Oh.. Tante Elvy
Poker Online Terpercaya...!!!
Klik Disini...!!!
Tante Elvy merupakan sebuah pengalaman sex yang tidak bisa aku lupakan karena hal ini aku bisa melakukan bercinta dengan tante yang melebihi usiaku pada saat ini yang mengijak ke 20 tahun dan tante ber umur 22 tahun tapi masih kelihatan seumuran dengan ku.
Memang
tante ini suka merawat tubuhnya di salon dan rutin dengan olah raga
jadi masih kelihatan muda sekali. Oh ya perkenalkan namaku Benny,
Ceritaku ini merupakan sebuah pengalaman pribadi dan aku ingin berbagi
kepada kalian semua Tante Elvy mempunyai wajah yang cantik dengan rambut
sebahu.
Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante Elvy yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya berukuran 36C.
Ditambah
lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu. Bodi tante
Elvy yang indah itulah yang membuatku tak dapat menahan birahiku dan
selalu berangan-angan bisa menikmati tubuhnya yang padat berisi.
Setiap
melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi
inspirasiku. Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah
bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku jalankan pelan keluar dari
gerbang rumah.
Di
kejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendirian.
Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku
terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari
belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir. Saat
itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Elvy.
Bersamaan
dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa
diajak kompromi alias ngaceng berat. Perlahan-lahan motor aku arahkan
agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Elvy.
“Eh tante Elvy Mau kemana tante?” sapaku.
Tante Elvy agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.
“Ehm.. Kamu Ben Tante mau ke kantor.
Kamu mau ke kampus?” tante Elvy balik bertanya.
“Iya
nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter
dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi,” kataku sambil
menawarkan jasa dan berharap tante Elvy tidak menolak ajakanku.
“Nggak
usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho” Suara tante Elvy yang
empuk dan lembut sesaat membuat kontolku semakin menegang.
“Nggak
apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat,” kataku
sambil mataku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu
mengenakkan bletzer dan celana panjang. Meski tertutup oleh pakaian yang
rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya yang
lekukannya tampak jelas.
“Benar
nih Ben mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah tante
bonceng kamu,” kata tante Elvy sambil melangkahkan kakinya diboncengan.
Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu.
Tapi
bagaimanapun aku tetap diuntungkan karena punggungku bisa sesekali
merasakan empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi.
Apalagi
ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante
semakin tambah menempel di punggungku. Pagi itu tante Elvy aku anter
sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan
senang.
Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku berdering. Segera saja aku angkat.
Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita. “Bisa bicara dengan Benny?”
“Iya saya sendiri?” jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.
“Selamat pagi Benny Ini tante Elvy…!,” aku benar-benar kaget bercampur aduk.
“Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?” kataku agak gugup.
“Pagi
ini kamu ada acara nggak Ben? Kalau nggak ada acara datang ke rumah
tante ya. Bisa kan?” Pinta tante Elvy dari ujung telepon.
“Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante,” jawabku.
Kemudian
sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai
membesar karena membayangkan tante Elvy. “Baiklah kalau begitu. Aku
tunggu ya. Met pagi Benny.. Sampai nanti!” suara lembut tante Elvy yang
bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.
Pagi
itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante Elvy untuk datang
ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana- mana. Sementara tanganku
masih saja mengelus-elus kontolku yang makin lama, makin membesar sambil
membayangkan jika yang memegang kontolku itu adalah tante Elvy. Karena
hasratku sudah menggebu, maka segera saja aku lampiaskan birahiku itu
dengan onani.
Aku
bayangkan aku sedang bersetubuh dengan tante Midha yang sudah telanjang
bulat sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyot dan
diremas. Mulut dan tanganku segera menyapu seluruh tubuh Tante Midha.
“Tante..
Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah,”
mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Elvy.
Jarum
jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi
dan berdandan. “Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante Elvy.
Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu dari dekat sayang,”
gumamku dalam hati.
Kulangkahkan
kakiku menuju rumah tante Elvy yang hanya berjarak 100 meter aja dari
rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk
pintunya.
“Ya, sebentar,” sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Elvy.
Setelah
pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante Elvy
yang aduhai dan berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan
celana street hitam dipadu dengan atasan kaos ketat berwarna merah
dengan belahan lehernya yang agak ke bawah.
Sehingga
nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang memang
montok luar biasa. Tante Elvy kemudian mengajakku masuk ke dalam
rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat
heran dengan apa yang dilakukan janda itu.
“Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?” tanyaku penasaran.
Senyuman
indah dari bibir sensual tante Elvy mengembang sesaat mendengar
pertanyaanku. “Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah
biar lebih rilek ngobrolnya sambil nonton TV,” jawab tante Elvy seraya
menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.
Sebenarnya
sudah sejak di depan pintu tadi kontolku tegang karena terangsang oleh
penampilan tante Elvy. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam
tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diajak kompromi karena semakin
besar aja.
Di
ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal besar diatasnya.
Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah.
Kami kemudian duduk berdampingan.
“Ayo Benny diminum dulu sirupnya,” kata tante padaku.
Aku
kemudian mengambil gelas dan meminumnya. “Benny. Kamu tahu nggak kenapa
aku minta kamu datang ke sini?” tanya tante Elvy sambil tangan kanan
beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.
“Ehm.. Eng.. Nggak tante,” jawabku.
“Tante
sebenarnya butuh teman ngobrol…. Maklumlah anak-anak tante sudah jarang
sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap
disana. Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian.
