeliat resah… kugapai kepala Ronie dan kutarik ke arah tengkukku yang terbuka karena rambutku kusanggul keatas… Ronie tak menolak dan melakukan permintaanku untuk menciumi tengkukku<br />
<br />
<br />
” Ciumi leher tante… hhhmmm sssshhh yaaahh kecupin sayaaang aaaaccchh… sssshhh ” bisikan dan desah mesraku menuntun Ronie melakukan apa yg kuminta…Aku makin gemas, tubuhku gemetaran hebat… baju kimonoku tinggal menutupi tubuh bawahku karena tali pinggangnya masih terikat<br />
<br />
<br />
Kubalikkan tubuhku, sejenak kupandangi wajah ganteng Ronie yang matanya terbelalak liar menatap nanar tubuh bagian depanku dengan mimik ngga karuan Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya dan dengan penuh gairah kusosot bibir manisnya…<br />
<br />
<br />
anak muda ini gelagapan menghadapi liarnya bibirku yang mengulum bibirnya dan nakalnya lidahku yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya… Tapi insting lelakinya segera mengantisipasi, segera dapat mengatasi seranganku<br />
<br />
<br />
Baju seragam Ronie dengan cepat kulolosi dan… ooohh… dada yg gempal dan bidang dari salah satu tim inti basket di sekolahnya ini membuat gairahku semakin binal… Kudorong tubuh Ronie untuk rebah disofa… nafas jantannya mulai tak beraturan Mmm… pejantan muda ini mulai mengerang-erang dan tubuhnya menggelepar, tatkala bibir dan lidahku menjelajahi permukaan kulit dadanya, bungkahan dada jantannya kuremas dengan gemas<br />
<br />
<br />
Aksi bibir dan lidahku terus melata sampai ke pusarnya… Sssshhh… celananya tampak menggembung besar entah ada apa dibaliknya ? jantungku berdegup semakin kencang melihatnya… dan mataku terbelalak dibuatnya, sampai aku harus menahan nafas, ketika retsluiting celana abu-abu itu terbuka… kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batas celana dalamnya…<br />
<br />
<br />
aku dengan tergopoh-gopoh karena tak sabar melorotin celana seragam sekalian dengan celana dalam putihnya sampai ke lutut Ronie… Ooooohhh my God ! teriakku dalam hati… menyaksikan batang kemaluan Ronie yang mengacung di antara pahanya… begitu macho, begitu gagah, begitu indah bentuknya… dengan kepala kemaluannya yang besar tampak mengkilat…<br />
<br />
<br />
Tanganku terasa gemetaran ketika hendak menyentuh nya… Kembali tubuh Ronie menggerinjal kecil ketika tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… aku makin binal, kudekatkan wajahku untuk mengulum kepala kemaluan yang menggemaskan itu, sambil tetap tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya…<br />
<br />
<br />
mendadak tubuh tegap itu meregang hebat diiringi erangan keras… dan bibirku yang setengah terbuka dan tinggal beberapa sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan hangat dengan menyebarkan aroma khas yg sangat kukenal dan kurindukan… apalagi kalo bukan peju lelaki… tanganku refleks mengocok batang kemaluan Ronie makin cepat sambil tanganku yang lain mengurut lembut kantung pelirnya…<br />
<br />
<br />
Sementara kubiarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajahku… sesekali kusambut peju itu dengan lidahku… mmmm… rasa peju yg khas itu kembali dikecap oleh lidahku…Terus terang aku sempat kecewa, dengan bobolnya peju Ronie… Tapi beberapa saat batang kemaluan yang masih dalam genggamanku, kurasakan tak menyusut sedikitpun masih tetap keras…<br />
<br />
<br />
tanpa buang waktu, aku merangkak diatas tubuh Ronie yang menggelosoh di sofa… dengan posisi tubuhku jongkok mengangkangi tubuh Ronie, di atas kemaluan Ronie… kutuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan peju itu kearah liang sanggamaku yang sudah basah kuyub dari tadi…<br />
<br />
wooohh… ternyata kepala kemaluan itu terlalu besar untuk masuk ke liang sanggamaku… Akhirnya dengan sedikit menahan perih, akibat otot liang sanggama yang dipaksa membuka lebih lebar kujejalkan dengan sedikit memaksa ke liang sanggamaku yang sudah tak sabar untuk segera melahap mangsanya…<br />
<br />
<br />
” Iiiiihhh… bantu dorong sayang… Oooooowwwwww…” Aku merengek panjang ketika sedikit demi sedikit amblas juga batang kemaluan Ronie menembus liang sanggamaku diiring rasa perih yang menggemaskan…<br />
<br />
<br />
” Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang ” kembali aku menuntun pejantan muda ini untuk memulai persetubuhan…<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/register.php">” Aaaww… aahh… ooww pelahan duluuu sayaaang… burung kamu gede banget…</a> perih tauuk ” aku ngedumel manja… ketika Ronie mengayun pinggulnya kuat sekali… Terasa tubuhku bagaikan baterai yang baru dicharge… aliran energi aneh itu mengalir menyebar ke seluruh tubuhku… membuat aku semakin binal memainkan goyangan pinggulku… sementara Ronie ternyata cukup cerdas menyerap pelajaran, bahkan mampu segera mengembangkan… dengan posisi tubuhku diatas, membuatku sangat cepat mencapai orgasme…<br />
<br />
<br />
entahlah atau karena besarnya batang kemaluan Ronie yang menyungkal rapat liang sanggamaku, sehingga seluruh syaraf dinding liang sanggamaku rata dibesutnya… Luar biasa ! dalam waktu kurang dari 5 menit setelah orgasmeku yg pertama, kembali aku tak dapat menahan jeritku mengantar rasa nikmatnya peju orgasme yang kedua… dan…<br />
<br />
hhwwwoooo… aaaammmpppuuunnn !!!!<br />
Rupanya Ronie tak mampu menahan lebih lama bobolnya tanggul peju nya… tubuhku dihentak-hentaknya kuat sekali… seakan ingin memasukkan seluruh batang kemaluan sepeler-pelernya ke liang sanggamaku… diiringi erangan mirip suara binatang buas sekarat…<br />
<br />
<br />
Aku menangis menyesal setelahnya, berkali-kali Ronie memohon maaf atas kejadian yang terjadi siang itu…Tapi anehnya gairah seksualku yang meletup-letup tak terbendung itu, mereda setelah kejadian siang itu… Aktivitas berjalan normal kembali, tapi sudah hampir seminggu ini, aku tak pernah melihat Ronie datang ke rumah<br />
<br />
” Dia lagi sibuk Ma… dapat tugas antar jemput saudara sepupunya yang masih SD…” Jawab Astari ketika aku menanyakan tentang Ronie yang tak pernah muncul… Terus terang saja, sejak kejadian itu… pikiranku sangat kacau, disisi aku sebagai Mama Astari aku sangat menyesal dan sedih atas kejadian itu, tapi disisi aku sebagai seorang wanita yang masih punya hasrat dan naluri betina yang utuh… aku tak ingin melupakan kejadian itu… bahkan aku berharap kejadian itu terulang lagi…<br />
<br />
<br />
Hampir sebulan lamanya Ronie tak muncul ke rumah, akupun maklum, Ronie sebagai remaja hijau, tentu mengalami shock dengan kejadian itu… disitulah muncul rasa berdosaku kepada Ronie dan Astari anakku… Tapi jujur sejujurnya ada terselip rasa rinduku memandang wajah anak muda itu… Aku sering mengintip dari balik gordiyn jendela, saat Astari turun dari boncengan Ronnie… kenapa hatiku berdebar-debar dan sedikit desiran birahiku menggelegak…<br />
<br />
<br />
Pikiranku makin kacau… setelah beberapa kali kulihat Ronnie mulai nongkrong lagi dirumah… kulihat Ronnie masih salah tingkah di depanku, walaupun aku sdh berusaha menetralisirnya iiihhh tapi buat aku… otakku jadi ngeres begitu melihat wajah Ronnie yg innocent…<br />
<br />
<br />
betapa tidak… terbayanglah ekspresi wajahnya ketika tengah menyetubuhiku beberapa waktu yang lalu… ekspresi wajahnya yang begitu sensual dimataku pada saat dia melepas semburan spermanya… suara erangan dan nafas birahinya seakan nempel ditelingaku…<br />
<br />
maka kekacauan inilah yang mendorongku menerima tawaran Adrian seorang rekan bisnisku untuk makan siang di sebuah hotel berbintang dan setelahnya akupun tak menolak ketika ia mengajakku memasuki sebuah president suite di hotel itu, dengan alasan untuk mencari ketenangan membicarakan pekerjaan…<br />
<br />
walaupun yang terjadi kemudian adalah rayuan-rayuan mautnya yang kusambut positif… dari remasan tangan… kecupan bibir… jilatan lidahnya yang nakal pada leherku… desah resahku… remasan gemasku… dan… lolosnya pakaian kami satu persatu… payudaraku yang mengencang akibat remasan tangan dan cumbuan bibirnya… hhmmm… jilatannya pada clitorisku…<br />
<br />
<br />
batang kemaluannya yang berbentuk indah, perkasa… memaksa bibirku untuk mengulumnya… ooowww… nikmat hentakan tubuhnya menekan tubuhku… sodokan kejantanannya pada liang sanggamaku mengantarkan kenikmatan orgasmeku dua kali berturut-turut…<br />
<br />
<br />
2 jam kami melewatkan waktu untuk making love siang itu, kekaguman Adrian atas permainan ranjangku yang begitu hot dan lihay… beberapa kali aku berkencan ranjang dengan Adrian lelaki tinggi besar berstyle dandy… kepuasan sex kuraih dengan sempurna dengan kelihayannya dia memperlakukan perempuan di atas ranjang…<br />
<br />
<br />
tapi bayangan sensual wajah bocah innocent bernama Ronnie itu tak juga sirna… Sampai pada suatu malam hujan turun dengan deras… rupanya malam itu Ronnie sedang dirumah, berbincang dengan Astari di ruang tamu… sedangkan aku nonton TV diruang belakang…<br />
<br />
” Ma, mas Ronnie mo pulang tuh…” terdengar suara Astari dari belakangku…<br />
<br />
<br />
” Eh… pulang ? hujannya gede banget, tunggu reda aja jauh lagi rumah Ronnie ” jawabku spontan sambil bangkit dari dudukku berjalan ke ruang depan… kulihat jam memang sudah terlalu malam untuk bertamu…<br />
<br />
<br />
” Ronn… ujan begini lebat, udah malem lagi… ntar ada apa-apa di jalan… sudah deh Mama kasih kamu nginep disini, tidur di kamar atas, besok subuh Mama bangunin kamu…” ujarku, terdorong rasa sebagai orang tua yg khawatir kepada anaknya… Ronnie menunduk salah tingkah ga berani menolak<br />
<br />
<br />
” Tapi Ronnie harus telpon rumah dulu tante…” sahutnya pelan… dan akhirnya justru aku yang menelpon kerumah Ronnie memintakan ijin orang tua Ronnie, yang ternyata menyambut baik…<br />
<br />
<br />
Malam semakin larut, sementara hujan semakin hebat diserta guntur dan kilatan petir… Aku tergolek di ranjang, tak dapat memicingkan mata… Siang tadi kembali Aku melewati kencan ranjang dengan Adrian… tapi… entah kenapa kali ini…<br />
<br />
<br />
susah sekali aku mencapai orgasme… sampai 2 kali Adrian menumpahkan spermanya… sedangkan aku tak sekalipun Gilaaa… kenapa justru sekarang wajah bocah itu yang terbayang-bayang di malam dingin ini… iiihhh… birahiku meletup- letup gila… ampuuunn… sekarang bocah itu ada dilantai atas…<br />
<br />
<br />
tunggu apa lagi ??? mmmm… bisikan setan aku tak mampu menahan tubuhku yang berjalan manapaki tangga… dan kini aku di depan pintu kamarnya… tanpa mengetuk kubuka pintu… ternyata Ronniepun masih belum tidur…<br />
<br />
<br />
” Ronnie kamu belum tidur ?” tanyaku gagap… kenapa aku jadi salah tingkah sekarang…?<br />
<br />
” Tante juga belum tidur…?” sahutnya… iiihh… jawabannya begitu tegas… aahh… siapa yg menuntunku duduk diranjangnya… mmm… darahku berdesir ketika tahu mata Ronnie menatap dada montokku yg memang tak mengenakan bra, sehingga puting susuku tercetak menonjol dibalik gaun tidurku yg memang berbahan tipis, sehingga semburat kecoklatan aura puting susukupun nampak jelas, kembali aku kehilangan kontrol…<br />
<br />
<br />
dan entahlah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali… bibirku sudah dalam lumatan bibir Ronnie… sergapan nafsu birahiku tak dapat kuelakkan dan remasan lembut tangan lelaki muda pada buah dadaku melambungkan gairah seksualku… gelitikan lidah nakalnya pada puting susuku membuat tubuhku menggeliat erotis disertai erangan manjaku… satu demi satu pakaian beterbangan meninggalkan tubuh kami… aku begitu hot dan bergairah mencumbui tubuh pacar anakku itu…<br />
<br />
<br />
tapi aku sudah melupakan siapa Ronnie, yang aku tahu Ronnie adalah lelaki muda yang siap memenuhi kebutuhanku ooowww… aku tak menyangka kali ini Ronnie lebih lihay dan lebih berinisiatip melakukan serangan, sampai aku hampir tak percaya ketika Ronnie menyurukkan wajahnya di selangkanganku dan mencumbui bibir kemaluanku…<br />
<br />
<br />
” Ronnn… sssshhh… kamu piiiinteer sekarangg… ooohh ammpuunn nikmaaaatnyaa…” desahku merasakan nikmat cumbuan lidahnya pada clitorisku, membuat Ronnie tambah semangat… Ketika permainan yang sesungguhnya berjalan… sebagai wanita dewasa yang telah berpengalaman menghadapi gairah lelaki…<br />
aku dibuat megap-megap menghadapi serangan pejantan muda ini… hajaran batang kemaluannya yang perkasa pada liang sanggamaku tak kenal ampun… membuat aku mengerang merintih bahkan menjerit setengah histeris… untung suara hujan yang lebat di timpa suara guruh meredam suaraku…<br />
<br />
<br />
luluh lantak tubuhku dihajar aksi ganas Ronnie… tapi buatku adalah sebuah sensasi seksual yg sangat luar biasa yang mengantarku meraih dua kali kenikmatan orgasme… tubuh telanjang kami terkapar lunglai di ranjang yang kusut spreinya, tak ada sesal kali ini…<br />
<br />
<br />
“Ronnie jujur sama Tante… setelah waktu itu kamu maen sama perempuan mana…?” tanyaku datar dengan nada dingin<br />
” Aaah… nggak, sekali-sekalinya cuma sama Tante ” jawab Ronnie agak gugup menyebut namaku<br />
<br />
<br />
” ga mungkin, kamu mendadak bisa begitu canggih mencumbu Tante…?” desakku… dan akhirnya Ronnie menceritakan pengalaman setelah pengalaman seksualnya yang pertama, Ronnie banyak nonton blue film dan otak cerdasnya banyak menyerap gaya dan cara bercinta dari film-film biru yang ditontonnya…<br />
<br />
<br />
“Mmmmm… kaciaaan… kamu tentunya kangen mencumbu Tante ya sayaang…?” bisikku sambil kudaratkan kecupanku ke bibirnya, tubuhku bergerak menindih tubuh atletis Ronnie, tubuhku direngkuh dan tubuh kami menempel ketat… kuajarkan permainan lembut… mmmm…<br />
<br />
anak pintar ini dengan cepat menguasai permainan baru yg kuajarkan… dengan telaten setiap inchi tubuhku dirambahnya dengan remasan, gerayangan tangannya yang nakal… jilatan dan kecupannya merambah setiap bagian tubuhku yang sensitif… tubuhku menggeliat erotis… kadang menggelepar liar… rintihanku mulai terdengar… tak dapat kutahan desah gelisahku… diselingi jeritan gemas…<br />
” Ayo sayaang…hh hhh… Tante udah ga tahan dengan peju mu…” bisikku lembut, setelah aku nggak tahan lagi merasakan kuluman dan jilatan Ronnie pada clitorisku…<br />
” Aoooouuuhhh… Roooonnn… hhh…hhhh…” suaraku terdengar bergetar memelas… mataku meredup sayu menatap wajah imut Ronnie, manakala liang sanggamaku untuk kesekian kalinya ditembus batang kemaluan bongsor milik Ronnie, namun kali ini Ronnie menekan pelan sekali, sehingga terjadi gesekan nikmaaaaat yang lama sekali… sehingga kedua kakiku yang melingkari pinggangnya seakan mengejang, tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa…<br />
<br />
<br />
“Enaaak Tante ?” bisiknya lembut sambil tersenyum manis, ketika liang sanggamaku sudah tak ada tempat lagi bagi batang kemaluannya… iiih… menggemaskan bibirnya… aku menjawab dengan mengangkat alis… bibirku kembali menyambar bibir yang menggemaskan itu…<br />
ciuman dan kuluman panjang dimulai, dorongan gelegak birahi kami memang luarbiasa, permainan semakin panas dan semakin liar, ekspresi kami total menyembur tanpa kendali…kembali tubuhku dihentak-hentak oleh tenaga perkasa Ronnie dengan garangnya… jeritan dan rintihanku silih berganti ditimpa dengus nafas birahi ronnie yang mengeros buas…<br />
<br />
“Aaaahhhkkk… Roonnnie ssaayaang… aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???” rengekku dengan suara memelas, namun tarian pinggulku dengan gemulai masih dengan sengit mengcounter rajaman batang kemaluan Ronnie di liang sanggamaku sehingga terdengar bunyi berceprotan di selangkanganku… gillaaa susah untuk kuceritakan sensasi malam itu…<br />
<br />
“Tante…hhh…hh Ronnie ampiir keluaar peju uu… sssshhh ” desis ronnie dengan suara bergetar… matanya garang menatapku… iiihhh mengerikan, tapi aku sngat menyukai ekspresi ini<br />
<br />
<br />
” Ayoooo sayaanggg… semburkan peju bareng Tante… ooouuuuhhhh… !!” Ya ammppuuun… mengerikan sekali… tubuhku terguncang-guncang hebat, akibat hentakan tubuh Ronnie menghajar liang sanggamaku pada detik puncak… mulutku menganga lebar tanpa suara, tanganku mencengkeram erat pinggiran ranjang… dan entah apa yang terjadi, karena pada saat itu orgasmekupun meletus dahsyat…<br />
<br />
Entah berapa lama suasana hening, hanya suara nafas kami terengah-engah yg terdengar… hujan di luar rupanya sudah berhenti juga…<br />
<br />
” Tante… boleh Ronnie pulang sekarang, hujan kayanya sudah berhenti…” suara Ronnie memecah keheningan…<br />
<br />
” Hmmm… sebenernya Tante masih pingin meluk kamu, pingin cumbuin kamu sayaaang… ini ditinggal buat Tante aja yah ?” sambil kuremas batang kemaluan yg masih sembab…<br />
<br />
“Titit kamu buat Tante aja ya sayaang… jangan buat orang lain… apalagi buat Astari… awas Tante bisa marah besar ” sambungku dengan nada serius… Ronniepun mengangguk tegas Kuantar Ronnie ke garasi tempat motornya diparkir, kubiarkan tubuhku bugil, telanjang bulat…<br />
Gila… digarasi masih sempat kulakukan oral sex sampai keluar peju nya… kutelan habis peju segar yg menyembur di dalam mulutku… Capek yang luar biasa kurasakan setelahnya, badan rasanya lengket-lengket dan bau gak jelas.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></span></b></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-50018800184166523262018-04-14T14:21:00.000+07:002018-04-14T14:21:01.310+07:00CERITA SEX - PESTA SEKS DENGAN KAKAK SEPUPUKU<h2 style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: x-large;"><u>PESTA SEKS DENGAN KAKAK SEPUPUKU</u></span></b></h2>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<a href="http://poker899.org/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.org/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Ting..tong..!!!…… Ting tong…!!!<br />
Suara bel mengagetkanku saat sedang santai nonton TV dirumah paman dan bibiku.<br />
Ini adalah hari keduaku di Yogya dalam rangka persiapan test masuk perguruan tinggi di kota tsb. Dengan malas2an akupun membukakan pintu, “Woyyy…. Ray!! kok gak ngomong2 sih dateng ke Yogya, aku juga kangen tau..!!” sosok cantik yang memberondongku dengan kata2nya yang bawel itu adalah Dewi, anak dari salah satu pamanku di Yogya.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS4_7eTfx9KBBSdTi0NskWmCHFcykpwFyBZrDQImrllDJ61Mujkhn767XhteYj2NXwARdg5k3eqHHJYvYEw9dn87bnU9bk3hyphenhyphenFw8Dh29HPzt4dqlKfG9QrCRYhh6cbZztj-wH5mqvS9ZLO/s1600/Lesbi-Cantik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="658" data-original-width="540" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS4_7eTfx9KBBSdTi0NskWmCHFcykpwFyBZrDQImrllDJ61Mujkhn767XhteYj2NXwARdg5k3eqHHJYvYEw9dn87bnU9bk3hyphenhyphenFw8Dh29HPzt4dqlKfG9QrCRYhh6cbZztj-wH5mqvS9ZLO/s640/Lesbi-Cantik.jpg" width="524" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<br />
<br />
Dewi ini memiliki wajah yang cantik agak oval, dengan hidung mancung dan kulit putih bersih. Tingginya sekitar 165cm dengan body proporsional aduhai dan ukuran bemper depan lumayan…yaaahhh 34B deh kira2. Dibelakang Dewi ada 2 lagi sepupuku yang juga gk kalah cantik yaitu Rani 160cm / 34B dan Anis adiknya yang memiliki tubuh lebih tinggi mungkin hampir 170cm dengan payudara kira2 seukuran lah dengan kakaknya.<br />
“Iya nih Ray, kenapa juga kamu gak ngabarin kita2? mang kamu cuma kangen sama Winda saja ya? Awas ya kamu..” Rani menimpali ocehan Dewi padaku.<br />
“Iya, rencananya aku hari ini mo jalan ke tempat kalian bareng Winda, tapi tadi pagi kata Winda kalian ber 3 malah mo kesini.<br />
<br />
Ya sudah tak tunggu saja disini. Sama aja toh… weeekk” sahutku cuek.<br />
“Hayo buruan masuk, Winda masih tidur tuh kayaknya..” ajakku kepada mereka.<br />
Dewi dan Rani saat itu seusia denganku (18 tahun) dan sama2 baru lulus SMU, sementara Anis 2 tahun lebih muda dan baru naik ke kelas 2 SMU.<br />
Biar gak bingung, Ketiga sepupuku inipun kemudian masuk ke dalam rumah. Aku mengikuti mereka dari belakang sambil senyum2 sendiri melihat kecantikan ke 3 sepupuku yang sudah 3 tahun tak bertemu ini. Ternyata hanya 3 tahun sudah lebih dari cukup untuk membentuk 3 remaja ingusan menjadi sosok2 wanita yang cantik dan sangat menawan seperti mereka.<br />
Dewi, dengan rambut lurus sebahu dan mengenakan kaos santai dan rok mini benar2 sangat membuatku penasaran, apakah dia senakal Winda sang empunya rumah ini yang semalam baru saja bercinta denganku. Sementara Rani dan Anis berpakaian lebih sopan dengan kemeja dan celana jeans panjang tapi tetap saja lekuk2 tubuh mereka membuat Ray juniorku bangun diam2 dalam sangkarnya.<br />
Tak lama kemudian, Winda keluar dari kamarnya. Nampaknya dia baru saja mandi. Dengan hanya memakai kaos model U Can See (my body).. dan celana batik kondor yang pendek banget. Dengan gaya cueknya dia menyapa ketiga bidadari lainnya ini…<br />
“Weyy… wess do theko toh? sorry, aku bar adhus..hehe” (Weyy… dah pada dateng ya? Sorry, aku baru aja selesai mandi)… gitu kira2 translatenya.<br />
Pagi menjelang siang itupun kami habiskan dengan bercanda ria sambil mengenang hal-hal konyol yang dulu sering kami lakukan bersama-sama saat masih kecil. Kami berlima ini memang dari kecil akrab sekali mungkin karena kami semua seumuran. Sementara sepupu-sepupuku yang lain rata2 berusia 4-5 tahun lebih tua, bahkan ada yang berusia 15 tahun lebih tua dariku.<br />
<br />
Sekitar pukul 15.00 Rani dan Anis pamit karena mereka katanya ada acara lagi dengan kawan2nya. Tinggallah aku, Dewi dan Winda.<br />
“Hehh… Win, kamu tu semalam cuma berdua sama si Ray? Pakde budhe lagi ke Magelang kan? tanya Dewi menyelidik.<br />
“Ho oh… untung ada Ray, kalo nggak malah sendirian toh aku?” jawab Winda.<br />
“hehehe… Ray, kamu ngaku aja deh semalam ngapain aja sama si Winda?” duuuhhhhhh…. aku benar2 terkejut tiba2 dapat pertanyaan yang to the point seperti itu.<br />
“yeee…. kamu mau tauuuu aja. Rahasia dong ah..” sahutku sambil coba2 memancing di air keruh.<br />
<br />
Karena kalau dari gaya bicara dan bahasa tubuhnya, sepertinya Dewi ini juga gak kalah berpengalaman dibanding Winda dalam urusan Sex.<br />
“Heee… kamu nih yaa… sok rahasia-rahasiaan sama aku…” katanya sambil mencubit genit perutku.<br />
Aku bukannya menghindar, malah kutarik aja Dewi dalam pelukanku. Kemudian kucium dengan cuek pipinya..<br />
“Hehhh… kok malah ngesun aku toh? dasar ya kamu ini..” katanya manja.<br />
Tapi Dewi gak marah sama sekali, malahan tangan kirinya melingkari pinggangku.<br />
“Win…. pasti kamu semalam ehem..ehem yaaa… aku kan tau kamu… dah deh ngaku aja” tanya Dewi semakin menyelidik.<br />
“hihihi… yo takonen si Ray wae tho Wi. ” Winda menjawab dengan sangat cuek.<br />
Aku semakin menangkap sinyal2 positif nih. Jangan2 Dewi dan Winda ini memang saling terbuka masalah sex.<br />
“tuh kan..!!! Ray, kamu semalam ML ya sama Winda”<br />
<br />
Deg..!!! kali ini aku beneran kaget dengan pertanyaan Dewi yang vulgar itu, terutama untuk seorang wanita Yogya seperti dia.<br />
“hehehe…” aku hanya menjawab dengan terkekeh.<br />
“Iiiihhh… kamu nih ya, udah deh kalo sama aku cuek aja. Rahasia terjamin kok… asal…. hihihi”<br />
“Asal apa?” tanyaku…<br />
“Asal aku juga boleh ikutan nyobain ini…” Sambil tangannya tiba2 memegang kontolku dari luar celana.<br />
<br />
“Tuh kan… belum apa2 aja kamu dah konak begini… hahahhaa”<br />
“hahaha… Iya Ray, kalo sama Dewi kita cuek aja kok. Aku sama dia selalu saling terbuka masalah sex, yang belum pernah kita lakukan cuma… main ber 3..hahhaa”<br />
fiuwww… aku terkejut sekaligus gembira dan horny meningkat membayangkan pesta sex dengan sepupu binal ku.<br />
” Ray… kontolmu gede banget sih? kamu ke mak Erot yah?” Tanya Dewi dengan mimik serius tapi seperti bercanda begitu dengan cueknya dia membuka celana pendekku yang kebetulan memang gak pake retsleting tapi cuma karet saja.<br />
“Enak aja… ini asli dong…uuhhh, enak banget sih Wi” sahutku sambil melenguh keenakan karena Dewi dengan santainya langsung mengemut kepala bajaku.<br />
<br />
“Ssssttt…. terus Wi… uhhh sedotan kamu lebih mantep dari vacum cleaner deh…”<br />
Dewi semakin bersemangat mengemut, menjilat dan menyedot2 kontolku. Posisi dia pun saat ini menungging sambil terus mengoralku. Posisi ini semakin memudahkanku meremas2 susunya yang kenceng banget itu.<br />
<br />
Kemudian kulihat Winda mendekati Dewi dari belakang. Dengan santainya dia meloloskan Rok dan Celana dalam Dewi. Sementara aku meloloskan kaosnya. Hingga saat itu Dewi pun sudah telanjang bulat di hadapanku dan Winda. Kemudian tanpa kusangka- sangka, tiba2 Winda berjongkok di belakang Dewi, Windapun mulai menjilati memek Dewi yang membuat Dewi semakin menggila mengoralku. Melihat kejadian ini membuatku semakin bernapsu untuk pesta sex dengan sepupu binal ku hingga hampir meledak orgasmeku yang pertama. Menyadari ini aku segera menyetop Dewi dari sepongan mautnya.<br />
<br />
Kemudian aku pun mulai menghisap-hisap putingnya. Dewi pun tiduran terlentang di Sofa. Aku mulai mengerjai payudaranya kiri dan kanan. Putingnya benar2 sempurna… mungil tapi sangat keras dan berwarna pink muda. Payudaranya sangat kenyal dan bahkan sedikit lebih kencang dibanding payudara Winda. Kemudian jilatankupun mulai bergerak ke arah pusar dan kemaluannya. Sebelum kujilat kemaluan Dewi, sebelumnya kucium dulu bibir Winda dengan ganas dan dia pun menyambut dengan tidak kalah liarnya.<br />
<br />
Kemudian Winda berdiri dan melucuti semua pakaiannya. Kemudia dia berjalan ke arah wajah Dewi dan mengangkangi Dewi hingga memeknya tepat berada didepan mulut Dewi. Sementara aku mulai mengorek2 dan menjilat2 kemaluan Dewi.<br />
Bau kemaluan Dewi ini sungguh harum. Selain itu bulunya benar2 dicukur habis hingga memek tembem itu kelihatan begitu merah merona. Mendapat serangan dariku Dewi semakin blingsatan, sementara Winda juga tidak kalah liar sambil terus menekan-nekan memeknya ke wajah Dewi…. Aku benar benar menikmati pesta sex dengan sepupu binal ku.<br />
<br />
“Sssttt…. ooohhh.. Wi… lidahmu penak Wi… terus sedot itilku Wi…” erang Winda..<br />
Kemudian akupun meminta Dewi untuk menungging. Sementara Winda beringsut dan berdiri dihadapan Dewi.<br />
Akupun mulai memasukkan kontolku ke dalam memek Dewi yang masih sempit banget…<br />
“Aaahhhh… Rayyy..Edaaannn, pelan-pelan Ray.. kontolmu gede banget..” Dewi agak terkejut ketika kepala kontolku mulai memasuki liang surganya. Akupun mulai menggenjotnya pelan-pelan…<br />
“ooohhh… Wii… memekmu sesek banget.. hhuufffftt…ooohhh..oohhhh…” erangku keenakan<br />
“Rayy… ooohhh penuh banget Ray…ooohh…ssstt…. genjot terus Ray…aahh…ahhh”<br />
<br />
Aku semakin bersemangat menggenjot Dewi, sementara Winda aku lihat mengocok-ngocok memeknya dengan jari-jarinya.<br />
Setelah sekitar 10 menit….<br />
“OOOhhh…Raayyyy…aku keluaarr…. oohh….”<br />
<br />
Dewi pun terkulai setelah mengalami orgasme yang Dahsyat. Sementara kontolku seperti tersiram air hangat didalam memeknya…. uuhhhh nikmatnya benar2 super duper dahsyat pesta sex dengan sepupu binal ku.<br />
Kemudian perlahan2 aku mencabut kontolku. Dan berjalan mendekati Winda yang kelihatan sudah sangat menanti kehadiran kontol kesayangannya ini. Windapun bersandar di dinding, sementara kakinya yang sebelah kanan dinaikkan ke sandaran kursi. Akupun sambil memeluknya lalu mulai menancapkan Kontolku ke memek Winda dalam keadaan berdiri.<br />
“Ahhh… Rayy… mantep banget sayangg….” erang Winda keenakan sambil mulai menggoyang pinggulnya.<br />
<br />
Goyangannya ini ternyata memiliki efek yang sangat dahsyat. Memeknya terasa seperti menyedot kontolku semakin dalam ke dalam rongga-rongga memeknya.<br />
“Ssttt…. memekmu legit banget sayang… aku pengen entotin kamu terus2an kalo begini” ucapku sambil mengulum dan menjilat daun telinga Winda.<br />
<a href="http://poker899.org/register.php">“Ahh… iya Ray, entotin aja aku terus Ray…. oohhh, kapan aja kamu mau kamu tinggal ngomong ke aku….</a><br />
oohhaahhh…sstt….oohhh”<br />
Winda semakin menikmati genjotan-genjotanku dalam memeknya.<br />
Kemudian Winda memintaku berbaring di karpet.. Rupanya dia sudah tidak sabar untuk posisi favoritnya waktu ngentot yaitu Woman on Top.<br />
Winda pun mengangkangi kontolku… kemudian menancapkan Kontolku ke dalam memeknya…<br />
Blezzz….<br />
“Ohhh…. Win, anjritttt… memekmu sempit bangettt” erangku keenakan.<br />
<br />
Dewi yang sudah mulai segarpun mendekati kami. Kemudian dia mencium bibirku dengan sangat liar. Tangankupun gak mau kalah meremasi payudara Dewi. Gak cukup dengan itu, Dewi kemudian mencium Winda dengan sangat liar, Winda pun mengimbangi ciuman Dewi sambil pinggulnya terus menggoyang kadang seperti goyang ngebor Inul, kadang goyang patah2 annisa bahar, dan masih banyak lagi deh.<br />
Tangan kiriku kumanfaatkan untuk meremas payudara kanan Dewi, sementara tangan kanan meremas payudara kiri Winda. Dua wanita gila sex ini pun semakin menggila. Kemudian Dewi memberikan payudaranya ke mulutku minta dihisap. Akupun menghisap pentil merahnya itu tanpa ampun membuatnya semakin terengah2. Sekarang tangan kiriku mulai mengocok memek Dewi, sehingga posisi kami saat itu betul2 saling memberikan kenikmatan satu sama lain. Kontolku menancap di memek Winda, jariku bermain di klitoris Dewi, Mulutku mengenyot payudara Dewi, sementara Dewi dan Winda masih terus berciuman dengan sangat liar dan saling memberikan Rangsangan.<br />
Tiba2 Winda berteriak…<br />
<br />
“Rayy…. aku mau keluar Ray…. ooohhh…..”<br />
“Aku juga Ray…. sstt… terus Kocok Ray…… ahhh..enak banget…”<br />
Sementara akupun sudah hampir sampai…<br />
dan mereka berduapun akhirnya orgasme bersamaan…<br />
“Raayyyyy…. ooohhhhhhh…” teriak mereka bersamaan…<br />
Akupun segera mencabut kontolku kemudian berdiri dihadapan mereka berdua.. Kemudian ku kocok dengan kecepatan tinggi karena aku sendiri juga sudah hampir orgasme.<br />
<br />
Dewi dan Winda sama2 membuka mulutnya menunggu tembakan2 liar dari kontolku… dan…<br />
“Aaahhhh….. ahhhh… ahhhh… aku keluaaaaaarrr…..” erangku keenakan sambil menembakkan pejuku ke mulut mereka berdua.<br />
Dewi dan Winda seperti tidak ada puasnya dan seperti berlomba menelan pejuku sebanyak-banyaknya.<br />
<br />
Kemudian mereka berdua segera menjilati dan menghisap kontolku secara bergantian. Semua bagian kontolku mulai dari kepalanya, batangnya sampai bijinya benar2 diusap habis dua lidah betina-betina muda dan sexy dari yogya ini.<br />
“Heee… gila banget kamu Ray… nyesel aku baru tau kalo kontol kamu segede dan sekuat ini” kata Dewi sambil tangannya terus mengelus-elus batang dan kepala kontolku.<br />
“hehehe… kamu sih gak pernah mau tanya-tanya ke aku… hahaha” sahutku bangga.<br />
<br />
Tak terasa ternyata saat itu sudah pukul 17.30 Kemudian kami pun mandi bersama-sama dan kembali melakukan pesta sex yang luar biasa sampai pagi.<br />
Saat ini Dewi berumur 32 tahun, memiliki 1 orang putri namun tubuhnya masih sangat terawat dan kami kadang2 masih melakukan pesta sex dengan sepupu binal ku saat aku sedang berkunjung ke Yogya, tentu saja tanpa sepengetahuan suaminya dong.<br />
Sementara Winda saat ini berumur 33 tahun, memiliki 2 orang anak. Winda tinggal di Kalimantan sekarang karena ikut dengan suaminya.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></b></span></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2178620911368392905.post-14422221787882194222018-04-14T13:11:00.001+07:002018-04-14T13:11:41.975+07:00CERITA SEX - RINTIHAN GADIS JILBAB<h3 style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><u>RINTIHAN GADIS JILBAB</u></span></h3>
<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/">Poker Online Terpercaya</a><br />
<a href="http://poker899.org/">Klik Disini...!!!</a><br />
<br />
<br />
Aku pernah berkenalan dengan seorang perawat di salah satu kota S, namanya Yanti dia yang aku kenal tidak banyak bicara tapi kalau sudah kenal ternyata dia supel sekali asyk diajak ngobrol, dengan jilbab yang menghiasi wajahnya tubuhnya kalau aku lihat montok dan berisi, pernah suatu ketika aku melihat dia memakai baju biasa tanpa jilbab.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8kcMNyOU2OArnaAzlYTQ9yjyJXZXINN_EjR5DQnlKqikE-8QnvCWUR2Ro2O2kzgiyDc7fBs9Mhqzw57e39eKow4vTzk7YMVEigYZjwUoBVJY4UwslzVyNCDGolrWvjNK9W1xgIdMof0Wp/s1600/hqdefault+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="359" data-original-width="270" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8kcMNyOU2OArnaAzlYTQ9yjyJXZXINN_EjR5DQnlKqikE-8QnvCWUR2Ro2O2kzgiyDc7fBs9Mhqzw57e39eKow4vTzk7YMVEigYZjwUoBVJY4UwslzVyNCDGolrWvjNK9W1xgIdMof0Wp/s640/hqdefault+%25281%2529.jpg" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bioskop Semi</a></b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<br />
Saat itu aku sedang main ke kosnya ternyta Yanti tambah seksi sekali, namun dia sadar akan kedatanganku jadi dia kembali masuk denga buru buru mengganti dengan pakain jilbabnya, seolah olah hasrtaku ingin menjamahnya, tapi dia selalu menolak ajakanku paling kita hanya berciuman dan tidak lebih dari itu.<br />
<br />
Siang itu Yanti kuajak jalan-jalan ke Penggaron, hutan wisata yang ada di sebelah selatan kota S. Setelah parkir, akupun mencari tempat yang nyaman untuk ngobrol dan strategis buat pacaran. Begitu dapat, kamipun asyik ngobrol ngalor ngidul. Tak sengaja, tanganku asyik mngelus-elus jemarinya di atas pahanya.<br />
<br />
Yanti pun menatapku dengan sayu. Segera kucium bibirnya yang mungil. Yantipun menyambut dengan antusias. Lidahnya dengan lincah memilin lidahku hingga membuatku tersengal-sengal. Kudekap erat tubuhnya, sambil tangan kananku meremas remas pantatnya yang bahenol.<br />
<br />
Tubuhnyapun bergetar hebat. Pelahan tanganku merayap menyingkapkan rok panjangnya dan ketelusupkan jemariku ke dalam celana dalamnya.<br />
<br />
“ Mas, jangan ahhh, malu dilihat orang” katanya sembari mencoba mencegah tanganku beraksi lebih lanjut.<br />
<br />
“Pindah tempat yuk, yang lebih aman,” ajakku sambil terus mencoba meremas payudaranya. Yanti langsung menggelinjang. Terasa buah dadanya yang ranum mulai mengeras, tanda bahwa Yanti mulai terangsang hebat.<br />
<br />
Matanya yang sayu jadi tampak mesum, tanda Yanti dilanda rangsangan berahi yang amat dahsyat. Kamipun segera berbenah diri, membetulkan pakaian yang sempat berantakan.<br />
<br />
Singkat cerita kami sampai di hotel P. Saat itu, hari sudah gelap. Setelah menyelesaikan urusan pembayaran hotel, kamipun segera masuk ke kamar 122. Sejenak aku dan Yanti merasa canggung. Maklum, selama ini nggak pernah ke hotel, apalagi hanya berdua dengan cewek manis.<br />
<br />
Sebenarnya aku sudah nggak tahan lagi ingin mencium dia lagi, dan tahu sendirilah selanjutnya. Tapi gimana lagi, lha wong Yanti hanya diam terpaku. Aku jadi malah takut, jangan-jangan dia menyesal telah mau kuajak nginap di hotel.<br />
<br />
"Em, lagi mikirin apa? Kok termangu-mangu ?" tanyaku sambil menghampirinya. Yanti hanya memandangku sekilas.<br />
<br />
"Sudahlah, tiduran saja di kasur, aku nanti biar tidur di sofa. Aku janji nggak akan menyentuhmu kecuali kalu Yanti pengen," kataku lagi sambil menuju sofa.<br />
<br />
Tiba-tiba Yanti menangis dan kuberanikan diriku untuk memeluknya dan menenangkannya, Yanti tak menolaknya. Setelah agak tenang kubisiki dia bahwa dia tampak cantik malam ini. Yanti tersenyum dan menatapku dalam, lalu memejamkan matanya.<br />
<br />
Kucium bibirnya, hangat, dia menerimanya. Kucium dia dengan lebih galak dan dia membalasnya, lalu tangannya merangkul pundakku. Kami berciuman dengan penuh nafsu. Kusibakkan jilbabnya yang menutupi lehernya lalu aku turun ke lehernya, Yanti pun mendesah “aaaahh.”<br />
<br />
Mendengar itu kuberanikan meremas payudaranya yang montok. Yanti mendesah lagi, dan menjambak rambutku. Setelah beberapa saat kulepaskan dia. Yanti sudah terangsang, kulucuti pakaiannya, kaos dalamnya kulepas, bra-nya, tampaklah gunung kembar yang pas dalam genggaman tanganku, dengan punting merah-coklat cerah yang telah mengeras.<br />
<br />
Kubasahi telunjukku dan mengelusnya, Yanti hanya memjamkan matanya dan menggigit bibirnya. Kulanjutkan melucuti rok panjangnya, dia memakai CD berenda putih transparan sehingga tampak sebagian rambut kemaluannya yang lembab. Sengaja aku tidak melepas jilbabnya, karena Yanti tampak lebih sexy dengan hanya memakai jilbab, namun telanjang bulat di bawahnya.<br />
<br />
Dan WOW, ternyata jembutnya tidak terlalu lebat dan rapi, rambut di sekitas bibir kemaluannya bersih, hanya di bagian atasnya. Dan vaginanya tampak kencang dengan clitoris yang cukup besar dan mulai basah.<br />
<br />
“Kamu rajin mencukur ya,” tanyaku. Dengan wajah memerah dia mengiyakan. Kupangku dia dan mulai menciuminya lagi, dan sapuan lidahku mulai kukonsentrasikan di puntingnya, kujilati, kutekan bahkan kugigit kecil dengan gigiku, Yanti menggelinjang keasyikan, dan mendesah-desah merasakan rangsangan kenikmatan.<br />
<br />
Tangan kananku mulai memainkan clit-nya, ternyata sudah banjir, kugesek klitorisnya dengan jari tengahku, perlahan-lahan, desahan dan lenguhan makin sering kudengar. Seirama dengan sapuan lidahku di puntingnya, Yanti makin terangsang, dia bahkan menjambak rambutku dan menekan kepalaku ke payudaranya,<br />
<br />
“Mas, enakh... banget...enakh...” Desahannya dan lenguhannya. Kira-kira 5 menit dari kumulai, badannya mulai mengejang dan “Mas... Yanti... mo... keluaaaarrr!” Sambil berteriak Yanti orgasme, denyutan vagina kurasakan di tangan kananku.<br />
<br />
Yanti kemudian berdiri. “Sekarang giliranmu,” katanya. Celanaku langsung dilucutinya dan akupun disuruhnya berbaring.<br />
<br />
<a href="http://poker899.org/register.php">Salah satu tangannya memegang kontolku dan yang lain memegang zakarnya, dia mengelusnya dengan lembut “mmmmhhh...,” desahku.</a><br />
<br />
“Enak ya, Mas.” Akupun mengangguk. Yanti mulai menciumi kontolku dan mengelus zakarnya, dan mengemutnya dan mengocoknya dengan mulutnya. Terasa jutaan arus listrik mengalir ke tubuhku, kocokannya sungguh nikmat.<br />
<br />
Aku heran, sejak kapan dia belajar mengulum dan mengocok kontol lelaki. Nampak dia sudah sangat mahir dalam urusan kocok mengocok kontol laki-laki.<br />
<br />
“Belajar darimana Em, kok lincah banget?, tanyaku.<br />
<br />
“Hmmm, aku pernah liat BF bareng teman-teman di kantor. Kayaknya enak banget, dan ternyata memang benar,”jawab Yanti sambil terus mengulum kontolku.<br />
<br />
Yanti tampak sexy dengan jilbab yang masih terpasang diwajahnya, namun telanjang bulat di bawahnya. Bibirnya yang mungil sibuk melumat habis kontolku.<br />
<br />
Kupegang kepalanya, kuikuti naik turunnya, sesekali kutekan kepalanya saat turun. Sesaat kemudian dia berhenti. “Mas, kontolmu lumayan besar dan panjang yach, keras lagi, aku makin terangsang nich.” Aku hanya tersenyum, lalu kuajak dia main 69, dia mau.<br />
<br />
Vaginanya yang banjir itu tepat diwajahku, merah dan kencang, sedang Yanti masih asyik mengocok kontolku. Saat itu aku baru menikmati vagina seorang wanita, aku mulai menjilati vaginanya, harum sekali bau sabun dan bau cairan vagina, dan clitorisnya sampai memerah dan kuhisap cairan yang sudah keluar, tiba tiba dia berteriak saat kuhisap vaginanya keras-keras.<br />
<br />
"Masss... I lovvve ittt, babbyy", dia menjerit dan aku tahu kalau dia lagi klimaks karena vaginanya sedang kujilat dan saat itulah saat pertama aku rasakan cairan wanita yang asam-asam pahit tapi nikmat.<br />
Setelah dia klimaks, dia bilang dia capai tapi aku nggak peduli karena aku belum selesai dan aku bilang ke dia kalau aku belum puas, saat itulah permainan dilanjutkan.<br />
<br />
Dia mulai melakukan gaya anjing dan aku mulai memasukkan kontolku ke sela-sela pahanya yang menggiurkan dan aku tarik dorong selama beberapa lama. Baru dijepit pahanya saja, rasanya sudah di awang-awang.<br />
<br />
Apalagi kalau kontolku bisa masuk ke vaginanya. Beberapa lama kemudian, aku bosan dengan gaya itu, dan kusuruh dia untuk berada di bawahku. Yanti memandangku dengan sayu. Segera kukulum puting payudaranya yang tampak mengeras itu, kontan dia melenguh hebat.<br />
<br />
Ternyata puting payudaranya merupakan titik rangsangnya. Dengan diam-diam aku mulai memasukkan kontolku ke dalam vaginanya yang ternyata sudah basah lagi. Perlahan kumasukkan, terasa sekali denyutan vaginanya.<br />
<br />
Vaginanya agak susah kumasuki, setelah kontolku masuk kira-kira ½, ada sedikit darah mengalir, ternyata dia perawan batinku, kubisiki dia “Em, sebentar lagi kau akan merasakan kenikmatan yang sesunguhnya”. Pelahan kugoyang kontolku, maju mundur, keluar masuk ke liang vaginanya.<br />
<br />
Rintihan kesakitan berubah menjadi desahan kenikmatan. Saat aku berada di atas Yanti, kujilati payudaranya yang memerah dan dia menjerit perlahan dan mendesah-desah di telingaku dan membuatku tambah bernafsu dan tanpa pikir panjang-panjang lagi, aku mulai menekannya dengan nafsu dan tentunya kontolku sudah masuk ke dalam vaginanya yang sangat nikmat itu.<br />
<br />
"Ooohh nikmat sekali rasanya", dia juga menjerit "Ssshh", seperti ular yang sedang mendekati mangsanya. 10 menit kemudian, dia memelukku kuat-kuat dan aku bingung tapi aku juga mengalami perasaan yang aneh karena sepertinya ada yang mau keluar dari kemaluanku,<br />
<br />
"Mass... aku mauuu keluaarrr" dan aku juga menjawabnya "Em... kayaknya akuu jugaa maauu..." nggak sampai 2 atau 3 menit, badanku dan Yanti sama-sama bergetar hebat dan aku merasakan ada yang keluar dari kontolku ke dalam vaginanya dan aku juga merasa ada yang membasahi kontolku dengan amat sangat.<br />
<br />
Setelah itu, Yanti terdiam karena kelelahan dan aku mulai mencium-ciumi bibirnya yang kecil dan mukanya. Aku mulai membelai-belai rambutnya dan karena dia terlalu kelelahan dia tertidur pulas.<br />
Badan kami penuh keringat dan aku pun berbaring di sebelah Githa.<br />
<br />
Selesai...<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Nonton Film Bokep Semi</a></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://streambioskop.com/">Klik Disini...!!!</a></span></b></div>
Selly Marianahttp://www.blogger.com/profile/01155842629212515821noreply@blogger.com0