Kira-kira
kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus setiap hari
kok..!,” kata tante seperti mengiba. Dalam hati aku senang karena
kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas.
Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun
tentu akan menjadi kenyataan.
Poker Online Terpercaya...!!!
Poker Online Terpercaya...!!!
“Kalau
sekiranya saya dibutuhkan, ya boleh-boleh aja tante. Justru saya senang
bisa ngobrol sama tante. Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap hari
juga nggak apa kok” Tante tersenyum mendengar jawabanku. Akhirnya kami
berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV.
Enjoy
sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan-
anganku semakin melayang jauh. “Benny, udara hari ini panas ya? Tante
kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?” tanya tante Elvy yang kali ini
sedikit manja.
“Ehm..
Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin,”
jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak
menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos yang menutupinya. Mata Tante
Elvy terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, meski sebenarnya
birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing
bajuku.
“Kalau
panas dilepas aja ya Benny, biar cepet adem,” kata tante Benny sembari
membuka satu-persatu kancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku
telanjang dada.. Aku saat itu benar-benar kaget dengan apa yang
dilakukan tante padaku.
Dan
aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tambah terheran-heran
lagi dengan sikap tente Elvy pagi itu yang memintaku untuk membantu
melepaskan kaos ketatnya.
“Benny,
tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..,” pinta
tante Elvy dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan.
Dengan
sedikit gemetaran karena tak menyangka akan pengalaman nyataku ini, aku
lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Elvy. Dan apa yang
berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan kontolku
semakin tegang membesar serta jantung berdetak kencang.
Payudara
tante Elvy yang besar tampak nyata di depan mataku, tanpa terbungkus
kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat
sekali.
“Kenapa Benny Kok tiba-tiba diam?” tanya tante Elvy padaku.
“E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante,” jawabku spontan sambil menundukkan kepala.
“Ala..
enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan
selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Elvy sebenarnya sudah lama
pingin ini tante kan?” kata tante sambil meraih kedua tanganku dan
meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang montok.
“Ehm..
Tante.. Sa.. Ya.. Ee..,” aku seperti tak mampu menyelesaikan
kata-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Elvy semakin merapat ke
tubuhku.
“Benny..
Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut
sayang. Aku sudah lama ingin menimati kehangatan dari seorang
laki-laki,” rajuk tante Elvy sembari menuntun tanganku meremas payudara
montoknya.
Sementara
kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri
untuk menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan -
anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu tante Elvy aku
remas-remas.
Sementara
bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesra penuh gairah. Entah kapan
celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh kami berdua
sudah polos tanpa selembar kain pun menempel di tubuh.
Permaianan
kami semakin panas. Setelah puas memagut bibir tante, mulutku seperti
sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya
“Uuhh..
Aah..” Tante Elvy mendesah - desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung
puting susunya yang berbentuk dadu. Aku permainkan puting susu yang
munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. Sekali-kali putingnya aku
gigit hingga membuat Tante menggelinjang merasakan kenikmatan.
Sementara
tangan kananku mulai menggerayangi ‘memek’ yang sudah mulai basah. Aku
usap-usap bibir memek tante dengan lembut hingga desahan-desahan
menggairahkan semakin keras dari bibirnya.
“Benny..
Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasin tante sayang.. Tubuhku
adalah milikmu,” suara itu keluar dari bibir janda montok itu.
Aku
menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh moleknya.
Perlahan setelah puas bermain- main dengan payudaranya mulutku mulai
kubawa ke bawah menuju memek tante Midha yang bersih terawat tanpa bulu.
Dengan leluasa lidahku mulai menyapu memek yang sudah basah oleh cairan. Aku sudah tidak sabar lagi.
Batang
kontolku yang sudah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali merasakan
jepitan memek janda cantik nan montok itu. Akhirnya, perlahan kumasukkan
batang kontolku ke celah-celah memek. Sementara tangan tante membantu
menuntun tongkatku masuk ke jalannya.
Kutekan
perlahan dan.. “Aaah..” suara itu keluar dari mulut tante setelah
kontolku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya. Kupompa kontolku
dengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun
meluncur dari mulut tante yang sudah semakin panas birahinya.
“Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat..,” tante Elvy mulai menikmati permainan itu.
Aku
terus mengayuh kontolku sambil mulutku melumat habis kedua buah dadanya
yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku merasa sudah
hampir tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan
cairan sperma.
“Tante.. Punyaku sudah mau keluar..”
“Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach..” akhirnya tante tidak tahan lagi.
Kamipun
mengeluarkan cairan kenikmatan secara hampir bersamaan. Banyak sekali
air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hingga
kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru.
“Terima
kasih Benny. Tante puas dengan permainan ini. Kamu benar-benar jantan.
Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?” tanya beliau padaku.
Poker Online Terpercaya...!!!
Poker Online Terpercaya...!!!
Aku
tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang. “Aku
sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini
padaku. Karena sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh
tante yang montok ini” Tante Elvy tersenyum senang mendengar jawabanku.
“Benny
sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena
tubuh tante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau
tante kepingin.. kamu temani tante ya.,” kata tante Elvy kemudian. Aku
tersenyum dan mengangguk tanda setuju.
Dan
kami pun mulai saling merangsang dan bercinta untuk yang kedua kalinya.
Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa aku lupakan. Karena angan-
anganku untuk bisa bercinta dengan tante Elvy dapat terwujud menjadi
kenyataan.
Cerita Sex Tentang Tante Elvy
Reviewed by Selly Mariana
on
03.02
Rating:

Tidak ada komentar: